ASUHAN KEPERAWATAN PX Gagal Ginjal Kronik (HEMODIALISIS)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KOMA UREMIKUM Darwis Dosen Jurusan Gizi
Advertisements

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Paskalis Lukimon (Ners)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Peredaran darah manusia
SINDROM NEFROTIK IGNATIUS WARSINO.
KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN GLOMERULUSNEFROTIK KRONIK
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
Gagal Ginjal Oleh Nugroho.
Sistem Kardiovaskular dan Gizi
OLEH: Ns. Titik Anggraeni, S.Kp.,M.Kes.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
Biokimia Pengasaman Urin.
Kebutuhan cairan dan elektrolit
ASUHAN KEPERAWATAN CHRONIC RENAL FAILURE
Askep gangguan system kardiovaskuler Ns. Yani Sofiani, M. Kep., SpMB
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
Gagal ginjal kronik Mardiana mustafa.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASUHAN KEPERAWATAN CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
Pemeriksaan Faal Ginjal
ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
GAGAL GINJAL KRONIK Tri Murti Andayani
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS
Asrina rahman
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
HEMODIALISIS TIM : GENITOURIA.
Farmakoterapi Gagal Ginjal
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
PERAWATAN TERMINAL GAGAL GINJAL KRONIK
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
PENYAKIT GINJAL KHRONIK
Anestesi Pada Gagal Ginjal
Sistem Ekskresi.
PENYAKIT HIPOKALEMIA.
ASPEK KLINIS HEMODIALISIS DAN CONTINOUS AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS ( CAPD ) WACHID PUTRANTO.
JUVENILE DIABETES By Ninis Indriani.
KELOMPOK VI GAGAL GINJAL AKUT & KRONIK
KONSEP DASAR DAN PRINSIP PERITONEAL DIALYSIS
ASKEP PADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Konsep Asuhan Keperawatan Klien dengan GGA
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
ASUHAN KEPERAWATAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
ASKEP EFUSI PLEURA By. Nurul Laili, S Kep. Ns.
Askep sindrome nefrotik
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
PATOFISIOLOGI PENYAKIT GINJAL ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASKEP COLITIS ULSERATIF
PATOFISIOLOGI PENYAKIT GINJAL ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Patofisiologi dan terapi penyakit ginjal
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
SISTEM EKSKRESI MASUK KELUAR.
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
TRAUMA ABDOMEN.
Keseimbangan Cairan, elektrolit, dan Asam Basa
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
SINDROM NEFROTIK Oleh: Aidan.
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
PATOFISIOLOGI DAN TERAPI PENYAKIT GINJAL
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
Transcript presentasi:

ASUHAN KEPERAWATAN PX Gagal Ginjal Kronik (HEMODIALISIS) OLEH : Ns. Nunung Ernawati, Mkep

Definisi GGK Suatu keadaan dimana fungsi filtrasi glumerolus menurun Keadaan kerusakan jaringan ginjal yang progresif dan irreversible dimana ginjal gagal membuang sampah metabolisme dan kelebihan air dari sirkulasi darah Sindroma klinis karena penurunan fungsi ginjal yg menetap akibat kerusakan nefron

Tahapan penurunan FS. Ginjal 1. Decrease renal reserve stage (Penurunan cadangan ginjal) Ginjal masih berfungsi antara 40 – 75 % Tidak memberikan gejala Kerusakan marginal, ginjal yang sehat mengalami hipertropi Tidak ada akumulasi sampah / sisa metabolisme

2. Renal Insufisiensi Ginjal masih berfungsi antara 20 – 40 % ( Fs Ginjal 75 % rusak ) GFR menurun sampai 25 % .Ureum dan kreatinin dalam plasma naik Tubuler Interstisial rusak sering menyebabkan poliuria akibat menurunnya reabsorbsi air , nocturia Anemia

3. Gagal ginjal GFR kurang dari 20% dari normalnya, semakin banyak nefron yang mati

4. End stage of renal disease ( Gagal ginjal stadium akhir) Fungsi ginjal menurun sampai kurang dari 5 % normal (90 % nefron rusak / 200.000 ribu nefron yang masih utuh) Seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus Pengaturan hormon dan zat yang diperlukan tubuh mengalami gangguan yang berat Akumulasi sampah metabolik meningkat dalam darah Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, pH Ureum dan kreatinin naik (sindroma Uremia) Asidosis metabolisme Anemia

