Prof. Dr. B. Karno Ekowardono

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MENDENGARKAN Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung.
Advertisements

Pertemuan 11 Waktu belajar 100 menit
D I K S I Diksi : ketepatan pilihan kata
Wacana Dewi Puspitasari.
kalimat Pengertian kalimat
Sugeng rawuh ! Fb : sholihin aminarta.
KARANGAN ILMIAH Marlina, M.Pd..
WACANA.
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
KD: 12.1 Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentatif Tujuan: Siswa dapat menulis gagasan berupa penyampaian pendapat.
BAB I PENULISAN KARANGAN
SARANA KOHESI OLEH: HASTARI MAYRITA.
Wacana Dewi Puspitasari.
Wacana Deskriptif Wacana deskriptif adalah wacana/bacaan yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci dengan cara menjelaskan detail-detailnya.
Kalimat Efektif.
Ragam Bahasa Indonesia
BAHASA Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
RESENSI BUKU KELOMPOK 4.
MEMBACA KRITIS A. SYUKUR GHAZALI.
KARANGAN ILMIAH, ILMIAH POPULER, DAN NONILMIAH
Alinea Alinea atau paragraf adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi antarkalimat tersebut. Struktur alinea terdiri.
PEMAKAIAN KALIMAT.
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PEKALONGAN
HAKIKAT MENULIS.
TEKS ANEKDOT.
RELEVANSI BERBICARA.
BAB VIII. PARAGRAF DALAM TULISAN Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menerapkan paragraf yang benar dalam tulisan Paragraf adalah kalimat-kalimat yang bertalian.
RAMBU-RAMBU PEMBELAJARAN
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
KOMUNIKASI BAHASA.
PARAGRAF.
KARANGAN RINI ASTUTI S.I.KOM., MM.
Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
Karangan Ilmiah, Ilmiah Populer, dan Nonilmiah
Pertemuan 11 Waktu belajar 100 menit
Modul 2 Kegiatan Belajar 1
KARANGAN RINI ASTUTI S.I.KOM.,MM.
Pola Pengembangan Paragraf
BAHASA Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Ragam,bentuk, dan makna bahasa
KALIMAT Kalimat: rentetan kata yang disusun sesuai kaidah yang berlaku/bagian teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran secara utuh.
PARAGRAF ABDUL HALIM ( ) HELDA YANTI ( ) SUDARLIAH ( )
KARANGAN ILMIAH, ILMIAH POPULER, DAN NONILMIAH
KONSEP DASAR KETERAMPILAN BERBICARA 2
TATA BAHASA FUNGSIONAL
PARAGRAF/ALINEA Pertemuan 7
BAHASA INDONESIA KELAS / SEMESTER : X / I STANDAR KOMPETENSI : MENULIS
Penggunaan Aspek Kebahasaan dalam Penulisan Karya Ilmiah
Paragraf/ Alinea Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasn.
JENIS DAN HAMBATAN KEGIATAN BERBICARA
TULIS POKOK BAHASAN PERTEMUAN NAMA DOSEN NAMA PRODI & FAKULTAS.
SEJARAH ANALISIS WACANA Analisis wacana sebagai sebuah disiplin ilmu (linguistik makro) mulai berkembang sejak tahun 1960-an.
السلام عليكم Bahasa Indonesia TOPIK 2.
MENULIS DAN MENGARANG Tulisan yang telah tercipta didukung oleh beberapa unsur dan berada pada satu garis pemahaman, yaitu bersama mengungkapkan gagasan.
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
Reza Praditya Yudha, M.Ikom
KELOMPOK VI NAMA : Farid M Z Hilman S Erlangga G Zulfahmi.
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Judul Presentasi Sub Judul.
KONSEP DASAR PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
PERENCANAAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Paragraf / Alinea Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu.
PARAGRAF DAN WACANA.
Resensi buku pengetahuan. Pengertian resensi Resensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya. Karya yang dimaksud disini bisa berupa berupa buku.
PARAGRAF/ALINEA DAN POLA PENGEMBANGANNYA
MEMBACA KRITIS A. SYUKUR GHAZALI. PERINGKAT MEMBACA MEMBACA PERINGKAT RENDAH MENGENAL BENTUK HURUF MENGENAL UNSUR KEBAHASAAN (KATA, FRASE, KALIMAT, DLL.
PENDAHULUAN JIKA ANDA INGIN DAPAT MENULIS SUATU KARYA ILMIHA MAKA YANG HARUS ANDA MILIKI ADALAH KEMAUAN KEMAUAN YANG KERAS AKAN DAPAT MEMOTIVASI DIRI.
HAKIKAT KARYA ILMIAH Setyawan Pujiono, M.Pd PBSI FBS UNY
HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAB I.
Deskripsi EksposisiPersuasi Argumentasi Narasi Gambaran Paparan/ Penjelasan Pengaruh Pendapat Cerita.
Transcript presentasi:

Prof. Dr. B. Karno Ekowardono TATA WACANA Prof. Dr. B. Karno Ekowardono

(UNSUR SUPPRASEGMENTAL) TUTURAN Parole BAHASA langue WACANA (DISCOURSE) UJARAN (UTTERANCE) TOPIK= gagasan KONTEKS KALIMAT VERBAL NON VERBAL KATA (UNSUR SEGMENTAL) (UNSUR FATIS) INTONASI (UNSUR SUPPRASEGMENTAL) (UNSUR MELODIS) SOSIAL KULTURAL MENTAL ASPEK FONOLOGIS BUNYI FONEM ASPEK SEMANTIS MAKNA LEKSIKAL ASPEK GRAMATIS TATA BAHASA ASPEK PARADIGMATIS ASPEK SINTAGMATIS MORFOLOGI MORFOFONEMIK SINTAKSIS FRASEOLOGI

KOMPONEN GAGASAN Gagasan sebuah wacana tidak bisa diketahui org lain sebelum dinyatakan dg kalimat yg diolah dg konteks tertentu. Gagasan yang dijabarkan dg kalimat/kalimat-kalimat yg diolah dg konteks itu tidak berupa makna kalimat atau kata, melainkan berupa isi wacana. Kalau kita membaca sebuah novel, misalnya, kita ingin tahu isinya. Isi itu dipahami/diketahui melalui proses penafsiran isi. Penafsiran isi sebuah wacana bisa dilakukan secara objektif dan atau secara subjektif (berdasarkan kese-pahaman antara penutur dan mitra tutur). Tafsiran objektif berupa informasi, tafsiran subjektif berupa maksud, sasmita, atau implikatur. Jika gagasan dlm wacana itu ditindaklanjuti, itu tindak lanjut di luar bhs.

BERBAHASA  BERTUTUR= BERWACANA (berkomunikasi dg bhs) LISAN produktif = bertutur reseptif = mendengarkan/memahami berganti-ganti dari topik yg satu ke topik yg lain TULIS produktif= menulis/mengarang reseptif = membaca Penutur menyampaikan informasi; wacananya di-tafsirkan bjektif  lokusi Penutur berwacana yg mengandung maksud, sasmita, atau implikatur  ilokusi Penutur menyampaikan informasi atau sasmita yg ditin-daklanjuti oleh mitra tutur  perlokusi

ISI WACANA  APA SAJA bhs, sastra, politik, ekonomi, gender, hukum, dst Ahli politik,. misalnya, menganalisis wacana politik untuk mengungkap isi wacana ttg politik. Analisisnya dilakukan secara kritis, dg mempertimbangkan kebenaran yg terungkap dlm berbagai wacana dan yg terjadi di masyarakat.  AWK Bagi Ahli (Pend ) Bhs dan Sastra, awk tak hanya mengungkap apa isi wacana, tetapi juga bagai-mana isi wacana itu diungkapkan dengan sarana bhs, dan mengapa demikian. Dlm pengungkapan itu dipertim-bangkan semua apek wacana, termasuk konteks verbal dan konteks nonverbalnya.

