Asuhan Kebidanan Masa Nifas dengan Mastitis Oleh NESA LIZARA 131033 FEBRIA RAMADHONA 131033 LAILATHUL HUSNA 1310332004 SHINTA MAYA SARI 1310332 SHINTA AULIA 1310332010 PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2014
Landasan Teori Mastitis Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Kadang-kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberikan tindakan yang adekuat. Abses payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis. Keadaan inilah yang menyebabkan beban penyakit bertambah berat (Sally I, Severin V.X, 2003) Mastitis merupakan reaksi sistematis seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan air susu.
Penyebab Mastitis Secara umum adalah akibat payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat. Juga bisa karena puting susu lecet, dan infeksi disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang masuk melalui lecet pada payudara.
Patofisiologis Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan, sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen (terutama protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi.
Gambaran Klinis pada Ibu Gejala mastitis infektif Lemah, mialgia, nyeri kepala seperti gejala flu dan ada juga yang di sertai takikardia Demam suhu > 38,5 derajat celcius Ada luka pada puting payudara Kulit payudara kemerahan atau mengkilat Terasa keras dan tegang Payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan yang berbatas tegas Peningkatan kadar natrium sehingga bayi tidak mau menyusu karena ASI yang terasa asin Gejala mastitis non infektif Adanya bercak panas/nyeri tekan yang akut Bercak kecil keras yang nyeri tekan Tidak ada demam dan ibu masih merasa naik-baik saja.
Prosedur Pemeriksaan Deteksi Dini Bila payudara penuh dan bengkak (engorgement), bayi biasanya menjadi sulit melekat dengan baik, karena permukaan payudara menjadi sangat tegang. Ibu dibantu untuk mengeluarkan sebagian ASI setiap 3-4 jam dengan cara memerah dengan tangan atau pompa ASI yang direkomendasikan. Sebelum memerah ASI pijatan di leher dan punggung dapat merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang menyebabkan ASI mengalir dan rasa nyeri berkurang. Teknik memerah dengan tangan yang benar perlu diperlihatkan dan diajarkan kepada ibu agar perahan tersebut efektif. ASI hasil perahan dapat diminumkan ke bayi dengan menggunakan cangkir atau sendok. Pembengkakan payudara ini perlu segera ditangani untuk mencegah terjadinya feedback inhibitor of lactin (FIL) yang menghambat penyaluran ASI.
Faktor yang mendukung terjadinya mastitis : Pengosongan yang tidak sempurna atau tertekannya duktus akibat pakaian yang ketat dapat menyebabkan ASI terbendung Pada kasus puting lecet, bayi yang tidak tenang saat menetek, dan ibu-ibu yang merasa ASInya kurang Kelelahan sering menjadi pencetus terjadinya mastitis Ibu harus senantiasa memperhatikan kebersihan tangannya karena Staphylococcus aureus adalah kuman komensal yang paling banyak terdapat di rumah sakit maupun masyarakat
Pencegahan Mastitis dan abses payudara sangat mudah dicegah, bila menyusui dilakukan dengan baik sejak awal untuk mencegah keadaan yang meningkat statis ASI, dan bila tanda dini seperti bendungan, sumbatan saluran payudara dan nyeri putting susu diobati dengan cepat. Ibu atau siapa saja yang merawat mereka perlu mengetahui tentang penatalaksanaan menyusui yang efektif, pemberian makan bayi dengan adekuat dan tentang pemeliharaan kesehatan payudara.
