PASAR MONOPOLI Struktur pasar dikatakan monopoli bila: Dalam industri hanya ada satu produsen Tidak ada pesaing langsung atau potensial Produk sulit bahkan tidak dapat dicari substitusinya Berdasarkan penyebabnya, perusahaan monopoli dapat dikelompokkan menjadi: Monopoli karena keunggulan teknis dan efisiensi (monopoli alamiah atau natural monopolist) Monopoli berdasarkan kekuatan hukum (by law monopolist)
MONOPOLI ALAMIAH Faktor-faktor penyebab munculnya monopoli alamiah hambatan teknis (technical barriers to entry) Pengetahuan khusus (special knowledge): penguasaan akan ilmu pengetahuan atau teknis khusus berdasarkan hasil studi dan riset Skala ekonomis produksi kegiatan produksi baru mencapai tingkat efisien bila skala produksi sangat besar Kontrol atas sumber faktor produksi: -sumber daya alam -sumber daya manusia
MONOPOLI LEGAL Faktor penyebab adalah adanya kekuatan hukum untuk memiliki hak monopoli Undang-Undang Negara Di Indonesia, banyak badan usaha milik negara berposisi sebagai monopolis berdasarkan undang-undang Hak paten Mereka yang memiliki pengetahuan dan atau keahlian khusus (monopoli alamiah) dapat memperkuat kedudukan monopolinya dengan mempatenkan Hak khusus seperti lisensi Misalkan bisnis waralaba, lisensi merek-merek terkenal
PERMINTAAN Karena merupakan satu-satunya produsen maka permintaan pasar identik dengan permintaan perusahaan Karena merupakan satu-satunya produsen maka posisi perusahaan adalah penentu harga (price taker) Kurva permintaan monopolis inelastis karena umumnya pengguna sangat banyak dan sulit dicari substitusinya
KURVA PERMINTAAN MONOPOLIS Karena umumnya penggunaan produk monopoli relatif besar, sedangkan substitusinya sulit diperoleh maka permintaan perusahaan monopoli inelastis Sebagai satu-satunya produsen, maka posisi perusahaan adalah penetu harga (price setter) Bila harga yang ditetapkan adalah P1 maka jumlah yang diminta adalah Q1 Bila harga yang ditetapkan adalah P2 maka jumlah yang diminta adalah Q2 P P1 P2 D=AR=P Q Q1 Q2
PENERIMAAN MONOPOLIS Total penerimaan (TR) perusahaan monopolis adalah jumlah penjualan dikalikan dengan harga jual per unit P TR1 = P1Q1 P1 TR2 = P2Q2 P2 D=AR=P Q Q1 Q2
TOTAL DAN MARGINAL REVENUE Total Revenue : TR= P x Q Marginal Revenue: MR = TR/Q Misalkan : D=Q= 12-P maka P =12-Q TR = P x Q = (12-Q)Q = 12Q-Q2 MR =TR/Q = (12-Q2)/Q = 12-2Q
TOTAL DAN MARGINAL REVENUE P Q TR MR 12 11 1 10 2 20 8 9 3 27 6 4 32 7 5 35 36 -2 -4 -6 -8 -10 -12 D= Q = 12-P TR = 12-Q2 MR = 12-2Q
PENERIMAAN MONOPOLIS D= Q = a-bP atau P = a/b-Q/b TR = P Q = (a/b-Q/b) Q = a/bQ-Q2/b MR = TR/Q = a/b – 2Q/b Jika MR = 0, maka 0 = a/b-2Q/b atau 2Q/b = a/b sehingga 2Q = a atau Q = ½ a Kurva MR membelah dua kurva permintaan D= Q = 12-P atau P = 12-Q TR = P Q = (12-Q) Q = 12Q-Q2 MR = TR/Q = 12-2Q P D=AR=P MR Q
TR yang hilang karena harga turun TR yang bertambah karena harga turun PENERIMAAN MONOPOLIS Pada areal dimana permintaan elastis (P 1), bila monopolis menurunkan harga maka TR akan naik atau MR 0 MR = B-A TR yang hilang karena harga turun P TR1 = P1Q1 P1 A TR2 = P2Q2 P2 B TR yang bertambah karena harga turun D=AR=P Q Q1 Q2
TR yang hilang karena harga turun TR yang bertambah karena harga turun PENERIMAAN MONOPOLIS Pada areal dimana permintaan inelastis (P 1), bila monopolis menurunkan harga maka TR akan naik atau MR 0 MR = B-A P TR yang hilang karena harga turun TR1 = P1Q1 P1 TR yang bertambah karena harga turun A TR2= P2Q2 P2 B D=AR=P Q Q1 Q2
KURVA PERMINTAN; TR DAN MR Q TR MR 12 11 1 10 2 20 8 9 3 27 6 4 32 7 5 35 36 -2 -4 -6 -8 -10 -12 TR Maksimum P,TR D=12-P TR Q MR
KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK Perusahaan mecapai kondisi keseimbangan pada saat pendapatan marjinal sudah sama dengan biaya marjinal (MR=MC) Dalam jangka pendek ada tiga kemungkinan kondisi keseimbangan Laba maksimum (laba super normal) Laba normal (laba ekonomi = 0) Rugi minimum
LABA MAKSIMUM Q* adalah jumlah output yang optimal Karena di produksi saat MR = MC Pada saat itu perusahaan memperoleh laba karena PM > AC Laba saat Q* adalah laba maksimum P MC PM Laba Maksimum AC D=AR=P MR Q QM
LABA NORMAL Q* adalah jumlah output yang optimal karena di produksi saat MR = MC Pada saat itu perusahaan emperoleh laba normal karena PM = AC P MC AC PM D=AR=P MR Q QM
