Etika dalam Hubungan Kemitraan antara Pemerintah dan Wartawan Dra. Mazdalifah MSi Ph.D. Sosialisasi Kode Etik Jurnalistik bagi Wartawan Hotel Waris, Pak-Pak Barat, 4 Desember 2012
Pengertian Etika Kenneth E. Anderson “suatu studi tentang nilai-nilai dan landasan bagi pelaksananya, yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang apa itu kebaikan atau keburukan dan bagaimana seharusnya “
Hakikat Etika Asas-asas nilai perilaku dalam kaitannya dengan sifat banar, salah, baik dan buruk. Pada umumnya lebih menitikberatkan masalah baik dan buruknya perilaku manusia
Etika berkaitan erat dengan etos Maksudnya etika harus senantiasa dijaga demi kewibawaan dan demi reputasi dalam sebuah kerja. Misalnya : wartawan harus mempunyai etika agar kewibawaan dan reputasinya sebagai penyebar informasi kepada masyarakat tetap terjaga
Kesimpulan Etika harus tercermin dalam diri setiap orang termasuk dalam diri insan pers ( wartawan )
Fungsi pers dalam masyarakat To inform ( memberi informasi ) To social control ( melakukan pengawasan ) To persuade ( mempengaruhi ) Dalam rangka fungsi ini wartawan membuat berita yang akan disebarluaskan kepada khalayak. Melalui berita tersebut wartawan kadang melakukan kritik. Namun harus diingat membuat kritik memang gampang, tetapi yg lebih sulit adalah ikut memecahkan masalah yg dihadapi pemerintah
Etika wartawan dalam membuat berita Menjaga kehormatan dirinya dengan tidak menyiarkan berita yg bersifat pribadi dan mendiskreditkan Menyampaikan berita dengan jelas, lengkap dan jujur serta obyektif Arif dalam memberi penilaian dan analisa Menjaga netralitas meskipun dalam perkembangannya pers menjadi sebuah industri/ bisnis yg dapat menghilangkan idealisme wartawan.
Hubungan wartawan dan pemerintah Kedua belah pihak harus saling bekerjasama (menjalin kemitraan) kedua belah pihak saling membutuhkan kemitraan dijalin berdasarkan asas saling menghormati, saling percaya dan bertanggungjawab.
Menjalin kemitraan Wartawan harus menerapkan etika dalam menjalin kemitraan dengan pemerintah Disamping ada kode etik jurnalistik sebagai panduan, harus pula ada salng keterbukaan dan saling percaya agar dapat terbina komunikasi dua arah yang dapat menguntungkan keduabelah pihak.
Sabam Siagian ( Jakarta Post ) Pers dan wartawan mempunyai kelemahan, adakalanya berbuat salah, kurang seksama dan kurang data. Adakalanya naif, blo’on, adakalanya sok pintar. Dalam segala kekurangannya, pers dan wartawan itu terpanggil untuk bersikap serius tentang peranan dan tanggung jawabnya. Diantara peranan dan tanggung jawab yang pelik diantaranya adalah tanggungjawab menggunakan kebebasannya. Tanggung jawab itu berat, karena apa yang ditulis dan tidak ditulis dapat mempunyai pengaruh. Secara cermat harus mempertimbangkan dampak pemberitaannya. Oleh sebab itu dengarkan suara hati, sebagai pedoman. Dengan melibatkan suara hati pers dan wartawan tidak akan bertindak gegabah.