MORFOLOGI LARVA KARAKTER PEMBEDA KARAKTER STADIUM LARVA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FAUNA BAHARI II PERTEMUAN KE-7 JUNI TRIASTUTI, SPi., MSi
Advertisements

ENTOMOLOGI JURUSAN BIOLOGI NOER MOEHAMMADI, Drs; M.Kes.
KLASIFIKASI DASAR : TIPE DAN POSISI KAKI, TIPE CANGKANG GASTROPODA
METAMORFOSIS Tujuan : Mengenali proses metamorfosis dan tahap-tahapnya. Oleh : Marieta Purwaningsih.
Perkembangan Awal Gambar 6.1. Pola dasar embriogeni dari zigot sampai gastrula. Gambar 6.2. Perubahan struktur dari blatusla stereoblastula menjadi gastrula.
Filum Arthropoda-Kelas Myriapoda Made by : Raden Iqrafia Ashna www
BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM
FILUM KRUSTASE (CRUSTACEA) KELAS MALACOSTRACA
STRUKTUR TUBUH CRUSTACEA
ARTHROPODA Ciri – ciri :
POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI
KELAS POLYCHAETA.
FILUM UNIRAMIA Berasal dari bahasa Latin unus berarti satu dan ramo berarti cabang karena semua apendik pada ruas tubuhnya uniramus. Pada setiap ruas kepala.
3.2. SERANGGA Kita mempelajari serangga hama tidak hanya dari penampilannya saja, tetapi dari aktivitasnya, titik kelemahan dan kekuatan dalam siklus hidupnya.
FILUM KRUSTASE (CRUSTACEA)
ORDO PHTIRAPTERA (LICE) (Phtir = kutu, aptera = tidak bersayap)
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
Sistem Pernafasan Ikan
PADA BEBERAPA STADIA DALAM DAUR HIDUPNYA MEMPUNYAI :
Tahapan pada budidaya ikan 2
Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (DPT)
CRUSTACEAN DEVELOPMENT II: Embryology
Kelompok 7 :  Muhammad Raihan Ismail  Muhammad Shidqi  Miftahul Hidayati  Nabila Saskia  Nabilah Utami.
1. Morfologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan yang mencakup bagian- bagiannya. Bagian tubuh ikan mempunyai.
BIOLOGI ULAT SUTERA ANDI SADAPOTTO.
Phylum Arthropoda Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku,
Identifikasi Nyamuk.
Bab 8 KINGDOM ANIMALIA Filum Arthropoda.
PERAWATAN LARVA (Tahapan larva, Pemberian pakan)
Agung Dwi Putri Reza Lazuardi Muslim Agustino Rio Saputra
MORFOLOGI TUMBUHAN PEBI4107 ; (Pertemuan ke 4)
dr. Suri Dwi Lesmana,M.Biomed
Daur Hidup Makhluk Hidup
FILUM ARTHROPODA KELAS INSECTA DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 24 AGUS LAIDI ( ) AULIYANISA KHAYRA ( )
Filum Arthopoda Kelas chilopoda
Arthropoda.
Kelas Myriapoda 2800 species all are carnivorous
ARTHROPODA Arthropoda berasal dari bahasa Yunani :
STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN
PENYAKIT TUMBUHAN YANG DISEBABKAN NEMATODA
KELAS DIPLOPODA OLEH KELOMPOK : 25
BY: DR.YUNI KILAWATI, S.PI.,M.SI
Sistem Saraf Serangga Drs. Suyud Abadi, M.Si.
CRUSTACEAN APPENDAGES
Dosen Pembina Bambang Irawan
BAB IX KUNCI DETERMINASI ORDO-ORDO SERANGGA
Lobster Air tawar Redclaw (Cherax qudricacarinatus)
Program Studi Biologi STKIP Bina Bangsa Meulaboh (2013)
EMBRIOGENI DAN PERKEMBANGAN
MORFOLOGI CRSUTACEA MORFOLOGI CRUSTACEA DEWASA
PENGENALAN UMUM CIRI CIRI CRUSTACEA BATASAN CRUSTACEA
Morfologi Serangga Drs. Suyud Abadi, M.Si. Sulton Nawawi, S.Pd., M.Pd.
Assignment of biology C O M R A D E S H I P Disusun oleh :
Sarah Nahdah Zhaafirah S
METAMORFOSIS MULAI AKHIRI.
Disusun oleh : LIDYANA MAYA GOSAL
A. ARTHROPODA Ciri – ciri :
POLICHAETA JANNARIA : ERLIANA :
TOPIK : KINGDOM ANIMALIA SUBTOPIK : CRUSTACEA dan ARACHNIDA
IKHTIOLOGI Dosen : Dra. Rosidah, M.Si
KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP
LALAT By : HAJIMI, SKM, M.Kes..
INVERTEBRATA By Lili Andajani.
Chelicerata Arachnida o Tubuh terdiri dari cephalothoraks dan perut (abdomen) o Pada cephalothoraks tidak berantena o Terdapat sepasang alat capit o 4.
Bab 8 KINGDOM ANIMALIA Filum Arthropoda.
KISI-KISI UJIAN NASIONAL 2014
ARTHROPODA ( hewan kaki berbuku-buku )
Tubuh terdiri dari: Scolex = kepala Neck = leher Strobila = tubuh
MORFOLOGI SERANGGA UMUM
TEKNIK PEMBENIHAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BBPBAP) JEPARA- JAWA TENGAH DIAN VITASARI NIT
Transcript presentasi:

