Efisiensi Energi Industri TPT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI NASIONAL
Advertisements

The Development and Implementation of Lean Manufacturing Techniques in Indian garment Industry Oleh : Ravikumar Marudhamuthu, et. al.
PRESS CONFERENCE Januari 2013
PERINDUSTRIAN MEDIA PEMBELAJARAN VERRY A.J.M. SILALAHI,S.Sos.
Rintangan Pasar Global
Makalah Kunci (Keynote Speech)
PENDAPATAN NASIONAL Mengukur tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai dan perubahan serta pertumbuhannya dari tahun ke tahun $ DR. NURITA ANDRIANI.
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
PERMENDAG 35/M-DAG/PER/11/2011 KETENTUAN EKSPOR ROTAN DAN PRODUK ROTAN
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
Pengangguran di Indonesia
Company Logo Company LOGO COSTING / KALKULASI BIAYA PELATIHAN TEKNIK MERCHANDISING PADA INDUSTRI TPT 2008.
DIMENSI PEMBANGUNAN: KEDAULATAN ENERGI
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi dan Krisis Ekonomi
ANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH PADA PABRIK TEKSTIL
TERMINOLOGI Apa yang dimaksud dengan 1. MANAGEMENT ENERGY :
MASA DEPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERBARUKAN DI INDONESIA
EFISIENSI DAN KONSERVASI ENERGI RUMAH TANGGA
GROSS DOMESTIC PRODUCT
GEOGRAFI INDUSTRI M. KHAIDIR CP.
SEKTOR PERTANIAN.
INDUSTRI PERTEMUAN KE-3.
Transposisi HS 2017 dan Harmonisasi Perubahan Tarif Bea Masuk
Berita Resmi Statistik
Deputi Bidang Pengembangan Regional
Struktur Ekonomi Jawa Timur, 2016
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN I TAHUN 2014
PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DAN PROSPEK EKONOMI TAHUN 2013
PERTEMUAN IX USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
HARGA (SELALU) BARU BBM DAN DAMPAKNYA (SELALU) BAGI KONSUMEN
ASOSIASI PERTEKSTILAN INDONESIA
DATA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN II TAHUN 2015
PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017
PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM RANGKA MENDUKUNG PARIWISATA DAERAH
STRATEGI PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT
LEMBAGA PEMBIAYAAN BIDANG INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI
Jakarta, 26 Juni 2015 Kementerian Perindustrian
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
Pengaruh perdagangan terhadap perekonomian dalam negeri
PERTUMBUHAN INDUSTRI AGRO SAMPAI DENGAN PERIODE TW III 2016
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
INDUSTRI SEPEDA.
Macam penggunaan hasil produksi (expend)
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
KERJASAMA BILATERAL INDONESIA DAN AMERIKA DI BIDANG EKONOMI
GROSS DOMESTIC PRODUCT
24 November 2016 ARAHAN PRESIDEN RI Pada Acara Kompas CEO Forum.
PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
Pembangunan Ekonomi.
Efisiensi Energi Industri TPT
TERMINOLOGI adalah suatu proses ilmu dibidang energi untuk
Agribisnis dalam Perekonomian Indonesia
MOCHAMAD NURI BACHRUDIN
Mempercepat Transformasi Industri Manufaktur Untuk Mewujudkan Industrialisasi Indonesia Yang Berdaya Saing Global Presented by :
DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN NON LOGAM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT INDUSTRI TEKSTIL KULIT ALAS KAKI DAN ANEKA TAHUN 2018 Jakarta, 10 Januari 2018.
Proposal Skripsi “Analisis Pengaruh Keterbukaan Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Di Sumatera Utara” Oleh: Rohani M Siburian NIM: Dosen.
Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Prospek Ekonomi Sektoral
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL
MK :Manajemen Agrobisnis SKS : 2/1 Dosen : Dr. Ir. Rini Widiati, MS
Kerajinan Tekstil adalah
Teknologi Energi Angin & Air
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
PERHITUNGAN BIAYA PROSES (Process Costing)
Transcript presentasi:

Efisiensi Energi Industri TPT Profil Industri dan Upaya Implementasi Efisiensi Energi di Industri Tekstil dan Produk Tekstil Direktorat Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka September 2017

