PARADIGMA FENOMENOLOGI dalam PENELITIAN ARSITEKTUR dari KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT Dr. Judy O. Waani, ST.,MT.
Latar Belakang Pembangunan berbasis kesehatan bisa mengangkat pengetahuan masyarakat sebagai suatu kearifan lokal. Perkembangan ilmu secara umum dan khusus ilmu kesehatan Mengangkat fenomenologi Husserl sebagai satu pendekatan dalam penelitian.
LIMA AKSIOMA: PARADIGMA FENOMENOLOGI Sifat realitas: Ganda atau multi realitas Hubungan yang mengetahui dan yang diketahui: Bersatu Kemungkinan generalisasi: Idiografik Kemungkinan hubungan sebab akibat: Bolak balik Peranan nilai dalam penelitian: Terikat
Metode Fenomenologi 1. Reduksi fenomenologis 2. Reduksi Eidetis 3. Reduksi Transendental
1. Reduksi Fenomenologis Tujuan: Untuk mengungkap esensi, hakikat objek diteruskan dengan reduksi pada kesadaran (subjek) sendiri. Caranya: Seluruh prasangka harus disimpan “dalam tanda kurung” dulu (misalnya tradisi, kepercayaan, asumsi, aksioma, teori atau hukum) dan kesadaran harus diarahkan pada fenomena yang tampak dalam segala aspek, perspektif, dan tahapannya.
2. Reduksi Eidetis Tujuannya: Mengungkapkan struktur dasar (esensi, “eidos”, atau hakikat) dari suatu fenomena (gejala). Caranya: “menunda dalam tanda kurung” sifat-sifat yang aksidental dan eksistesial tapi diarahkan pada esensial dari objek
3. Reduksi Transendental Tujuan: Menelusuri dan mengungkapkan sumber segala pemaknaan dalam kesadaran kita sendiri. Caranya: Menunda “dalam tanda kurung” keberadaan dari realitas secara keseluruhan.
Konsep Fenomenologi Husserl. Lebenswelt t n Kesadaran Reduksi Transendental t 2 Reduksi Eidetis t 1 Reduksi Fenomenologi t 0 Pengalaman
Struktur Intensionalitas Kesadaran Terdapat 4 aktivitas yang melekat dalam kesadaran yaitu: Intensionalitas adalah objektifikasi Intensionalitas adalah identifikasi Intensionalitas adalah korelasi (menghubung-hubungkan) Intensionalitas adalah konstitusi (menciptakan)
Metode Fenomenologi Husserl Tahapan Reduksi Intensionalitas 1. Data awal Catatan Lapangan Fenomenologi Objektifikasi Menunda Prasangka 2. Unit Informasi Eidetis Identifikasi Menunda Aksidental & Eksitetnsial menuju Esensial 3. Tema Transendental Menghubungkan Menunda realitas Keseluruhan 4. Konsep Konstitusi 5. Teori Lebenswelt (dunia yang disadari)
Tahap Penelitian A. Grand tour B. Mini tour: 1. Catatan Lapangan 2. Unit Informasi 3. Tema-tema 4. Konsep 5. Teori
14 KARAKTERISITK NATURALISTIK Konteks Natural Intrumen Manusia Pemanfaatan Pengetahuan tak terkatakan Metode Kulitatif Pengambilan Samper Purposive Analisis Data Induktif Grounded Theory
8. Desain sementara 9. Hasil yang disepakati 10 8. Desain sementara 9. Hasil yang disepakati 10. Modus laporan Studi Kasus 11. Penafsiran Idiographik 12. Aplikasi tentatif 13. Ikatan Konteks Terpusat 14. Keterpercayaan
Kriteria Keterpercayaan (trustworthiness) KONSTRUK KEBENARAN (kuantitatif) KETERPERCAYAAN (kualitatif) Nilai Benar Valitas Eksternal Kredibilitas Aplikabilitas Validitas Internal (kesahihan) Transferabilitas (keteralihan) Konsistensi Reliabilitas (keandalan) Dipendabilitas (ketergantungan) Netralitas Objektivitas Konfirmabilitas (kepastian)
EMPAT KRITERIA KETERPERCAYAAN (1) A. Kredibilitas Menguji keterpercayaan temuan dengan memperpanjang waktu tinggal, observasi lebih tekun dan dengan triangulasi (sumber lain, waktu lain, metode lain). Pertemuan dengan kolompok peneliti. Analisis Kasus Negatif. Menguji hasil temuan dengan rekaman vidio, audio dan foto. Menguji temuan dari sumber asal
EMPAT KRITERIA KETERPERCAYAAN (2) B. Transferabilitas Bergantung pada kesamaan antar konteks C. Dependabilitas Menggunakan teknik dalam kredibilitas Menggunakan metode overlap (triangulasi) Teknik replikasi bertahap Teknik audit
EMPAT KRITERIA KETERPERCAYAAN (3) D. Konfirmabilitas Bagi naturalis, realitas itu ganda, dalam arti mempunyai berbagai perspektif. Kebenaran itu value bound, terkait pada nilai. Oleh sebab itu naturalis tidak menggunakan istilah subjektif-objektif tapi konfirmabilitas.