MORFOLOGI LARVA KARAKTER PEMBEDA KARAKTER STADIUM LARVA DESKRIPSI LARVA

PENGANTAR TUJUAN ALASAN KEPENTINGAN DAPAT MENYUSUN DESKRIPSI LARVA DAPAT MEMBEDAKAN STADIUM LARVA ALASAN KEPENTINGAN SEMUA LARVA CRUSTACEA HIDUP DI HABITAT YANG SAMA DENGAN DEMIKIAN PERBEDAAN MORFOLOGI DAPAT DIANGGAP SEBAGAI PERBEDAAN TETUA WALAUPUN ADA JUGA PERBEDAAN YANG TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN FILOGENI (DISTRIBUSI PIGMEN)

KARAKTER PEMBEDA Berdasar fungsinya karakter larva Crustacea dapat dibagi menjadi dua: untuk mengidentifikasi stadiumnya untuk membedakan dengan takson lain.

KARAKTER PEMBEDA KARAKTER YANG BIASA DIGUNAKAN SEBAGAI PEMBEDA ADALAH: ANTENA (T.U. EKSOPODIT) TELSON SETA PADA APPENDAGES NATATORIOUS MAKSILA (ENDOPODIT DAN SETA) MAKSILIPED (UKURAN SEGMEN PANGKAL, SETA) ANTENA, (KEBERADAAN SPINA) APPENDAGES LANJUTAN PADA SEGMEN ABDOMINAL SPINA (PADA BERBAGAI BAGIAN TUBUH) ROSTRUM

Karakter Yang Biasanya Digunakan Untuk Identifikasi Antena (terutama eksopoditnya); telson; seta pada appendages natatorius; maksila; maksiliped; spina pada antenna; lanjutan pada segmen abdominal, yang biasanya berupa spina, atau kuncup appendages; rostrum; spina pada karapaks; segmen-segmen pada maksiliped. Dari semua karakter tersebut, yang hampir selalu berfungsi sebagai pembeda adalah seta, yaitu yang berhubungan dengan jumlah dan lokasi, serta spina terutama lokasinya.