Kontribusi Industri Tekstil dan Produk Tekstil terhadap Perekonomian 1 Satu dari sepuluh industri prioritas dan industri andalan (RIPIN 2015-2035) Industri Tekstil Industri Strategis 2 Menyerap tenaga kerja langsung 2,69 juta orang atau 17,03% dari total tenaga kerja Industri Manufaktur pada Tahun 2015 bersifat padat karya 3 Nilai Ekspor Tahun 2015 US$ 12,28 miliar (8,17% ekspor nasional), dengan surplus USD 4,31 milyar 4 Berkontribusi 1,21% terhadap PDB Nasional pada Tahun 2015

Produk Tekstil (TPT) Industri Strategis Peran Industri TPT dalam Perekonomian Indonesia Satu dari sepuluh industri prioritas dan industri andalan (RIPIN 2015-2035) Surplus TPT selalu lebih dari USD 4 miliar (Tahun 2015 USD 4,31 milyar). Menyerap ± 2,79 juta orang atau 19,81% TK Industri Manufaktur (termasuk Industri Mikro Kecil) ITPT Terintegrasi mulai dari Industri Hulu (Industri Fiber), Industri Antara (Industri Benang dan Kain) sampai Industri Hilir (Industri Pakaian Jadi dan Barang Jadi Tekstil). Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Industri Strategis Nilai Ekspor US$ 12,28 miliar (8,17% ekspor nasional), 2015 Pangsa Pasar TPT di Dunia 1,53% merupakan peluang untuk terus meningkatkan ekspor Memenuhi 70% kebutuhan sandang dalam negeri Sifatnya yang padat karya menjadikan ITPT menjadi “Jaring Pengaman Sosial” disisi pendapatan penduduk. Berkontribusi 1,22% terhadap PDB Nasional Semakin terbukanya sistem perdagangan sebagai konsekuensi menjadi anggota WTO dan implementasi beberapa FTA, maka langkah yang harus dilakukan adalah meningkatkan “daya saing”

Keterkaitan Industri TPT Nasional 1. HULU (UPSTREAM) 2. ANTARA (INTERMEDIATE) 3. HILIR (DOWNSTREAM) FIBER MAKING (Pembuatan Serat) Prod. Synthetic Fiber SPINNING (Pemintalan) Prod. Benang Jahit, Benang Tenun dan Benang Rajut WEAVING (Pertenunan) Prod. Kain Lembaran KNITTING (perajutan) Prod. Kain Rajut DYEING, PRINTING FINISHING Prod. Kain Finish GARMENT (Prod. Pakaian) OTHERS TEXTILE (Barang Tekstil Jadi Lainnya) 31 perusahaan Kap : 2,99 Juta Ton Utilisasi : 57,4% 30.869 Orang TK Ekspor: USD 527 Juta Neraca : USD-1.4 M 288 perusahaan Kap : 3,41 Juta Ton Utilisasi : 65,4% 234,116 Orang TK Ekspor: USD 2.34 M Neraca USD +1.7 M 1.479 Prsh (IBS) & 131 Ribu prsh (IMK) Kap : 2,72 Juta Ton Utilisasi : 50,1% 662.227 Orang TK Ekspor: USD 1.67 M Neraca USD -2.93 M 2.830 Prsh (IBS) & 407 Ribu prsh (IMK) Kap : 2,08 Juta Ton Utilisasi : 58,9% 1.684.196 Orang TK Ekspor : USD 7.28 M Necara USD+6.88 M 735 perusahaan Kap : 0,59 Juta Ton Utilisasi : 50,4% 78.058 Orang TK Ekspor USD 0,50 M Neraca USD+0,02 M Sumber : Kemenperin data tahun 2015, BPS, diolah

PAKAIAN JADI /BARANG JADI POHON INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL BERBASIS PERTANIAN/PETERNAKAN SERAT BENANG KAIN PAKAIAN JADI /BARANG JADI

PAKAIAN JADI /BARANG JADI POHON INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL BERBASIS KEHUTANAN SERAT BENANG KAIN PAKAIAN JADI /BARANG JADI

PAKAIAN JADI /BARANG JADI POHON INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL BERBASIS KIMIA SERAT BENANG KAIN PAKAIAN JADI /BARANG JADI

