SISTEM BUDIDAYA ULAT SUTERA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SORGHUM SEBAGAI DIVERSIFIKASI PANGAN DI NUSA TENGGARA TIMUR
Advertisements

IKLIM DAN SUMBERDAYA AIR DALAM PERENCANAAN WILAYAH
Lengan robot Pemilah rumput laut
AGROINDUSTRI DWI PURNOMO.
Kandungan Gizi Pada Talas
KESEIMBANGAN SOURCE dan SINK
oleh: Klaster Agro LPPM UGM
PEMANGKASAN PADA TANAMAN JERUK
STAF LABORATORIUM ILMU TANAMAN
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
JAGUNG Jagung merupakan komoditi tanaman pangan utama
Anthorium bunga Syarat tumbuh Suhu 14 – 28 oC
Memahami isi PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Devi Nuraini A Dian Rahayu Dwi Agustiyanto Edi Kurniawan FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012.
Pengadaan Bahan Baku (Lanjutan)
PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT
Tentang Saya Nama : Eko Widayanto Nugroho, S.Pi Tempat/tgl Lhr : Temanggung, 14 Juni 1983 Kantor : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Brebes Jl. Yos Sudarso.
PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI
BIOLOGI ULAT SUTERA ANDI SADAPOTTO.
BUDIDAYA ULAT SUTRA Kelompok B 12
DUKUNGAN IPB DALAM PENGEMBANGAN SERAT RAMI
Pemuliaan tanaman menyerbuk silang
TEKNIK PENYIMPANAN UMBI-UMBIAN
TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG
HAMA DAN PENYAKIT ULAT SUTERA
KKP IPB 2010 DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN, KABUPATEN BREBES
Simplisia Bahan alam yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan apapun dan kecuali dinyatakan lain, umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
MANAJEMEN TERNAK POTONG
DORMANSI BIJI Adalah masa penundaan perkecambahan sampai waktu yg tidak ditentukan, dimana keadaan sekeliling & keadaan biji tersebut memungkinkan untuk.
IKLIM DAN HIDROLOGI UNSUR-UNSUR IKLIM
SEREALIA.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
BUDIDAYA DAN ANALISA USAHA TANI
MANAJEMEN TERNAK LEBAH MADU
BAB 7 KEGIATAN PASCA PANEN
RAS DAN STRAIN ULAT SUTERA
MELAKUKAN PEMANGKASAN (PRUNING) PADA BIBIT TANAMAN
Sistem Produksi Kelinci (Kelinci Potong)
Klasifikasi Makhluk Hidup
Pengawalan teknologi Pengawalan teknologi akan terus dilakukan selama kegiatan penanaman pisang di lapang, yaitu mulai dari persiapan bibit hingga penanganan.
KELOMPOK 1 1.MOTA EJA MONEKA 2. NIA MARLINA 3. MERINA 4. LAULA
PANEN DAN PASCA PANEN.
Nama : Andre J Ifnia Asrilia M. Jaelani M Ryan Ilham Yulia.S
SELAMAT DATANG DI BRIEFING PRAKTIKUM MANAJEMEN TERNAK NON RUMINANSIA KOMODITI ULAT SUTERA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Budidaya Tanaman Sirsak
ASPEK LINGKUNGAN SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus Sp.) Shinta Dwi Astuti G DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA.
BUDIDAYA ULAT SUTERA ANDI SADAPOTTO.
SISTEM BUDIDAYA ULAT SUTERA
SELAMAT DATANG DI BRIEFING ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK ULAT SUTRA
Di susun Oleh : CUCU ENDAH LESTARI
KELAPA SAWIT.
BUDIDAYA JAMUR KUPING Disampaikan pada Penyuluhan Petani Jamur Kuping
KEANEKARAGAMAN DAN KRITERIA HAYATI YANG HARUS DILINDUNGI
Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
AHMAD FARKHAN DELVIA ISTIANA MAULIDYA ALFI M . RANDY
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PADI
DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN. “MEWUJUDKAN HUTAN LESTARI, PERKEBUNAN PRODUKTIF MASYARAKAT SEJAHTERA MANDIRI ”
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
TEKNOLOGI BUDIDAYA KRISAN HIDROPONIK
Tanganku Bersih, Hidupku Sehat.
Briefing Praktikum MANAJEMEN PRODUKSI TERNAK NON RUMINANSIA
PRESENTASI PENGELOLAAN PASCA PANEN TANAMAN Plantago major
PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN
TUJUAN  U/ MEMPEROLEH PRODUKSI MAKSIMUM YG LESTARI
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
PASCA PANEN PHILODENDRON PASCA PANEN PHILODENDRON HADI FERIYANTO BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN
TEKNOLOGI PASCA PANEN TANAMAN HIAS HADI FERIYANTO BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN 1.
BUDIDAYA GANYONG Ganyong merupakan tanaman tropis yang tidak manja tahan terhadap naungan, Dapat tumbuh di segala jenis tanah dan iklim. tidak membutuhkan.
TBT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN KARET TEAM TBT SAWIT DAN KARET : Ir. Alridiwirsah M.M dan Andi Agus Suprianto S.P.
Transcript presentasi:

SISTEM BUDIDAYA ULAT SUTERA

Kelompok 12: Ratu Tintin P. 115050113111033 Yana Tria Sari 115050113111036 Mu’addimah 115050113111038 Dwi Ramandani 115050113111043 Dwi Cahyono 115050113111044

PENDAHULUAN Ulat sutera merupakan salah satu kekayaan sumberdaya alam Indonesia. Adapun ulat sutera yang biasa dibudidayakan adalah ulat sutera jenis Bombyx mori sebagai penghasil usaha benang sutera. KLASIFIKASI ILMIAH Phylum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidoptera Familia : Bombycidae Genus : Bombyx Species : Bombyx mori L.

