Dr. Awaludin Martin Universitas Riau 2011

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
POLUSI POLUSI UDARA POLUSI AIR POLUSI TANAH.
Advertisements

Pencemaran Udara Pertemuan ke-8.
BASIC ENGINE.
ATMOSFER INDIKATOR KOMPETENSI
BAB IV SIFAT-SIFAT GAS SEMPURNA
GRAVIMETRI KIMIA ANALISA.
STOIKIOMETRI.
STRUKTUR TROPIK Struktur tropik umumnya berbentuk pyramid organisme produser sbg penyusun bgn dasar sec berurutan ke atas disusun oleh tingkat tropik berikutnya.
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT (TL4108, 2 SKS)
RUFAIDA NUR ROSTIKA, ST, MT. Bahan2 dan efek2 fisika yang memungkinkan terjadinya gerakan / pengaliran panas disebut energi. Bentuk2 energi di industri.
Gasifikasi Batubara Burn it ‘dirty’ then clean it up
PENCEMARAN UDARA OLEH : NARA ISWARI (10) RIDHO YURIO K. (16) ROSELINA ARUM. A (19) YULIANA EVITA N. (31)
SURAT BERHARGA DERIVATIF WARRANT & OBLIGASI KONVERSI
HARI / TANGGAL : MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS / SEMESTER : X / 2
2.1 Bahan Bakar Padat/Cair
INCENERATOR Pengelolaan Limbah Program Studi Kesehatan Masyarakat
KIMIA LINGKUNGAN EDWARD. HS.
KIMIA FISIKA I NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id
Soal Stoikiometri.
ATMOSFER INDIKATOR KOMPETENSI
Pendahuluan Pendahuluan Umum Tentang Pembakaran
PRINSIP – PRINSIP KESETIMBANGAN KIMIA
ANALISIS KADAR AIR.
Bab 3 Stoikiometri.
Dasar-Dasar Kompresi Gas dan klasifikasi
PEMURNIAN Lanjutan.
HUKUM DASAR KIMIA DAN PERHITUNGAN KIMIA
STOICHION STOIKIOMETRI METRON.
Geokimia Review Analisa Ultimat Batubara
Tanah sbg subtrat.
“SIFAT KOLIGATIF LARUTAN”
TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI BIOMASSA
Tugas Teknik Pembakaran Dan Bahan Bakar
ATMOSFERA.
Latihan Soal.
Azas – Azas Teknik Kimia “Pertemuan ke 3” Prodi D3 Teknik Kimia fakultas teknik industri upn veteran yogyakarta Retno Ringgani, S.T., M.Eng.
Pengantar Biopsikologi – KUL VI
PENGERINGAN BEKU (FREEZE DRYING)
Energi Sumber daya energi adalah sumber daya alam yang dapat diolah oleh manusia sehinga dapat digunakan bagi pemenuhan kebutuhan energi. Sumber daya energi.
BAB 12 CAMPURAN DARI GAS IDEAL DAN UAP
ILMU KIMIADASAR.
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI (Bag.II) & FISIKA DALAM SISTEM RESPIRASI
KIMIA KESEHATAN KELAS X SEMESTER 1
Contoh Soal.
BAHAN DAN ENERGI.
PIROLISIS/KARBONISASI
STOIKIOMETRI KIMIA M. NURISSALAM.
HUKUM DASAR KIMIA DAN PERHITUNGAN KIMIA
KIMIA KESEHATAN KELAS X SEMESTER 1
ATMOSFER.
HUKUM DASAR KIMIA.
Materi Dua : STOIKIOMETRI.
( Ar, Mr, massa, volume, bil avogadro, pereaksi pembatas)
AIR DAN PERANANNYA DALAM KEHIDUPAN
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
BAB I STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. HUKUM-HUKUM.
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI Oleh : Abdul Rohim Tualeka.
HUKUM DASAR KIMIA DAN PERHITUNGAN KIMIA
BAB LARUTAN.
BAB 5 Pencemaran Lingkungan
Hukum Dasar kimia Hukum Boyle (1662) P1V1 = P2V2
( Ar, Mr, massa, volume, bil avogadro, pereaksi pembatas)
Bab 3 Stoikiometri.
Bab 3 Stoikiometri.
MINYAK IKAN Minyak ikan ada dua macam yaitu: minyak badan ikan dan minyak hati ikan Minyak badan ikan adalah: hasil sampingan dari pembuatan tepung ikan,
Materi Dua : STOIKIOMETRI.
BAB 12 CAMPURAN DARI GAS IDEAL DAN UAP
P ENYEDIAAN UAP KETEL UAP Secara umum ketel uap (boiler) diklasifikasikan ke dalam : -Boiler pipa api (Fire-tube boiler) yang mana sumber panas berada.
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
KELOMPOK 6. DAMPAK PEMBAKARAN MINYAK BUMI DAN UPAYA MENGATASINYA.
Transcript presentasi:

Dr. Awaludin Martin Universitas Riau 2011 KETEL UAP Dr. Awaludin Martin Universitas Riau 2011

Stoke Process Pembakaran adalah oksidasi yang berlangsung pada temperatur tertentu, dengan kecepatan reaksi yg tinggi & menghasilkan panas. A. Pembakaran Bahan Bakar Gas B. Pembakaran Bahan Bakar Cair C. Pembakaran Bahan Bakar Padat

A. Pembakaran Bahan Bakar Gas Pembakaran bahan bakar berupa gas, hampir seluruhnya terdiri dari C & H Pembakar Bunsen: Pembakaran dimulai dg menguraikan gas2 sehingga menghasilkan komponen2 gas air yaitu CO & H2, dengan kondisi O2 mencukupi. Gas yg keluar dari pembakar bunsen akan menarik sejumlah udara primer tertentu yg cukup utk penguraian gas menjadi gas air, yg berlangsung di dalam kerucut bunga api yg paling dalam.

Jika arus udara primer berkurang atau pencampuran gas2 tdk sempurna maka penguraian menjadi gas air (water gas/CO & H2) akan terganggu. Jika pembakaran tidak berlangsung sempurna, maka karbon yg tidak terurai akan berwujud partikel2 karbon yg menimbulkan jelaga (soot) yg melayang2 di dalam api.

B. Pembakaran Bahan Bakar Cair Sebelum pembakaran sebenarnya berlangsung, maka terlebih dahulu bahan bakar cair tsb diuapkan & diuraikan menjadi gas. Bahan bakar cair umumnya terdiri dari karbon & hidrogen saja. Kandungan H nya cukup tinggi, maka penguraiannya juga dengan temperatur tinggi, dg C & H masih dalam keadaan terikat. Jika pembakaran bahan bakar cair dapat dicapai dg baik, maka akan terbentuk bunga api yg hampir sempurna.

C. Pembakaran Bahan Bakar Padat Sebagian besar terdiri dari karbon, hidrogen & oksigen. Proses pembakaran sbb: Bahan bakar padat tsb akan membentuk gas2 (ontgassing/nge-gas) pd proses destilasi kering, gas2 tsb akan terurai menjadi CO & H2 (water gas), shg akan mulai terbakar. Arang/kokas yg sisa (terdiri dr C) akan menguap/menyublim terlebih dahulu, kmd terbakar mjd CO dan terbakar lg mjd CO2 bila jumlah oksigen yg tersedia mencukupi.

Udara pembakar utk nge-gas dr C disbt ‘udara primair’, udara pembakar yg digunakan utk membakar CO mjd CO2 disebut ‘udara sekunder’. Jadi, terdapat 2 periode pd pembakaran bahan bakar padat, yaitu: Ontgassing, bahan bakar padat mjd gas dg bermacam2 susunan Membakar lbh lanjut mjd CO & mjd CO2.