STADIUM LARVA CRUSTACEA NAUPLIUS METANAUPLIUS ZOEA (PROTOZOEA – MISIS) MEGALOPA

Karakteruntuk Mengidentifikasi Stadium Larva Alat geraknya, keberadaan appendages abdominal, dan jumlah seta pada maksiliped. Segmentasi juga digunakan untuk mengidentifikasi stadiumnya, tetapi harus diperhatikan bahwa pada beberapa taksa segmentasi berjalan lambat,

KARAKTER STADIUM LARVA KARAKTER DARI: Nauplius dan Metanauplius Protozoea Zoea Misis (Mysid, mysis) Pascalarva (Postlarva) Megalopa

Nauplius dan Metanauplius Tubuh nauplius terdiri atas bagian kepala dan telson saja, tanpa tagma dada dan abdomen. Telson tahap awal tidak dilengkapi dengan struktur apapun, tetapi pada tahap akhir nauplius biasanya muncul spina, seta, atau struktur lain yang jumlah dan susunannya khas untuk setiap takson sehingga dapat digunakan untuk identifikasi. Karakteristik lain yang khas nauplius: tidak memiliki mata majemuk, tetapi memiliki mata median yang sederhana (mata nauplius). Pada tahap akhir, mata median ini menjadi dua. Nauplius hanya memiliki tiga pasang appendages kepala, appendages ini berfungsi sebagai alat gerak, ketiga pasang appendages cephalic ini ketika dewasa akan menjadi sepasang antennula, antenna, dan mandibula.

KARAKTER NAUPLIUS TUBUH TERSUSUN DARI TAGMA KEPALA DAN TELSON TAGMA DANA DAN ABDOMEN BELUM TERBENTUK ALAT GERAK TIGA PASANG APPENDAGES CEPHALIC: ANTENULA, ANTENA, DAN MANDIBULA HANYA ADA SATU MATA: MATA MEDIAN (MATA NAUPLIUS) TAHAP AKHIR : TERDAPAT SPINA, SETA, DAN MUNGKIN STRUKTUR LAIN, MATA MEDIAN MENJADI DUA

Stadium nauplius Paraleptastacus brevicaudatus sampai 6 fase.

KARAKTER METANAUPLIUS ADA PENAMBAHAN SEGMEN TETAPI ALAT GERAK TETAP HANYA TIGA PASANG APPENDAGES CEPHALIC BOLEH JADI TELAH MUNCUL KUNCUP APPENDAGES TETAPI BELUM BERFUNGSI

METANAUPLIUS MODEL ARTEMIA

STADIUM ZOEA UNTUK KEPERLUAN PRAKTIS DALAM KULIAH INI STADIUM ZOEA DIBAGI MENJADI: PROTOZOEA ZOEA MISIS PASCALARVA

Protozoea Protozoea adalah stadium setelah metanauplius. Pada stadium ini telah ada penambahan segmen dan appendages, somit thorax sudah terbentuk, appendages kepala lengkap, juga telah ada maksiped I dan II. Bila sudah memiliki torakopoda yang berfungsi maka protozoea menjadi zoea.

KARAKTER PROTOZOEA SETELAH STADIUM NAUPLIUS (METANAUPLIUS) ADA PENAMBAHAN SEGMEN DAN APPENDAGES SOMIT THORAX SUDAH TERBENTUK APPENDAGES KEPALA LENGKAP TELAH ADA MAKSILIPED I DAN II

Zoea Zoea adalah larva Crustacea yang berenang dengan menggunakan appendages thoracic, biasanya memiliki duri panjang pada karapaks yang membantunya dalam mengarahkan gerak renangnya. Karakter khas zoea adalah: Tidak memiliki pleopoda yang berfungsi Setidaknya ada sepasang alat gerak torakopoda Biasanya memiliki sepasang mata majemuk.