Penyebab penyakit-penyakit Ginjal : 1.Penyebab dari ginjal sendiri al; Bawaan ( polikistic ginjal) Infeksi ( pyelonefritis, uretritis, glomerulonefritis) Keganasan sal. kemih Sumbatan ( batu atau strikture ) Imunologi : NTA,Sindroma Nefrotik Trauma ginjal 2. Penyebab dari luar ginjal; Penyakit sistemik : DM, SLE, Hipertensi Obat-obatan Infeksi; TBC, sifilis, malaria Preeklamsia

Gambar ginjal polikistic

Gejala klinis GGK : Kegagalan fungsi ekskresi, penurunan GFR, gangguan reabsorbsi, sekresi tubulus penumpukan toxin uremik gangguan keseimbangan cairan gangguan keseimbangan elektrolit gangguan keseimbangan asam basa

Manifestasi klinis

Uremia Yaitu penumpukan urea, kreatinin,atau bentuk2 nitrogen lainnya yg merupakan produk akhir dari metabolisme protein dan asam amino yg menyebabkan keluhan dan gejala gagal ginjal berupa mual, muntah,anoreksia, rasa logam dimulut, bau nafas uremik, pruritis, kelainan neuoromskuler, nyeri, HT, edema, bingung, serta ganguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

Manifestasi klinik uremia Umum: gelisah, malaise, letargi,koma Sistem syaraf: neuropati perifer, kram,mengantuk, kejang. Gastrointestinal: anoreksia, mual muntah,gastro enteritis. Kardiovaskuler : HT, kelebihan cairan tubuh, dehidrasi, perikarditis, decomp cordis. Pernafasan : sesak, pernafasan kusmaul, odema paru. Kulit : gatal2, pucat, purpura, hiperpigmentasi, ekimosis.

lanjutan Muskuloskletal : gx.pertumbuhan pada anak, kram, deformitas,nyeri tulang, pirai. Metabolik: gx.toleransi glukosa, hiperlipidemia, malnutrisi. Endokrin : hiperparatoidesme, disfungsi tyroid, amenore, infertilitas, disfungsi sexual. Saluran kemih: oliguria, nokturia, poliuria. Hematologi: anemia, kecenderungan perdarahan

Lanjutan.. Kegagalan fungsi hormonal penurunan eritropoitin penurunan vitamin D aktif gangguan sekresi renin

Penatalaksanaan GGK Konservatip Aktip : Dialisis : Peritoneal Dialisis Hemodialisis Tranplantasi

Gambar haemodialisa

Tujuan penatalaksanaan konservatif GGK Koreksi faktor reversibel yg dapat mempercepat kemunduran faal ginjal Koreksi gangg. Keseimbangan cairan dan elektrolit Pencegahan progresifitas kemunduran faal ginjal Pencegahan dan pengobatan gejala uremia

Secara garis besar pengeloaan GGK adalah Pengobatan penyakit dasar: pengendalian tekanan darah , regulasi diabetes, pengobatan infeksi. Pengendalaian keseimbangan air dan garam: Cairan disesuaikan dg produksi ureine 24 jam di tambah 500 ml. Asupan garam dikurangi Furosemide tdk bermanfaat pd fase lanjut. Monitoring BB dan produksi urine. Diet rendah protein - memperbaiaki keluhan mual - menurunkan BUN - menghambat progesifitas penurunan fungsi ginjal.

lanjutan Pengendalian tekanan darah: Target tekanan darah 125/ 75 mmhg. Diet rendah garam Pembatasan cairan mutlak dilakukan Pengendalaian gangg. Keseimbangan elektrolit dan asam basa : Diet rendah kalium Pengobatan gjl uremia spesipik: Anemia : Fe, asam folat, eritropoetin Pruritis :diet rendah protein, dipenhedarmine Mual : diet rendah protein Deteksi dini dan pengobatan infeksi Penyesuaian pemberian obat(hindari obat nefrotoksik). Persiapan dialisis dan tranplantasi.