KONTEKS NONVERBAL Dlm proses komunikasi, pengungkapan gagasan dg satuan bahasa oleh penutur dilakukan dg mem-pertimbangkan konteks nonverbal, baik konteks so-sial (kemasyarakatan), kultural (kebudayaan), mau-pun mental (kejiwaan). KONTEKS SOSIAL  hub. antara penutur dg mitra tutur, dan yg dipertuturkan dlm masy bhs, yaitu su-dah kenal/belum, akrab/tidak; statusnya sama/lebih rendah/lebih tinggi; usianya sebaya/lebih muda/le-bih tua; tampilannya keren/tidak keren. KONTEKS KULTURAL  adat-istiadat/kebiasaan ma-syarakat , tradisi, ekspressi lisan/tulis, seni, kesopan-an/kesantunan, kepercayaan, agama, upacara, ritual, teknologi

KONTEKS MENTAL (KEJIWAAN)  perseorangan, kelompok, keluarga,mayarakat Suasana gembira, damai, sedih, panas, marah, gugup, grogi, tertekan, terancam, permusuhan, persaingan, kekhawatiran, ketakutan.

PERANAN KONTEKS NONVERBAL BAGI PENUTUR Menentukan kode (bhs, ragam bhs –baku/tak baku/dialek, resmi/tak resmi/ sastra/nonsastra/ipteks-- alih kode, campur kode). Menentukan jenis wacana (dasar/luas/ kompleks/lebih kompleks; arasi/eksposisi/deskripsi/argumentasi/persuasi; dialog/monolog) dan tipe wacana (koordinatif/subordinatif/campuran). Menentukan modus tuturan (deklaratif, interogatif, imperatif, eksklamatifsesuai dg tujuan komunikasi. Menentukan gaya kalimat permutasi/pemasifan untuk pengaturan topik-komen/tema-rema; kalimat langsung/tak langsung; penggabungan atau pengurutan kalimat.

Menentukan diksi dipilih kata denotatif/konotatif/konseptual/ metaforis, idiomatis/simbolis/ umum/khusus/ monotafsir/taksa/ kata utuh/kependekan/bersajak/tak bersajak

BAHASA (LANGUE) LANGUAGE TUTURAN (PAROLE) SPEECH WACANA WACANA DASAR WACANA LUAS WACANA KOMPLEKS WACANA YANG LEBIH KOMPLEKS

WACANA DASAR WACANA LUAS WACANA KOMPLEKS WACANA YANG LEBIH KOMPLEKS 1 KALIMAT / LEBIH 1 TOPIK KONTEKS TERTENTU WACANA LUAS 1 TOPIK BEBERAPA WACANA DASAR KONTEKS TERTENTU WACANA KOMPLEKS 1 TOPIK BEBERAPA WACANA LUAS (= BAGIAN) KONTEKS TERTENTU WACANA YANG LEBIH KOMPLEKS 1 TOPIK BEBERAPA WACANA KOMPLEKS (= BAB) KONTEKS TERTENTU

1. WACANA TOPIK SATUAN BAHASA KONTEKS 1 TOPIK SATUAN BAHASA KONTEKS ASPEK SEMANTIS (ISI WACANA) INFORMASI MAKSUD/SASMITA/IMPLIKATUR KALIMAT PARAGRAF WACANA LUAS SATUAN BAHASA K.VERBAL K. NONVERBAL SITUASI SOSIAL SITUASI MENTAL SITUASI KULTURAL KONTEKS

PENGEMBANGAN TOPIK  W.D. Topik tidak menyimpang Hasilnya bulat / utuh  Kesatuan Sistematis Logis Tuntas Dalam 1 Wacana (Dasar) Hanya ada 1 topik Sebelum topik selesai dikembangkan, tidak boleh ganti alinea Saling Berkaitan  K/P

2. JENIS WACANA LISAN – TULIS SASTRA – NONSASTRA MONOLOG – DIALOG KUNA – TENGAHAN – MODERN PROSA – PUISI – DRAMA DASAR – LUAS – KOMPLEKS – LEBIH KOMPLEKS NARASI – EKSPOSISI – DESKRIPSI – ARGUMENTASI - PERSUASI

ROBERT E. LONGACRE WACANA NARATIF WACANA PROSEDURAL WACANA EKSPOSITORI WACANA HORTATORI WACANA DRAMATIK WACANA EPISTOLARI WACANA SEREMONIAL

BERBAHASA  BERTUTUR TULIS LISAN TOPIK KALIMAT WACANA MENULIS MEMBACA LISAN BERBICARA MENYIMAK TOPIK KALIMAT atas dasar KONTEKS BERKOMUNIKASI WACANA BERWACANA

Kalimat-kalimatnya sederajat TIPE WACANA DASAR WACANA SUBORDINATIF (dengan Kalimat utama) TOPIK WACANA KOORDINATIF (Tanpa Kalimat Utama) TOPIK Kalimat utama (KU) + kalimat penjelas (KP) KU di awal di akhir di awal dan akhir di tengah Kalimat-kalimatnya sederajat (Polanya) -------------------- K1 ----------------------- K2 ----------------------- K3 ----------------------- K4

Semua Kalimat Sederajat WACANA KOORDINATIF -------------------- K1 ------------------------- K2 ------------------------- K3 ------------------------- K4 (Polanya) Semua Kalimat Sederajat Langkah pertama menyusun sinopsis ialah menelaah isi buku yang akan dijadikan sinopsis. Langkah kedua ialah menuliskan kerangka pokok isi buku itu. Langkah ketiga ialah mengambil bagian-bagian uraian yang penting dari buku itu. Bagian-bagian itu ditata sesuai dg kerangka buku. Selanjutnya ringkasan itu diketik.

WACANA SUBORDINATIF TIPE 1 Ket: KU: Kalimat Utama KP: Kalimat Penjelas- nya sederajad KU DI AWAL -------------- KU ------------------ KP KU diberi penjelasan Ada tiga hal yang harus kita kuasai kalau kita ingin mengarang. Pertama, kita harus menguasai bahan yang akan ditulis menjadi karangan. Kedua, kita harus menguasai bahasa yang akan digunakan untuk mengarang. Ketiga, kita harus menguasai teknik mengarang

WACANA SUBORDINATIF TIPE 1, KP dijelaskan secara bertingkat-tingkat KU: Kalimat Utama KP1 dijelaskan oleh KP2, KP2 dijelaskan olh KP 3 ---------------- KU ------------------ KP1 -------------------KP2 -------------------KP3 Beberapa tahun yang lalu guru SD Kabupaten Semarang mengikuti pelatihan penyusunan sinopsis. Pelatihan itu diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Tempatnya di SD Bergas Lor I Klepu. Letak SD Bergas Lor itu sangat strategis, yaitu di tepi jalan besar Semarang – Bawen.

WACANA SUBORDINATIF TIPE 2 ----------------- KP --------------------- KP --------------------- KU Ket: KU: Kalimat Utama KP: Kalimat Penjelas KU di akhir Pada tahun yang lalu yang menjadi juara lomba penyusunan sinopsis adalah guru SD dari Kabupaten Semarang. Begitu juga dua tahun yang lalu. Bahkan sebelumnya juara itu juga dari Kabupaten Semarang. Kalau begitu, guru dari Kabupaten Semarang sudah tiga kali menjadi juara sinopsis.

WACANA SUBORDINATIF TIPE 3 -------------------- KU -------------------------- KP -------------------------- KU Ket: KU: Kalimat Utama KP: Kalimat Penjelas KU di awal dan akhir Ada tiga hal yang harus dilakukan kalau kita ingin mengarang. Pertama, kita harus merumuskan topik. Kemudian topik itu kita analisis; unsur-unsurnya kita susun menjadi kerangka. Selanjutnya, butir-butir kerangka itu kita jabarkan menjadi paragraf-paragraf. Itulah langkah-langkah yang harus dilakukan kalau kita hendak mengarang.

WACANA SUBORDINATIF TIPE 4 ----------------- KP ---------------------- KP ---------------------- KU --------------------- KP Ket: KU: Kalimat Utama KU diberi Kalimat Penjelas Pada tahun yang lalu yang menjadi juara lomba penyusunan sinopsis adalah guru SD dari Kabupaten Semarang. Begitu juga dua tahun yang lalu. Bahkan sebelumnya juara itu juga dari Kabupaten Semarang. Kalau begitu, guru dari Kabupaten Semarang sudah tiga kali menjadi juara sinopsis. Rupanya kejuaraan itu akan dipertahankan juga pada tahun ini.

KOHESI DAN KOHERENSI Kohesi dan kohrensi bukan komponen, melainkan persyaratan kaitan antarunsur wcn. Wacana minim: kepaduan antara - kalimat dan konteks nonverbal - antarunsur kalimat (antarkata/frasa/kla usa) Wacana dg dua/banyak kalimat: kepaduan antarkalimat/paragraf/bagian wcn kompleks

K0HESI KEPADUAN KAITAN GRAMATIKAL & LEKSIKAL ANTARUNSUR WACANA KOHESI GRAMATIKAL Pengurutan antarklausa/kalimat dg/tanpa konjungsi. Pola kalimat pertama menentukan pola kalimat selanjutnya. Penyejajaran pola unsur yg diurutkan Penghilangan unsur yg sama yg telah dise but (elipsis) Penggantian unsur yg sama dg kgt (substitusi) Pembalikan urutan (permutasi) Pemasifan kalimat (Contoh wcn yll dianalisis!)

Contoh lain Coba diperbaiki! Pekerjaannya adalah mengurusi penyimpanan barang, mengepak barang, dan mengirimkan barang. Pengumpulan data jenis pertama dengan menggunakan teknik observasi, sedangkan untuk pengumpulan data jenis kedua dengan menggunakan tes. Perbaikan mesin motor. - mesin motor diperiksa, - membongkar mesin, - sparepart yang rusak diganti dengan yang baru atau diperbaiki, - memasang kembali mesin yang dibongkar, - diujicoba.

BETULKANLAH! Minggu yang lalu saya pergi ke Yogya. Saya membeli buku di Yogya. Teman saya meminjam buku itu tadi pagi. Teman sa- ya akan membaca buku itu sampai selesai .

KOHESI LEKSIKAL keterkatan antarbag wcn dg sarana leksikal Pengulangan kata yang menjadi fokus Kata-kata bersinonim Kata-kata berlawanan maknanya/klimaks Kt-kt berhiponim/ bermakna luas vs sempit Kata-kata yg menyatakan kesamaan verbal Kata-kata berdimensi lain yg berkaitan yg ‘gunakan sarana morfologi terkait Kata-kata pengganti kt/frs/kls/kal/wcn Kata-kata yg menyataan urutan waktu/rician

KOHERENSI KAITAN SENANTIS ANTARBAGIAN WACANA Kaitan generik – spesifik Kaitan spesifik – generik Fakta - argumen Kaitan sebab – akibat Kaitan sarana hasil Kaitan syarat – hasil Kaitan kelonggaram Aditif Kronlogisdan pengurutan Amplifikatif

Latar belakang masalah --topik – dijelaskan meningkatkan 1. .... 2, ....... dst