Rhinosinusitis Kronik
Patofisiologi Stagnansi sekresi mukus pada sinus media yang baik untuk pertumbuhan patogen Obstruksi mekanik (kompleks ostiomeatal) Edema mukosa (berbagai etiologi rhinitis etc.) Kebanyakan berasal dari sinusitis akut yang tidak ditangani dengan baik
Etiologi Virus Bakteri (aerob; infeksi sekunder; Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis) Infeksi dapat berkembang menjadi mixed flora, bakteri anaerob, dan jamur
Gejala Klinis Mirip dengan rhinosinusitis akut Lain-lain Obstruksi nasal Nasal discharge Nyeri tekan pada wajah Gangguan tidur Lain-lain Nyeri/tekanan pada telinga; pusing; halitosis; nyeri gigi; seluruh gejala yang meliputi iritasi nasal, faring, laring, dan trakea; disfonia
Kriteria Diagnosis Inflamasi pada hidung dan sinus paranasal dengan dua atau lebih gejala, salah satunya harus berupa nasal blockage/obstruction/congestion atau nasal discharge (anterior/posterior nasal drip) Nyeri wajah (terutama saat ditekan) Penurunan fungsi penciuman ≥ 12 minggu Endoskopi Polip nasal, dan/atau Mucopurulent discharge dan/atau edema/obstruksi mukosa terutama pada meatus media CT scan: perubahan mukosa pada kompleks ostiometal dan/atau sinus
Tatalaksana Tujuan Terapi Mengurangi edema mukosa Memperbaiki drainase sinus Eradikasi infeksi Terapi Antibiotik Surgery Dekongestan dan steroid topikal Kontrol faktor predisposisi
Referensi Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, Bachert C, Alobid I, Baroody F, et al. European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2012. Rhinol Suppl. 2012 Mar;(23):3 p preceding table of contents, 1-298.