Jumlah Udara Pembakar Jika susunan bahan bakar diketahui, maka dpt dihitung jumlah udara pembakar utk pembakaran yg sempurna. Karbon C terbakar sempurna menjadi CO2 C + O2  CO2 12 kg C + 32 kg O2 = 44 kg CO2 1 kg C + kg O2 = kg CO2 1 kg C + 2,67 kg O2 = 3,67 kg CO2

1 kg udara mengandung 0,231 kg O2 Diket: batubara mengandung 7,5% air; 5,8% abu; 68,6% C; 4,5% H; 13,2% (O+N); 0,4% S, nilai pembakaran terendah 26.596 kJ/kg Ditanya: jumlah udara teoritis dinyatakan dlm kg & nm3 yg dibutuhkan utk membakar dg sempurna 1 kg batu bara tsb. Jawab: per 1 kg batubara mengandung 0,686 kg C; 0,045 kg H & 0,004 S. Jumlah oksigen yg dibutuhkan: O2 = (0,686 x 2,67 + 0,045 x 8 + 0,004 x 1) kg = 2,194 kg O2

Secara umum: 1 kg bahan bakar yg mengandung C kg karbon H H kg hidrogen; 0 kg oksigen; N kg nitrogen; S kg belerang dan W kg air; kebutuhan udara teroritisnya:

Jumlah Gas Asap yg Terbentuk Berat gas asap yg terbentuk dr hsl pembakaran 1 kg bahan bakar adalah sama dg jumlah berat udara yg dibutuhkan + berat bahan bakar yg berubah mjd gas asap kecuali abunya. Jumlah berat gas asap teoritis (Gog) yg terbentuk= Gog = Uog + (1 – A) kg gas asap/kg bahan bkr A = kandungan abu dlm bhn bakar (kg abu/ kg bhn bkr) Jumlah berat gas asap yg sebenarnya (Gg) terbentuk= Gg = m. Uog + (1 – A) kg gas asap/kg bhn bkr m= angka kelebihan udara

4 kg Hdisp. + 1 kg molekul O2 = 2 kg molekul H2O Pembakaran hidrogen yg disponsible: 4 kg Hdisp. + O2 = 2 H2O 4 kg Hdisp. + 1 kg molekul O2 = 2 kg molekul H2O 4 kg Hdisp. + 22,4 nm2 O2 = 44,8 nm3 H2O 4 kg Hdisp. Sesudah pembakaran akan menyebabkan penambahan volume gas asap sebanyak = 44,8 nm3 – 22,4 nm3 = 22,4 nm3. Jadi: 1 kg Hdisp. Akan menyebabkan bertambahnya volume gas asap sebanyak 5,6 nm3. Pembakaran hidrogen terikat: 2 Hterikat + Oterikat = H2O 2 kg Hterikat + Oterikat = 1 kg molekul H2O = 22,4 nm3 H2O 2 kg H terikat dg O terikat yg ada di dlm bb tanpa diperlukan udara dr luar, sdh dpt menghasilkan 22,4 nm3 gas asap.  1 kg H terikat dlm bb, akan menghasilkan 11,2 nm3 gas asap

Air yg terkandung di dlm bb: 18 kg air yg terkandung di dlm bb akan menghasilkan 1 kg molekul H2O atau 22,4 nm3 gas asap. 1 kg air yg terkandung di dlm bb akan menghasilkan 1,24 nm3 gas asap. Nitrogen yg terkandung di dlm bb: 28 kg nitrogen (N) yg terkandung di dlm bb akan menghasilkan 1 kg molekul gas asap atau 22,4 nm3 gas asap. 1 kg nitrogen menghasilkan 0,8 nm3 gas asap

1 kg C tdk menambah volume gas asap 1 kg S tdk menambah volume gas asap 1 kg H disponsible menambah 5,6 nm3 volume gas asap 1 kg H terikat menambah 11,2 nm3 volume gas asap 1 kg air akan menambah 1,24 nm3 volume gas asap 1 kg N akan menambah 0,8 nm3 volume gas asap Diket: BB 1 kg terdiri dr: 7,5% air; 5,8% abu; 68,6% C; 4,5% H; 1% N; 12,2% O; 0,4% S; dg Qlow = 26.596 kJ/kg Ditanya: Jumlah gas asap yg terbentuk, dinyatakan dlm berat? Volume gas asap yg terbentuk?