Produksi Sutera Alam Indonesia 1991 1993 1994 2001 135 174 72,56 110.36 *Tahun/Ton *sumber: Departemen Kehutanan

Persiapan Budidaya Ulat Sutera Penyediaan Daun Murbei Jenis tanaman murbei yang biasa digunakan sebagai pakan ulat sutera yaitu Morus alba, M. multicaulis, M. cathayana. Kriteria Penanaman: Suhu: 21-23º C Ketinggian : 400-800 m dpl. pH : >6 a. M. Multicaulis b. M. Catayana c. M. Alba d. Bombycis lembang * 1 boks ulat sutera, dibutuhkan 400-500 kg daun murbei tanpa cabang atau 1.000 – 1.200 kg daun murbei dengan cabang.

Syarat: dekat sumber air, lingkungan harus Ruangan Pemeliharaan *Bangunan besar= 50 - 75 box *Bangunan kecil = 3-5 box. Syarat: dekat sumber air, lingkungan harus bersih, suhu ruangan 25-28ºC, kelembaban antara 75-85% cahaya dan sirkulasi udara cukup. Pemesanan Bibit a. M. Multicaulis b. M. Catayana c. M. Alba d. Bombycis lembang Terdapat empat jenis ulat sutera unggul yang memiliki produksi kokon yang tinggi dan dapat menghasilkan benang sutera dengan kualitas yang baik. Keempat ras ulat sutera tersebut adalah ras Cina, ras Jepang, ras Eropa dan ras Tropika.

Pemeliharaan Ulat Sutera Pemeliharaan Ulat-Kecil Ulat-kecil adalah ulat stadia 1 s/d 3. Pemeliharaan ulat kecil lebih susah dan lebih membutuhkan perhatian yang lebih banyak. Suhu yang dibutuhkan adalah 26-28 C, serta kelembaban 80-90%. 2. Pemeliharaan Ulat Besar Menurut Nurjayanti (2011) bahwa Ulat besar adalah ulat yang telah mencapai instar IV (12-13 hari) sampai akhir instar V (18-20 hari). Ulat besar memerlukan kondisi ruangan yang sejuk. Suhu ruangan yang baik yaitu 24-26° C dengan kelembapan 70-75%. Berhasil tidaknya pemeliharaan ulat sangat ditentukan dari keberhasilan pemeliharaan saat ulat kecil. Bila temperatur di atas 30 C ulat akan mudah diserang virus

Panen Dan Penanganan Kokon Panen dilakukan pada hari ke-5 atau ke-6 sejak ulat mulai membuat kokon. Sebelum panen, ulat yang tidak mengokon atau yang mati diambil lalu dibuang atau dibakar. Selanjutnya dilakukan penanganan kokon. Penanganan Kokon Pembersihan kokon Seleksi kokon Pengeringan kokon Penyimpanan kokon Berhasil tidaknya pemeliharaan ulat sangat ditentukan dari keberhasilan pemeliharaan saat ulat kecil. Bila temperatur di atas 30 C ulat akan mudah diserang virus

Pengembangan tanaman murbei unggul Upaya yang dapat dilakukan dalam budidaya ulat sutera untuk memperoleh produktivitas dan kualitas kokon serta benang sutera sesuai dengan target yang ditetapkan adalah: Pengembangan tanaman murbei unggul Pemilihan kualitas genetik bibit yang mempunyai kualitas dan kuantitas bagus Manajemen pemeliharaan yang baik Pembaharuan teknologi Perhatian pemerintah (Regulasi, kebijakan, penyuluhan peningkatan skill dan SDM peternak) Kontinuitas produksi Berhasil tidaknya pemeliharaan ulat sangat ditentukan dari keberhasilan pemeliharaan saat ulat kecil. Bila temperatur di atas 30 C ulat akan mudah diserang virus

Kesimpulan Budidaya ulat sutera merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan di Indonesia mengingat permintaan akan benang sutera yang kian meningkat. Terdapat beberapa hal yang dilakukan dalam budidaya ulat sutera yaitu terdiri dari penanaman daun murbei, pemesanan bibit, penyiapan ruang pemeliharaan, pemeliharaan ulat kecil, pemeliharaan ulat besar, dan panen serta penanganan kokon Kualitas dan produktivitas budidaya ulat sutera akan meningkat sesuai dengan target yang dicapai dengan melakukan beberapa upaya seperti yang telah dijelaskan slide sebelum nya. Berhasil tidaknya pemeliharaan ulat sangat ditentukan dari keberhasilan pemeliharaan saat ulat kecil. Bila temperatur di atas 30 C ulat akan mudah diserang virus

Y O U T H A N K 