4 KRITERIA PENGHENTIAN PENELITIAN Kehabisan Sumber Kejenuhan Kategori Kemunculan Ketidak Aturan Ekstensi Berlebihan
Analisis Induktif Teori Konsep Konsep Tema Tema Tema UI UI UI UI UI UI
TEMUAN TEORI RUANG BASUDARA
Temuan Penelitian. Konsep-konsep Tema-tema 1. Hak Pasini 1. Gelombang penjualan tanah 2. Strategi keruangan 3. Nelayan di daerah paka-paka omba’ 4. Toleransi membentuk jalan setapak 5. Pembangunan Kanisah Boulevard 6. Perubahan Muara Kuala Sario 7. Dermaga Kawasan Reklamasi 8. Daseng dalam permukiman nelayan 9. Aktivitas pembuatan rakit nelayan 10. Aktivitas nelayan pagi hari 11. Perubahan seting parkir prao 12. Aktivitas penangkapan ikan yang hilang 13. Aktivitas perayaan Paskah 14. Festival Figura 15. Aktivitas Maulud Nabi 16. Sekolah Pendidikan Islam 17. Aktivitas Taman Pengajian 18. Aktivitas ibadah Tazkir 19. Kintal sebagai tempat bekerja 20. Rumah sebagai tempat usaha 21. Ruang akhir taon 22. Aktivitas mengisi waktu puasa 23. Aktivitas kedukaan 24. Aktivitas kumaus 25. Aktivitas pernikahan 26. Puskesmas Sario 27. Aktivitas kantor kelurahan 28. Aktivitas olahraga pagi 29. Aktivitas memancing 30. Pengembangan hobi di Kintal rumah 31. Ruang bermain anak 32. Rumah sebagai tempat ibadah 33. Gereja Protestan 34. Ruang terbuka jemaat 35. Sekolah GMIM Kampung Sanger 36. Keyakinan hidup masyarakat 37. Aktivitas sholat 38. Masjid Firdaus 39. Ruang qurban 40. Ruang Kintal Kosong 41. Pembangunan rumah toko Temuan Penelitian. 1. Nilai Rumah Budel 2. Ruang Baku Mara 3. Ruang Hak Pasini 1. Hak Pasini 4. Ruang Ekspresi Kelompok 2. Eksistensi Ruang 5. Ruang Karakterisasi 3. Penyesuaian Diri 6. Ruang Tanpa Mancari 4. Konsensus Ruang Teori. 7. Ruang Sama-sama 5. Penanada Ruang. 8. Ruang Kesehatan Masyarakat 9. Ruang Tampa Bermain 6. Strategi Pertahanan Ruang. 10. Ruang Evanglisasi 7. Legitimasi Ruang. 11. Ruang untuk Beragama 12. Ruang Investasi Konsep-konsep Tema-tema
Struktur Bangunan Teori: Pasini dan Eksistensi Ruang Ikatan Basudara Ikatan Fisik Sosial
TEORI RUANG BASUDARA sumber: Waani, 2014 Ruang Basudara Hubungan satu darah keluarga Hubungan satu kampung asal Kampung Rumah & Kintal Permukiman Nilai Basudara sumber: Waani, 2014
VIVA UNSRAT TERIMAKASIH