Jawab: a. Berat gas asap yg terbentuk: 1 kg bb yg berubah mjd gas asap = 1 kg – jumlah abu = 1 kg – 0,058 kg abu = 0,942 kg shg, berat gas asap yg terbentuk = 0,942 kg + 8,98 kg = 9,922 kg gas asap/kg bb b. Jumlah volume gas asap yg terbentu: Kandungan H seluruhnya di dlm bb = 0,045 kg H/kg bb Kandungan oksigen di dlm bb = 0,122 kg oksigen/kg bb Jumlah H yg terikat = (0,122:8) kg H terikat/kg bb = 0,01525 kg H terikat/kg bb Jumlah H disponsible = (0,045-0,01525) kg H disponsible/kg bb = 0,02975 kg H disponsible/ kg bb Jumlah kandungan air di dlm bb = 0,075 kg air/kg bb Jumlah nitrogen = 0,01 kg nitrogen/kg bb

Shg gas asap yg terbentuk = udara yg diperlukan + (0,01525 x 11,2 nm3 + 0,02975 x 5,6 nm3 + 0,075 x 1,24 nm3 + 0,01 x 0,8 nm3) atau scr keseluruhannya akan menambah gas asap sebanyak = 0,44 nm3 per kg bb Dg demikian, volume gas asap yg terbentuk = 6,96 nm3 + 0,44 nm3 = 7,4 nm3/kg bb Scr umum, jumlah volume gas asap teoritis yg terbentuk = Gov =

Dari ke-2 rumus tsb, maka Gv = m.Uov + Gov – Uov Rumus Rosin: Utk bb padat, dg Qlow dlm KJ/kg: Uov = 241 x 10-6 x Qlow + 0,5 [nm3 udara/kg bb] Gov = 213 x 10-6 x Qlow + 1,65 [nm3 gas/kg bb] Utk bb cair: Uov = 210 x 10-6 x Qlow + 1,65 [nm3 udara/kg bb] Gov = 265 x 10-6 x Qlow [nm3 gas/kg bb] Utk bb gas dg Qlow sampai 16.748 KJ/nm3: Uov = 260 x 10-6 x Qlow - 0,25 [nm3 udara/kg bb] Gov = 272 x 10-6 x Qlow + 0,25 [nm3 gas/kg bb] Utk bb gas dg Qlow sampai 4.187 KJ/nm3: Uov = 209 x 10-6 x Qlow [nm3 udara/kg bb] Gov = 173 x 10-6 x Qlow + 1 [nm3 gas/kg bb]

Maka, Uov = 241 x 10-6 x 26596 + 0,5 = 6,91 nm3 udara/kg bb Gov = 213 x 10-6 x 26596 + 1,65 = 7,31 nm3 gas/kg bb Jumlah volume gas asap yg terbentuk, dg m = 1,4 diperoleh: Gv = m.Uov + Gov – Uov = 1,4 x 6,96 + 7,4 – 6,96 = 10,18 nm3 gas asap/kg bb Dr rumus Rosin, didpt: Gv = 1,4 x 6,91 + 7,31 – 6,91 = 10,074 nm2 gas/kg bb

Pengukuran Volume Gas Asap Untuk mengukur volume gas asap yg terbentuk, cukup dg menentukan jumlah kandungan CO2 & SO2 di dlm gas asap. C + O2 = CO2 12 kg C + 1 kg molekul O2 = 1 kg molekul CO2 12 kg C + 22,4 nm3 O2 = 22,4 nm3 CO2 1 kg C + (22,4:12) nm3 O2 = (22,4:12) nm3 CO2 1 kg C + 1,867 nm3 O2 = 1,867 nm3 CO2 S + O2 = SO2 32 kg S + 1 kg molekul O2 = 1 kg molekul SO2 1 kg S + (22,4:32) nm3 O2 = (22,4:12) nm3 SO2 1 kg S + 0,7 nm3 O2 = 0,7 nm3 SO2