Penanganan yang dilakukan untuk penderita mastitis antara lain : - Beristirahat di tempat tidur bila mungkin. - Sering menyusui pada payudara yang terkena. - Mengompres panas pada payudara yang terkena, berendam air hangat atau pancuran hangat. - Meminjat dengan lembut daerah benjolan saat bayi menyusui untuk membantu ASI mengalir dari daerah tersebut. Pemberian antibiotic dan analgetik : - Amoxicillin 250-500 mg setiap 2 jam - Paracetamol 500 mg setiap 8 jam
Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dengan Mastitis
Tanggal pengkajian : 22 Desember 2014 Jam : 12.00 WIB MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “A” 2 MINGGU POSTPARTUM DENGAN MASTITIS Tanggal pengkajian : 22 Desember 2014 Jam : 12.00 WIB pengkaji : Bd. Tia,S.Keb I. Pengkajian Data Dasar Data Subjektif. A. Biodata Nama Ibu :Ny.”T” Nama suami :Tn. “I” Umur :25 Tahun Umur :29 Tahun Agama :Islam Agama :Islam Suku/ Bangsa: Indonesia Suku/ Bangsa:Indonesia Pendidikan :S1 Pendidikan : S1 Pekerjaan :Guru Pekerjaan :Apoteker Alamat :Jl. Minahasa 3 No.4
B. Keluhan Utama - Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya dengan normal. - Ibu mengeluh merasa nyeri pada payudaranya sebelah kanan. - Ibu mengeluh bayinya menjadi sering menangis dan rewel. C. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : Tidak Ada D. Riwayat persalinan sekarang Jenis Persalinan :Normal Tanggal persalinan :7-12-2014, jam 10.40 WIB Jenis kelamin :Laki-laki , BB : 3500 gr, PB : 49 cm Keadaan Anak :Baik
Plasenta :Lahir lengkap Jumlah Perdarahan :Normal Komplikasi/ Penyulit :Tidak ada E. Menyusui Frekuensi menyusui : ±3-5 kali sehari F. Riwayat KB Pernah mendapatkan konseling tentang KB : Pernah Pernah menjadi Akseptor KB : Belum pernah Jumlah anak yang diinginkan : 2 orang anak
Data Objektif Pemeriksaan Fisik KU :Baik Kesadaran :Composmentis TD :120/70 mmHg RR :22x/menit N :100x/menit Suhu :38,5°C
Pemeriksaan Khusus a) Inspeksi Kepala Rambut :Bersih dan tidak rontok Mata Sklera :Putih Konjungtiva :Merah muda Hidung :Bersih dan tidak ada polip Muka Closma gravidarum :Tidak ada Oedema :Tidak ada Mulut Caries gigi :Tidak ada Sariawan :Tidak ada
Telinga :Bersih dan tidak ada kelainan Leher Pembesaran kelenjar tyroid :Tidak ada Pembendungan vena jugularis :Tidak ada Dada Payudara :Tidak simetris (Yang kanan lebih besar&tidak beraturan) Papila mamae :Puting retak-retak Areola mammae :Menonjol
Abdomen Pembesaran :Normal Pelebaran Vena :Tidak ada Genetalia Lochea :Serosa Warna :Kekuningan Bau :Khas Perineum Episotomi :Ya Derajat laserasi : Derajat II Oedema :Tidak ada Tanda infeksi : Tidak ada
Anus Hemorrhoid :Tidak ada Ekstremitas Tungkai :Simetris Oedema :Tidak ada Varices :Tidak ada Ujung kuku :Bersih dan tidak pucat b) Palpasi Payudara :Teraba benjolan pada payudara kanan ibu TFU :Tidak teraba Nyeri tekan :Ya Kontraksi uterus :Baik Involusio uteri :Baik
Pemeriksaan Penunjang 1. Darah HB : 11 gr/dL Golongan darah : A c) Auskultasi Bising usus : Normal d)Perkusi Reflek patella : (+) Pemeriksaan Penunjang 1. Darah HB : 11 gr/dL Golongan darah : A 2. Urine Protein :(-) Reduksi :(-)
II. Interpretasi Data Dasar Diagnosa :Ibu P1 A0H1 2 minggu post partum dengan Mastitis tidak terinfeksi. Masalah :Bayi ibu tidak mau menyusu dan rewel. Kebutuhan :KIE Tentang perawatan payudara bengkak dengan Mastitis. III.Diagnosa/Masalah Potensial Diagnosa Potensial : Ibu potensial mastitis terinfeksi Ibu potensial abses payudara Masalah potensial : Bayi ibu potensial kurang nutrisi BB bayi ibu potensial tidak naik
IV. Tindakan Segera Perawatan Payudara V. Perencanaan 1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada klien 2. Beritahu ibu penyebab terjadinya mastitis 3. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar 4. Lakukan dan ajarkan klien untuk melakukan perawatan payudara 5. Anjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara secara rutin dirumah 6. Beritahu ibu tentang nutrisi yang dibutuhkan ibu dan bayi 7. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas 8. Beritahu ibu tentang kunjungan berikutnya