Pemeriksaan Yang dilakukan : Tanda dan gejala Tekanan darah Sedimen kencing Radiologi Biopsi

Kimia darah : serum kreatin meningkat ( P: 0,6-1,0 mg/dl L: 0,8-1,7 mg/dl ) - BUN meningkat (5-15 mg/dl ) - Kalium meningkat (3,5-5,0 mEq/L) - Pospor meningkat ( 2,5-4,0 mg/dl ) - Calsium menurun ( 8,0-10,5 mg/dl ) - Bicarbonat menurun ( 22-28 mEq/L ) - PCO2 menurun ( 2-45 mmHg ) - PH menurun ( 7,35-7,45 ) - Hb menurun - Hct menurun ( 42%-50% ) - Kreatinin : 100-76 ml/mtinsufisiensi ginjal berkurang 75-26 ml/mt insufisiensi ginjal kronik 25-10 ml/mt GGK < 5 ml/mt GGT

Penatalaksanaan Medis : Pengobatan penyalit dasar : regulasi DM, koreksi obstruksi, pengobatan ISK Pengendalian keseimbangan air dan garam : Furosemid Pengendalian tekanan darah : obat hipertensihydralazyn, hydrokloride, prozasin, propanolol. Pengobatan gejala uremik : anemia diberika Fe,asam folat, eritropoitin Pruritus diberikan definhidramin, Mual muntah: antasida Deteksi dan pengobatan infeksi Deteksi dan pengobatan komplikasi Persiapan dialisis dan transplantasi

KONSEP KEPERAWATAN PENGKAJIAN Keluhan utama; Keluhan utama yang didpt biasanya bervariasi mulai dari produksi urine berkurang, tidak bisa BAK, selera makan menurun, gatal- gatal, nafas berbau, penurunan kesadaran b. Riwayat penyakit sekarang Kaji onset penurunan produksi urine, penrunan kesadaran, kelemahan fisik, perubahan kulit, nutrisi dll

c. Riwayat penyakit dahulu Kaji rwyt penyakit gagal ginjal akut, ISK, BPH, Batu sal. Kemih Kaji penyakit sistemik DM,HT, SLE pada masa lalu Kaji pemakaian obat-obatan nefrotoksik , rwyt alergi Kaji tindakan2 pembedahan berhub. Sistem perkemihan yang pernah dijalani

Pemeriksaan fisik Gangguan pada kulit : Pada keadaan uremia kulit akan menjadi pucat (anemia), kelabu, kering dan bersisik. Perubahan tersebut disebabkan oleh penumpukan pigmen dibawah kulit ( penimbunan urokrom) Gatal-gatal pada kulit disebabkan karenapenumpukan kalsium phospat dan toksin uremia bila digaruk dapat menimbulkan infeksi / luka

Gangguan keseimbangan cairan Dehidrasi atau over hidrasi Secara umum kebutuhan cairan pasien dlm 24 jam sekitar 500 cc + produksi urine dalam 24 jam Cara untuk memantau keseimbangan cairan : Menimbang BB setiap hari Mengkaji turgor kulit Odema TD naik

Gangguan kardiovaskuler Hipertensi (akibat penimbunan cairan garam, gangguan sistem renin angiotensin) Perikarditis ( 30%-60%) akibat toksin uremik dan infeksi menyebabkan nyeri dada dan sesak Gagal jantung kongestif akibat penimbunan cairan ,anemia, hipertensi uremic cardiomiopathy Odema

Gangguan pada Paru (pernafasan) Uremia dapat menyebabkan aktifitas mikrofag diparu berkurang shg pasien mudah terkena infeksi Oedem paru, pleuritis, pleural effusion Nafas kusmaul Nafas bau amoniak/fetor uremik Friction rub

Gangguan gastrointestinal Anoreksia, mual muntah akibat gangguan metabolisme protein diusus, terbentuknya zat toksin diusus seperti amoniak, metil quanidin dan sembab usus Faktor uremik karena ureum pada air liur diubah menjadi amoniak oleh bakteri Gastritis Esofagitis Stomatitis

Gangguan pada darah berkurangnya roduksi eritropoitin Anemia normokrom normositer yang disebabkan oleh: berkurangnya roduksi eritropoitin hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dan suasana uremic defisiensi besi dan asam folat perdarahan saluran cerna dan kulit

Gangguan fs. Trombosit Bleeding time memanjang Perdarahan akibat agregasi trombosit yang kurang

Gangguan fungsi leukosit Fagositosis dan kemotaksis berkurang Fungsi limfosit berkurang

Gangguan pada persyarafan Retless leg syndrome Burning feet syndrome Enselopati metabolik : lemah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor dan kejang Miopati : kelemahan dan hipertropi otot terutama ekstremitas proksimal

Gangguan psikososial Pasien dengan GGK akan menggunakan berbagai macam mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga keseimbangan psikososialnya.

