Mustika Lukman Arief, SE, MBA, MM. GLOBAL MARKETING STRATEGIS, LICENSING, INVESTEMENT and STRATEGIC ALLIANCES Mustika Lukman Arief, SE, MBA, MM.
GLOBAL MARKETING STRATEGIS Salah satu keputusan yang terkait erat dengan pemilihan negara tujuan pemasaran adalah keputusan mengenai cara melakukan operasi di pasar global, yaitu melakukan ekspor, menegosiasikan kesepakatan waralaba (franchaise) atau lisensi, membentuk usaha patungan (joint venture), atau melakukan investasi langsung di negara lain dengan membuka wholly owned subsidiaries. Sekalipun pemilihan pasar dan mode of entry merupakan keputusan terpisah, karakteristik negara spesifik dan strategis memasuki pasar dan ekspansi pasar berpengaruh signifikan terhadap pemilihan mode of entry. 1
Memasuki pasar global Lisensi Strategi aliansi Investasi 2
Lisensi Lisensi merupakan pilihan yang tepat apabila perusahaan memiliki hak cipta tertentu, seperti teknologi proses atau produk yang telah dipatenkan, merek dagang, atau nama merek, yang bisa dimanfaatkan dalam skala internasional tanpa harus mencurahkan banyak sumber daya untuk operasi internasional 3
Aliansi strategik bisa dikelompokkan berdasarkan lima tipe atau fokus Strategi Aliansi Aliansi strategik bisa dikelompokkan berdasarkan lima tipe atau fokus Perkembangan teknologi Operasi dan logistik Pemasaran Penjualan Layanan 4
Investasi Perusahaan memiliki dua pilihan dalam pengembangan operasi cabang, yaitu mengakusisi perusahaan yang sudah ada atau membangun sendiri operasi dari awal (greenfield plant) 5
Keunggulan Investasi AKUSISI GREENFIELD Akses kesaluran distribusi Pengalaman manajemen sudah terbentuk Nama merek dan reputasi sudah terbentuk Entri yang cepat Mengurangi kompetisi State of the art technology Produksi terintegrasi Efisiensi operasional 6
Kelemahan Investasi AKUSISI GREENFIELD Masalah integrasi dengan operasi yang sudah ada Masalah komunikasi dan koordinasi Masalah kesesuaian dengan bisnis yang sudah ada Biaya investasi besar Harus membangun bisnis Adanya penundaan waktu (time delays) 7
Case Study Star Alliance – the Collaborative Strategy Process Diresmikan pada Mei 1997 untuk pertama kalinya terbentuk Aliansi maskapai penerbangan di bawah nama Star Alliance Membernya yaitu Air Canada, Air Newzealand, All Nipon Airways (ANA), Asiana Airlines of Korea, Austrian Airlines Group, British Midlands International (BMI), Lauda Air, LOT polish Airlines, Lufthansa, Mexicana, SAS Scandinavian Airlines System (SAS), Singapore Airlines, Spanair, Thai Airways International, Tyrolean Airways, United Airlines and Varig. 8
9 Tabel 8.4 Key Figures for Star Alliance 2001/2002 Passengers/year (million) Destinations Countries Aircraft Daily departures RPK (billion) Annual operating revenue (US$ billion) Employes Air Canada 23.1 160 26 328 1583 67.0 6.9 40,000 Air New Zealand 7.8 46 15 88 477 22.4 3.4 9500 All Nipon Airways 43.0 54 9 139 610 51.6 9.4 13,000 Austrian Airlines Group 7.2 125 67 94 397 14.2 2.0 7700 British Midlands International 6.7 23 10 53 273 4.3 1.2 4,800 Lufthansa 43.9 327 89 280 1640 90.9 16.7 32,000 Mexicana 8.3 59 348 13.1 1.4 6500 Scandinavian Airlines 22.1 86 33 199 810 23.6 3.8 7556 Singapore Airlines 14.8 64 37 92 204 69.1 4.6 14,000 Thai Airways International 18,6 77 35 81 271 45.2 2.9 26,000 United Airlines 75.0 117 559 3695 187.6 16.1 84,000 Varig 10.5 136 19 85 385 26.0 2.6 16,900 Star Alliance 281.0 729 124 2057 10,700 615.0 71.0 261,956 Oneworld 187.0 568 135 1504 8600 426.20 42.2 273,495 Sky Team 207.0 507 112 1324 7600 352.8 36.6 186,051 KLM/Northwest Airlines 70.0 306 916 3000 175.6 15.9 78,973 9 Source: SAS, 2002 Note: RPK refers to Revenue Passenger Kilometers, this being the number of paying passengers multiplied by the distance they are flown in kilometers
Analisis Strategi Star Alliances Implementasi Strategi Pemasaran, produk dan jasa Sistem komputer Dan Peralatan Faktor-faktor sukses manajemen 10
Time to Question and Answer 11
Sampai Jumpa di Topik Selanjutnya Terima Kasih Sampai Jumpa di Topik Selanjutnya