Contoh: Diket: Batubara dg kandungan: Air = 7,5%; Abu = 5,8%; C = 68,6%; H = 4,5%; (O+N) = 13,2%; S = 0,4%; dg Qlow = 26.596 KJ/kg; Qhigh = 26596 + 2 Ditanya: Berapa nm3 gas asap yg terbentuk per kg bb, jika semua C & S terbakar? Jawab: Karbon & belerang dlm bb menghasilkan sebanyak: = 1,867 x 0,686 + 0,7 x 0,004 nm3 (CO2 + SO2) = 1,28 nm3 (CO2 + SO2) Jika ini mrp 11% dr gas asap kering, mk volume gas asap kering = 1,28 : 0,11 nm3 = 11,7 nm3 gas asap kering Hidrogen 0,045 kg menghasilkan = 0,045 x 9 kg uap air = 0,045 kg uap air.

Shg per kg bb akan menghasilkan uap air keseluruhannya sebanyak = 0,405 kg + 0,075 kg = 0,48 kg uap air/kg bb Berat 1 nm3 uap air = 18 : 22,4 = 0,804 kg, shg volume uap air yg terbentuk per kg bb = 0,48 nm3 : 0,804 = 0,6 nm3 uap air per kg bb. Dg demikian, volume gas asap yg terbentuk keseluruhannya = 11,7 nm3 + 0,6 nm3 = 12,3 nm3 per kg bb Dari Gv = m.Uov + Gov – Uov & dr cth sebelumnya, mk: 12,3 = m x 6,96 + 7,4 – 6,96 m = 1,71

Temperatur Pembakaran

Bila dimisalkan udara pembakaran dipanasi terlebih dahulu di dlm pemanas udara sampai 125oC atau 398 K, mk panas jenisnya berdasarkan grafik sebesar 1,319 KJ/nm3.K Jumlah udara yg dibutuhkan = m x Uov = 1,71 x 6,96 nm3/kg = 11,9 nm3/kg bb Shg jumlah panas yg terbawa oleh udara pembakar yg masuk ke dlm tungku = 1,319 KJ/nm3.K x 11,9 nm3/kg bb x (Tud.panas-To) = 1,319 x 11,9 x (398 – 298) KJ/kg bb = 1.570 KJ/kg bb Kenaikan temperatur di dlm tungku mjd = (18.059 + 1.570) KJ/kg bb : 18,138 KJ/kg.K = 1082 K

Sehingga temperatur di dlm tungku mjd: = 1082 K + 298 K = 1380 K atau 1107oC Bila misalnya panas yg terbentuk di dlm tungku diberikan seluruhnya kpd gas asap, mk kenaikan temperaturnya = 26.596 KJ/kg bb : 18,138 KJ/kg bb.K = 1466,3 K Kenaikan temperatur itu disbt kenaikan temperatur tungku adiabatis.

Prosentase CO2 Maksimum m = angka kelebihan udara = excess air coefficient

Peralatan Pembakar Peralatan Pembakar utk BB Padat a. Tungku Depan Dibuat dari batu tahan api, shg dpt diperoleh dg mudah temperatur pembakarannya. Dinding2 nya bertindak sbg penyimpan panas. Biasanya tungku ini cocok bagi bb yg nilai pembakarannya rendah. Kekurangannya: -membutuhkan banyak ruang -banyak kerugian yg dipancarkan Contohnya untuk membakar batubara coklat

b. Tungku Dalam Tungku ini dikelilingi oleh bidang yd dipanaskan dr ketel uap, shg pemberian panas scr pancaran kpd bidang yg dipanaskan adalah sebesar 25% -50% dr seluruh jumlah panas yg terbentuk di dlm tungku. Tungku ini tdk cocok utk bb yg nilai pembakarannya rendah atau yg menghasilkan jelaga. Keuntungannya: kerugian yg keluar sedikit & tdk membutuhkan ruang yg banyak. Kerugiannya: ukuran tungku mjd terbatas sesuai dg ukuran ketel uap.

Tungku Bawah Banyak digunakan pd ketel2 pipa air, dimana dindingnya dikelilingi oleh pipa2 air, dibiarkan terbuka & dipanasi oleh api shg panasnya secara pancaran akan lgsg diterima oleh bidang yg dipanaskan. Pipa2 air tsb berfungsi sbg penguap pancaran (radiant evaporator)