Gangguan sistem endokrin Gangguan seksual : libido, ereksi, fertilitas menurun Gangguan toleransi glukosa Gangguan metabolisme vitamin D

Daftar diagnosis keperawatan Aktual/resiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d kongestif paru. Retensi cairan di intertitial alveolar paru Aktual/resiko tinggi kelebihan volume cairan tubuh b.d retensi natrium, peningkatan aldosteron Penurunan CO b.d perubahan kontraktilitas jantung Aktual/ resiko terjadinya penurunan perfusi serebral b.d perubahan PH cairan serebrospinalis sekunder terhadap acidosis metabolik aktual./resiko tinggi terjadinya aritmia b.d abnormalitas konduksi elektrikal jantung sekunder terhadap hiperkalemia Aktual/ resiko terjadinya kerusakan integritas kulit b.d akumulasi ureum dibawah kulit

Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan b.d kurangnya informasi Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d in take yang tidak adekuat Intoleransi aktivitas b.d kelemahan Kecemasan b.d krisis situasi/ancaman kesehatan Perubahan konsep diri b.d penurunan fungsi tubuh, koping maladaptif

DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan integritas kulit b/d penumpukan pigmen dibawah kulit, anemia, penumpukan kristal kalsium pospat, garukan, pembekuan darah abnormal, gangguan kelenjar dibawah kulit ditandai dengan kulit berwarna abu- abu, kasar dan kering, gatal infeksi kulit, perlukaan turgor tidak baik

Kriteria evaluasi: Kulit tidak terdapat luka, bersih dan bebas dari infeksi Klien mengerti tentang gangguan kulit dan cara penanggulangannya

Intervensi : Lakukan pengkajian pada kulit apakah ada perubahan warna, bentuk, turgor dan pembuluh darah Amati apakah terdapat memar, perdarahan dibawah kulit dan tanda-tanda infeksi Amati tanda2 anemia Observasi tanda2 oedema Jaga kebersihan kulit, bila gatal garuk dg ujung jari Oleskan krim yang dapat mengurangi gatal Kuku tidak boleh panjang Kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi rasa gatal Pantau pospat dan kalium darah Jelaskan masalah kulit yang dialami klien Berikan HE cara perawatan kulit

Diagnosa 2 Kelebihan volume cairan tubuh b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektolit ditandai dengan filtrasi glumerolus menurun, Kadar sodium dalam plasma naik, HT, Odem paru dan peningkatan tekanan vena jugularis

Kriteria evaluasi Klien memahami tentang pembatasan pemasukan cairan Klien akan mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit BB dipertahankan tdk kurang 1 kg diatas BB ideal TD dalam batas normal Pernafasan 16 – 24 x/ mt Tidak ada tanda2 oedema Resiko komplikasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit diperkecil

Intervensi Lakukan penyuluhan sesuai rencana Ukur TD secara berkala Amati tanda2 kelebihan cairan Timbang BB setiap hari Catat intake dan output cairan setiap hari Kolaborasi dg dokter : emberian kardiotonik ( digoksin, digitoksin), antihipertensi, deuretik, vitamin, antasida Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit : rendah protein dan tinggi kalori

Diagnosa 3 Gangguan kebutuhan aktivitas b/d perdarahan kehilangan darah sewaktu dialisis, uremia ditandai dengan kadar Hb rendah, sesak nafas, lemah, pucat

Kriteria evaluasi Hb, Ht dbn Gejala anemia hilang atau berkurang Klien mengetahui cara menghindari trauma untuk mencegah terjadinya perdarahan Tromborit sedikit dibawah normal atau dbn Klien dapat melakukan aktivitas sehari hari dan tidak lelah

Intervensi Diskusikan dengan klien akibat dari uremia Bersama-sama klien rencanakan aktivitas sehari- hari Kolaborasi pemberian obat yang mengandung zat besi 30- 60’ sebelum makan

Diagnosa 4 Gangguan rasa nyaman b/d neuropati perifer akibat uremia ditandai dengan kaki terasa ball, rasa kesemutan, kram otot, kaki terasa tidak kuat untuk digerakkan, kekuatan otot menurun, foot drop

Kriteria evaluasi Klien dapat bergerak atau berjalan dan dapt melakukan aktivitas sehari-hari

Intervensi Anjurkan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan kondisi klien Berikan dorongan ada klien untukmempertahankan aktivitas tersebut Lakukan latihan aktif maupun pasif Kolaborasi pada bagian physioterapi