Karakteristik Industri TPT Capital intensive Full automatic technology Large Scale The number of workers is small, but large output per worker. Very large energy absorption. Products: Natural Fibers, Synthetic Fibers and Fiber Rayon MMF. Polyester Staple Fiber Polyester Filament Yarn Nylon Filament Yarn Viscose/Rayon Fiber Natural Fiber Up-stream Fiber Making (Man-Made Fiber) Yarn: Cotton Yarn, Staple Yarn Staple Woven Fabric (Cotton Fabric, Filament Fabric, Staple Fabric ); Non-woven; Embroidery; Knitted Fabrics, Finished Fabrics Spinning Semi-intensive capital Modern high technology (growing rapidly) Labor is greater than the upstream sector. Large energy absorption Products: Yarns, Fabrics Gazette (Woven & Knitted), Weaving Mid-stream Knitting Dyeing/Printing/Finishing Labor intensive (mostly women). Technology has grown rapidly and combined between the labor-intensive and capital intensive. High flexibility with end customers in varied Products: Garments, Carpets, Bed linen, Curtain etc. Knit & Woven Garment. Wadding of textile materials and articles, Thread Cord Other Made Up Textile Articles Garment & Other Textiles Product /Household) Down-stream Sumber: API

STRUKTUR BIAYA INDUSTRI TPT NASIONAL Gambaran struktur biaya produksi normal. Sumber API, Asumsi Normal

Kebutuhan Energi Industri TPT Sumber: Dit. ITKAKA, diolah

Upaya Efisiensi Energi di Industri TPT Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT Program Efisiensi Air dan Energi - NEDO Program Peningkatan Daya Saing melalui Konservasi Energi dan Audit Energi Industri TPT

Program Restrukturisasi M/P Industri TPT Dalam perkembangannya Industri TPT dan alas kaki menghadapi berbagai permasalahan, salah satunya umur mesin yang sudah tua sehingga produktivitas serta efisiensi energi rendah, dengan rincian sbb :

Program Restrukturisasi M/P Industri TPT Kementerian Perindustrian meluncurkan Program restrukturisasi mesin/peralatan Industri TPT tahun 2007 dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta untuk meningkatkan daya saing industri. Program dilaksanakan dalam bentuk stimulan investasi sebesar 10% dari Investasi Mesin/peralatan yang dilakukan perusahaan. Program ini telah memberikan dampak positif berupa peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar 241.835 orang, peningkatan kapasitas produksi 14-22%, peningkatan produktivitas 7,65% dan efisiensi penggunaan energi 3,4%

Realisasi Pemakaian Energi rata rata per tahun Hasil Monitoring Penerima Bantuan Tahun 2011 s/d 2015 No Jenis Industri Jumlah industri Pemakaian energi (GJ)/ Tahun Sebelum pemasangan MP Baru Sesudah pemasangan MP Baru Selisih Ket 1 Pembuatan serat 6 4.726.439,66 4.995.853,83 269.414 6% 2 Pembuatan Benang 49 6.925.513,59 7.121.118,36 195.605 3% 3 Pembuatan Kain 101 6.927.260,13 7.207.579,80 280.320 4% 4 Pakaian Jadi 58 703.695,86 657.954,23 -45.742 -7% 5 TPT lainnya 22 1.212.371,52 1.317.694,88 105.323 9% TPT Terpadu 46 10.161.907,68 10.164.373,75 2.466 0,02%  Total 30.657.188 31.464.575 807.386 Pada jenis industri pakaian jadi terjadi pengurangan pemakaian energi sebesar 7%. Dari 282 perusahaan jumlah peningkatan penggunaan energi sekitar 807.386GJ/tahun atau meningkat sekitar 3%.

Program Efisiensi Air dan Energi - NEDO Electricity - Base line : 17.1 (TJ/year) - Project : 8.0 (TJ/year) - Reduction : 53% Total Energy - Base line : 82.7 (TJ/year) - Project : 45.0 (TJ/year) - Reduction : 45% Fuel - Base line : 65.6 (TJ/year) - Project : 37.0 (TJ/year) - Reduction : 43% Water - Base line : 364 (Kton/year) - Project : 220 (Kton/year) - Reduction : 39%