RUGI MINIMUM P MC AC Rugi Minimum Q* adalah jumlah output yang optimal Karena di produksi saat MR = MC Pada saat itu perusahaan menderita rugi karena PM < AC Rugi saat Q* adalah rugi minimal PM D=AR=P MR Q QM
KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG Karena mampu mengakumulasi laba super normal maka perusahaan monopolis dalam jangka panjang akan mampu mengakumulasi laba normal dan akan semakin kuat Perusahaan monopolis akan kehilangan kekuatan monopoli kalau mengabaikan riset dan pengembangan
PERUSAHAAN MONOPOLI ALAMIAH Monopli alamiah mempunyai keunggulan teknis karena mempunyai kemampuan teknologi yang dihasilkan dari riset dan pengembangan Keunggulan teknis itu menyebabkan sifat produksinya adalah increasing return to scale yang artinya produksi semakin efisien jika skala produksi diperbesar Monopoli alamiah cenderung makin kuat dan makin mampu menghasilkan laba super normal Dalam jangka panjang bila sebagian labanya dialokasikan untuk riset dan pengembangan
KESEIMBANGAN MONOPOLIS ALAMIAH Monopolis Alamiah mencapai keseimbangan pada saat produksi QM dimana harga jual adalah PM per unit Pada saat produksi QM dan harga jual PM diperoleh laba maksimum atau laba super normal PM Laba Super Normal D=AR=P AC MC MR Q QM
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA VERSUS MONOPOLI Perusahaan monopolis juga cenderung kurang efisen dibanding bila beroperasi pada pasar persaingan sempurna karena: Harga jual lebih tinggi dibanding dengan bila beroperasi pada pasar persaingan sempurna Jumlah produksi lebih sedikit dibanding dengan bila beroperasi pada pasar persaingan sempurna Menjual pada P MC : eksploitasi konsumen Tidak berproduksi pada AC terendah: idle capacity
PERSAINGAN SEMPURNA VERSUS MONOPOLI PM = Harga jual monopolis PP = Harga jual pada pasar persaingan sempurna QM = Jumlah produksi monopolis QP = Produksi pada pasar persaingan sempurna QC = Produksi pada AC minimum P MC A PM AC Perusahaan monopoli cenderung memproduksi lebih sedikit dan menjual dengan harga yang lebih tinggi di banding bila perusahaan beroperasi dalam pasar persaingan sempurna B C PP D=AR=P MR Q QM QP
EKSPLOITASI KONSUMEN PM = Harga jual monopolis PP = Harga jual pada pasar persaingan sempurna QM = Jumlah produksi monopolis QP = Produksi pada pasar persaingan sempurna QC = Produksi pada AC minimum P MC Eksploitasi konsumen PM AC Perusahaan monopoli menetapkan harga jual yang lebih tinggi dari biaya marjinal (PMMC) PP D=AR=P MR Q QM QP
KAPASITAS TAK TERPAKAI (IDLE CAPACITY) PM = Harga jual monopolis PP = Harga jual pada pasar persaingan sempurna QM = Jumlah produksi monopolis QP = Produksi pada pasar persaingan sempurna QC = Produksi pada AC minimum P MC Kapasitas tak terpakai AC Perusahaan monopoli cenderung memproduksi lebih sedikit dan bukan pada AC yang terendah D=AR=P MR Q QM QP
SUMBER-SUMBER KEKUATAN MONOPOLI Elastisitas harga Jumlah perusahaan dalam industri Interaksi antar perusahaan dalam industri
DEADWEIGHT LOSS P D Deadweight loss MC PM A B PP C D=AR=P MR Q QM QP
PEMBURU RENTE (RENT SEEKER) Motivasi Rente MC PM A PP C D=AR=P MR Q QM QP
ASPEK POSITIF MONOPOLI Pengembangan riset dan teknologi Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan perusahaan monopoli
PENGATURAN HARGA MONOPOLI PM = Harga jual monopolis PP = Harga jual pada pasar persaingan sempurna QM = Jumlah produksi monopolis QP = Produksi pada pasar persaingan sempurna QC = Produksi pada AC minimum P MC PM AC Pemerintah dapat memaksa perusahaan monopoli untuk berproduksi pada QP dengan menetapkan harga jual setingkat PP PF PP D=AR=P MR Q QM QP
LABA SUPER NORMAL DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI Laba super normal yang dinikmati momopolis, dapat digunakan untuk riset dan pengembangan teknologi PM Laba Super Normal D=AR=P AC MC MR Q QM
TWO TIER PRICING DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN Monopolis Alamiah mencapai keseimbangan pada saat produksi QM dimana harga jual adalah PM per unit Pada saat produksi QM dan harga jual PM diperoleh laba maksimum atau laba super normal PM Laba Super Normal D=AR=P AC RUGI MC MR Q QM QP