DISUSUN OLEH: YATI SUMIATI 11.22.1.0116 IPS 1
SUPERVISI PENDIDIKAN
Pengertian Supervisi klinis berasal dari kata supervisi dan klinis. Supervisi diartikan sebagai suatu bimbingan dan tuntunan kearah perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran.Sedangkan klinis Sebagai hubungan tatap muka antara supervisor dengan guru yang berfokus pada tingkah laku yang sebenarnya dari guru yang mengajar di kelas, maksudnya adalah tingkah laku yang sewajarnya, tidak dibuat buat.
Fungsi Supervisi Klinis Mengkoordinir semua usaha sekolah Memperlengkapi kepemimpinan sekolah Memperluas pengalaman guru Menstimulir usaha-usaha yang kreatif Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus Menganalisis situasi belajar mengajar Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru
Tujuan Umum Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan kualitas proses pembelajaran. Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul dalam proses pembelajaran. Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan maslah yang ditemukan dalam proses pembelajaran Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Khusus Menyediakan suatu balikan yang objektif dalam kegiatan mengajar yang dilakuakan guru dengan berfokus terhadap kesadaran dan kepercayaan diri dalam mengajar, keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang diperlukan. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pembelajaran. Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi-strategi pembelajaran. Membantu guru mengembangkan diri secara terus menerus dalam karir dan profesi mereka secara mandiri.
Prosedur Kegiatan Supervisi Pelaksanaan supervisi klinis berlangsung dalam suatu siklus yang terdiri dari tiga tahap berikut : Tahap perencanaan awal. Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: (1) menciptakan suasana yang intim dan terbuka, (2) mengkaji rencana pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu, media, evaluasi hasil belajar, dan lain-lain yang terkait dengan pembelajaran, (3) menentukan fokus obsevasi, (4) menentukan alat bantu (instrumen) observasi, dan (5) menentukan teknik pelaksanaan obeservasi. Tahap pelaksanaan observasi. Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: (1) harus luwes, (2) tidak mengganggu proses pembelajaran, (3) tidak bersifat menilai, (4) mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai kesepakatan bersama, dan (5) menentukan teknik pelaksanaan observasi. Tahap akhir (diskusi balikan). Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: (1) memberi penguatan; (2) mengulas kembali tujuan pembelajaran; (3) mengulas kembali hal-hal yang telah disepakati bersama, (4) mengkaji data hasil pengamatan, (5) tidak bersifat menyalahkan, (6) data hasil pengamatan tidak disebarluaskan, (7) penyimpulan, (8) hindari saran secara langsung, dan (9) merumuskan kembali kesepakatan-kesepakatan sebagai tindak lanjut proses perbaikan.
Perilaku-perilaku etik yang perlu dimiliki supervisor Sifat yang berhubungan dengan kepribadian: Memperhatikan perbuatan nyata dalam segala hal Bertindak sesuai dengan waktu dan tempatnya dalam segala hal Keterbukaan, tidak menyembunyikan sesuatu yang dirahasiakan Tidak kehabisan inisiatif, penuh prakarsa Tekun dan ulet dalam mengerjakan pekerjaan Mempunyai daya tahan dan psikis yang tinggi, tidak cepat putus asa.
Sifat yang berhubungan dengan profesi Sifat yang berhubungan dengan profesi. Sifat-sifat ini dikemukakan oleh Edgar H. Schein (1972:8-9) yang dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut: a. Harus bekerja full time di bidang profesinya dan sebagai sumber penghidupan. b. Seorang profesional memiliki motivasi yang kuat untuk bekerja dalam bidangnya. c .Memiliki suatu pengetahuan khusus dan keterampilan yang diperolehnya dari pendidikan yang cukup lama. d. Membuat keputusan-keputusan dalam tindakannya demi kepentingan klien, bukan harus bekerja tanpa pamrih. e. Pelayanan atas dasar kebutuhan yang objektif dari klien
f. Seorang profesional harus berorientasi pada pelayanan terhadap klien. g. Seorang profesional mempunyai otonomi dalam bertindak mengenai apa yang baik bagi klien. Ia adalah orang yang lebih tahu tentang apa yang baik bagi klien daripada klien itu sendiri. h.Menjadi anggota organisasi profesi yang diseleksi melalui ukuran-ukuran tertentu, seperti standar pendidikan atau ukuran-ukuran lain yang sejenis, memiliki keahlian yang sama dan dalam wilayah tertentu. i. Memiliki pengetahuan yang spesifik j.Seorang profesional tidak boleh mengiklankan untuk mendapatkan pasaran luas.
Teknik supervisi Kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang kegiatan belajar mengajar dikelas. Pertemuan pribadi antara suoervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi guru. Rapat antara supervisor dengan para guru di sekolah, biasanya untuk membicarakan masalah-masalah mum yang menyangkut perbaikan dan atau peningkatan mutu pendidikan. Kunjungan antar kelas atau antar sekolah merupakan suatu kegiatan yang terutama untuk saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah tentang usaha-usaha perbaikan dalam proses bakajar mengajar. Pertemuan – pertemuan di kelompok kerja pemilik, kelompok kerja kepala sekolah ,serta pertemuan kerja guru, pusat kegiatan guru dan sebagainya.
TERIMAKASIH