Program Efisiensi Air dan Energi - NEDO Energy & Water Consumption Machine Unit F/S Measuring Target Result Dyeing Machine   Electricity % 100 50 32 Fuel 71 57 Water 62 Dryer 60 79 49 46 Tenter 98 74 54 Total 59/47 48 60/57 Total Energy Consumption 60/55 53 Total Water Consumption 71/61 Good Not Optimum

Program Peningkatan Daya Saing melalui Konservasi Energi dan Audit Energi Industri TPT Dilakukan terhadap 8 (delapan) Industri TPT yang berlokasi di Banten dan Jawa Barat No. Nama Industri Jenis Produksi Sumber Energi Produksi Listrik Batu Bara [ton/bulan] BBG Solar [Liter] Besaran rata-rata Unit Daya Terpasang Rata-rata LPG [kVA] kWh/bulan [ton/bulan] 1 PT A Weaving 865 349,167 43   258,945 meter 2 PT B 2,180 1,172,483 87 1,034,797 3 PT C 1,082,404 843 3.25 495,128 Dyeing 58,467 Printing 1,231,812 4 PT D 5,190 5,595,594 862 1,657,719 7,265 836,919 5 PT E Spinning 5,440 2,175,939 4,630 kg 4,330 1,711,670 985 900,000 600,000 6 PT F 2,425 253,424 6,350 7 PT G 6,750 2,889,703 644 849,123 8 PT H 7,785 4,318,967 2,353 3,477,564

Program Peningkatan Daya Saing melalui Konservasi Energi dan Audit Energi Industri TPT PROFIL KONSUMSI ENERGI DALAM TOE (TONNE OIL EQUIVALENT)

Specific Energy Consumption Program Peningkatan Daya Saing melalui Konservasi Energi dan Audit Energi Industri TPT Specific Energy Consumption Specific energy consumption dinyatakan sebagai jumlah energi yang digunakan oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan satu satuan produk. NO Nama Industri Konsumsi Energi Produksi Intensitas Energi Nilai Satuan 1 PT A Listrik, Batubara Weaving 2.13 kWh/m 2 PT B 1.73 3 PT C Listrik, Batubara, LPG Weaving, 1.02 Dyeing -   Printing 4. PT D 3.57 5 PT E Spinning 9.12 kWh/kg 1.14 10.68 6 PT F Listrik 5.40 7 PT G Listrik, Solar 3.42 8 PT H Listrik, Batu Bara 5.53 Nilai SEC dihitung berdasarkan masing-masing proses produksi, yaitu; weaving, dyeing, spinning. Dari hasil audit yang dilakukan, nilai berkisar : Spinning 5,4 – 9,12 kWh/kg, Weaving 1,2 – 2,13 kWh/meter Dyeing 3,57 – 10,68 kWh/meter.

Program Peningkatan Daya Saing melalui Konservasi Energi dan Audit Energi Industri TPT EMISI GAS KARBON (CO2) Nilai emisi gas karbon dari suatu proses produksi dihitung berdasarkan jumlah energi listrik yang dikonsumsi dikonversikan dengan faktor kali (0.891MTCO2eq/MWh) yang berlaku untuk industri yang terintegrasi dengan jaringan pembangkit listrik JAMALI (Jawa-Madura-Bali), dan tertuang dalam surat edaran Kementrian Lingkungan Hidup B-277/Dep.III/LH/01/2009, 19 Januari 2009. Sedangkan untuk batu bara, nilai emisi yang diperoleh berdasarkan faktor konversi sebesar 0,374MTCO2eq/GCalori berdasarkan literatur GHG assessment handbook. No. Nama Industri Produksi Emisi Gas Carbon [MTCO2] Peluang Reduksi Emisi Gas Carbon [MT CO2 eq] Prosentase Penurunan 1 PT. A 5,692.20 929.33 16% 2 PT. B 16,226.76 716.00 4% 3 PT. C 72,803.40 2,274.70 3% 4 PT. D 104,139.84 5,184.00 5% 5 PT. E 144,742.32 3,934.00 6 PT. F 1,405.08 226.00 7 PT G 30,922.91 1,212.47 8 PT H 141,881.38 1,402.14 1%

PENURUNAN EMISI GAS KARBON Program Peningkatan Daya Saing melalui Konservasi Energi dan Audit Energi Industri TPT PENURUNAN EMISI GAS KARBON MT CO2 eq

TERIMA KASIH.