KARAKTER ZOEA SETIDAKNYA ADA SEPASANG ALAT GERAK THORACOPODA TELAH BERFUNGSI TIDAK ADA PLEOPODA YANG BERFUNGSI ADA SEPASANG MATA MAJEMUK

Zoea Uca tangeri (Eydoux, 1835) berdasar pengamatan di laboratorium (Rodriguez, A., dan Paula, D.A., 1993, J. of Crustacean Biology 13 (3).

Misis (Mysid, mysis). Misis adalah zoea yang telah memiliki pereiopoda fungsional, semua torakopodanya memiliki eksopodit yang besar, eksopodit ini menjadi alat gerak (renang), karena itu sekarang larva ini dapat berenang mundur, tubuh vertikal dengan telson terangkat, dapat berputar pada sumbu vertikal, karapaks lebih rapat dan menutup hampir semua somit thorax, antena sudah tidak lagi berfungsi sebagai alat gerak.

KARAKTER MISIS MEMILIKI PEREIOPODA FUNGSIONAL SEMUA THORACOPODA MEMILIKI EKSOPODIT YANG BESAR DAN BERFUNGSI SEBAGAI ALAT GERAK ANTENA SUDAH TIDAK BERFUNGSI SEBAGAI ALAT GERAK KARAPAKS MENUTUPI HAMPIR SEMUA SOMIT THORAX

Pascalarva (Postlarva) Stadium ini adalah perkembanan lebih lanjut dari stadium mysis. Segmen dan appendages telah lengkap seperti hewan dewasa, termasuk pleon dan pleopoda, tetapi tetap berukuran kecil dan tidak pula mirip stadium dewasanya serta belum masak kelamin.

KARAKTER PASCALARVA SEGMEN TUBUH DAN APPENDAGES SUDAH LENGKAP SEPERTI DEWASA BENTUK TUBUH MASIH BERBEDA DENGAN STADIUM DEWASA UKURAN LEBIH KECIL DARI STADIUM DEWASA KEBANYAKAN MASIH BERSIFAT PLANKTONIK

Zoeal development in Uca tangeri

Dorsal view of abdomen and telson od the zoea and megalopa (Uca tangeri)

Dissodactylus nitidus; Zoea I – IV. (Pohle. 1989. J Dissodactylus nitidus; Zoea I – IV. (Pohle. 1989. J. of Crustacean Biology, 9(2):278-296).

Pagurus vetaultae; Zoea I – IV dan megalopa (McLaughlin, dkk. 1991. J Pagurus vetaultae; Zoea I – IV dan megalopa (McLaughlin, dkk. 1991. J. of Crustacean Biology, 11(2):277-291).

Megalopa Megalopa adalah stadium terakhir sebelum memasuki tahap hewan dewasa muda (juvenil). Megalopa memiliki tagma kepala, dada, dan abdomen, beserta dengan kelengkapan appendages pada masing-masing tagma. Megalopa hidup bentik. Karakter khas megalopa yang membedakan dengan stadium sebelumnya adalah adanya kaki renang (pleopoda) setidaknya satu pasang.

KARAKTER MEGALOPA MEMILIKI TAGMAN KEPALA, THORAX, DAN ABDOMEN BESERTA KELENGKAPANNYA APPENDAGES PADA MASING-MASING TAGMA LENGKAP BENTIK MAKROSKOPIK MIRIP STADIUM DEWASA

Stadium megalopa Uca tangeri (Rodriguez, A. , dan Paula, D. A Stadium megalopa Uca tangeri (Rodriguez, A., dan Paula, D.A., 1993, J. of Crustacean Biology 13 (3).

TUGAS SUSUN MAKALAH TENTANG DAUR HIDUP SATU JENIS CRUSTACEA DESKRIPSIKAN DENGAN BAIK SETIAP STADIUM SUSUN KUNCI DETERMINASI UNTUK MEMBEDAKAN MASING-MASING STADIUM SEMUA HARUS DIKERJAKAN SECARA MANUAL

BAHAN PRERSNTASI HABIS TERIMA KASIH