VI. Implementasi 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada klien Keadaan umum ibu : Baik TD : 120/80 mmHg Nadi : 100x/menit RR : 22x/menit Suhu : 38,5°C
2. Memberitahu ibu penyebab terjadinya mastitis Perlekatan pada payudara saat menyusui tidak tepat yang berakibat lecetnya puting susu ibu Ibu menunda waktu menyusui Ibu tergesa-gesa dalam menyusui Penggunaan bra yang ketat Ibu kelelahan
3. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar 1 3. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar 1. Susukan bayi segera atau selambatnya setengah jam setelah bayi lahir. Mintalah kepada bidan untuk membantu melakukan hal ini. 2. Biasakan mencuci tangan dengan sabun setiap kali sebelum menyusui. 3. Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah putting dan sekitarnya. 4. Ibu duduk atau tiduran / berbaring dengan santai.
5. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi: - Perut bayi menempel keperut ibu. - Dagu bayi menempel ke payudara. - Telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus. - Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting susu.
6. Cara agar mulut bayi terbuka adalah dengan menyentuhkan puting susu pada bibir atau pipi bayi. 7. Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukkan puting dan sebagian besar lingkaran/daerah gelap sekitar puting susu ke dalam mulut bayi. 8. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya. Pemberian ASI berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong tadi
4. Melakukan dan mengajarkan klien perawatan pada payudara : Mengompres bagian areola dan puting payudara ibu dengan minyak kelapa selama 2-5 menit Melakukan masase pada payudara ibu dari bagian pangkal atas payudara hingga puting dengan gerakan melingkar searah jarum jam Membantu memecahkan bendungan ASI pada payudara kanan ibu Mengompres payudara dengan air DTT (air hangat) dan air dingin secara bergantian selama minimal 10 menit
Perawatan payudara dilakukan setiap hari saat ibu mandi. 5. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara secara rutin dirumah Perawatan payudara dilakukan setiap hari saat ibu mandi. 6.Memberitahuibu tentang nutrisi yang dibutuhkan ibu dan bayi 7. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas Perdarahan yang hebat dan tiba-tiba serta bertambah banyak. Pengeluaran vagina yang baunya sangat menusuk. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung. Sakit kepala terus menerus, dan masalah penglihatan. Pembengkakan di wajah dan tangan.
8.Memberitahu ibu tentang kunjungan berikutnya Demam, muntah, sakit saat BAK, dan tidak enak badan. Payudara merah, panas, bengkak, dan sakit. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama. Merasa sedih, merasa tidak mampu merawat bayi. Merasa sangat letih/nafas terengah-engah. 8.Memberitahu ibu tentang kunjungan berikutnya
VII. Evaluasi 1. Ibu mengerti tentang informasi yang dijelaskan bidan 2. Ibu sudah tahu dan paham tentang hal-hal yang menyebabkan mastitis 3. Ibu sudah paham cara menyusui yang benar 4. Benjolan pada payudara kanan ibu sudah hilang 5. Ibu paham dan sudah dapat melakukan perawatan payudara sendiri 6. Ibu berjanji kan melakukan perawatan payudara setiap hari 7. Ibu sudah mengerti tentang nutrisi ibu dan bayi selama masa nifas. 8. Ibu sudah mngerti tentang tanda bahaya masa nifas 9. Ibu berjanji akan datang lagi ke bidan untuk memeriksakan dirinya dan bayinya.
Referensi Hellen, Farrer. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo . 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Saryono, dkk. 2009. Perawatan Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika