CIRI DAN FAKTOR PEMBENTUK MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SEKILAS TENTANG KONSEP SISTEM PERTANIAN-BIOINDUSTRI BERKELANJUTAN
Advertisements

KULIAH PEMBEKALAN KULIAH KERJA PROFESI
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
Perwakilan Masyarakat Batu Bukit
PENGEMBANGAN INFORMASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA oleh PUSTAKA
Febri abda surya H Saddam arrafat Dwi halimah
Kesetimbangan Lingkungan
SMA ISLAM AL-IZHAR PONDOK LABU. INDIKATOR  Membuat catatan perjalanan kerja kelompok tentang kehidupan masyarakat desa.  Melaksanakan Aksi sosial/ berbagi.
Makalah Kunci (Keynote Speech)
Prinsip-Prinsip EKOLOGI-EKOSISTEM WIDIWURJANI
Faktor Biotik.
Kegiatan ekonomi masyarakat
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)
PERTANIAN BERKELANJUTAN
oleh: Mentari Rahma DPS ( ) Maryanto ( )
TEKHNIK-TEKHIK PENGENDALIAN HAMA
Lanjutan bab 3……………… Pertemuan 5.
AGROFORESTRI Suatu sistem pengelolaan lahan untuk mengatasi masalah ketesediaan lahan dan produktivitas lahan. Dapat juga dikatakan dengan, suatu sistem.
PAKET KEBIJAKAN KEDAULATAN PANGAN
EKONOMI PERTANIAN INDONESIA
BUDIDAYA TANAMAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( )
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Teknik Pengeringan dan Penyimpanan
Laporan Observasi Sistem Pertanian Terpadu
PERTANIAN ORGANIK : PERINSIP DAUR ULANG HARA, KONSERVASI AIR DAN INTERAKSI ANTAR TANAMAN KELOMPOK 2 MEGANANDA PUTERI SARAHDIBHA G SUSIANTI G111.
Mendeskripsikan Dampak Polusi Lingkungan Kerja terhadap Kesehatan
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN IPB
PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS SOLUSI UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
RAGAM DAN KARAKTERISTIK PERTANIAN TERPADU
Integrated Pest Management (IPM)
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
SISTEM PERTANIAN TERPADU
PERAN PERTANIAN TERPADU DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN INDONESIA
BAB IV PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PERTANIAN
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
UNSUR-UNSUR PERTANIAN
NAMA KELOMPOK : DESI AYU ARUM S. ( 176 ) BAYU ADI SURYONO ( 193 )
Pengertian Pertanian terpadu
SUBSISTEM PRODUKSI PRIMER AGRIBISNIS
CIRI-CIRI PERTANIAN.
(MIXED FARMING SYSTEMS)
REVOLUSI HIJAU.
ENERGI BIOMASSA.
Sistem Pertanian Terpadu
Model-Model Usaha Agribisnis
PENERAPAN KONSEP EKOLOGI
AGROFORESTRY (2) Bahan Kuliah Pertanian Terpadu
DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017
LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN (untuk siswa SD kelas 3 semester 1)
Teknologi Mendukung Diversifikasi Pertanian
PEMANFAATAN LIMBAH KOPI DAN KOTORAN KAMBING SEBAGAI MEDIA CACING DENGAN PAKAN LIMBAH ORGANIK Kelompok A1 Wahyu Setyo Pratama Ike Ambarwati Mugiyati.
Tupoksi Utama Litkajibang BPTP (Permentan nomer 20 tahun 2013)
KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
BAHAN LIMBAH FUNGSIONAL DAN NON FUNGSIONAL
USAHATANI DAN PEMBANGUNAN USAHATANI
Unsur & Ciri Pertanian di Indonesia
Pelatihan pengolahan menir  makanan ringan
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SISTEM DALAM SISTEM PERTANIAN-BIOINDUSTRI
ISU LOKAL DAN GLOBAL OLEH YUDO SISWANTO ASEAN ECO SCHOOL MANDIRI
Modul 6 Kegiatan Pembelajaran 3
SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN AGROPASTURAL - 2 Ade Wachjar Adiwirman DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA.
Modul 6 KB 1 Ekologi Tanaman.
Peluang dan potensi Pertanian Organik
PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT PKM KELOMPOK PEMANFAAT KOHE DAN KELOMPOK PETANI ORGANIK DI DESA CIBODAS DAN CISONDARI KECAMATAN PASIR JAMBU KABUPATEN BANDUNG.
MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN dan AIR Dipresentasikan oleh: Martinus H. Pandutama, Ph.D Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember SEMETER.
RENCANA KERJA DAN ARAH KEBIJAKAN TAHUN
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
PENINGKATAN KETERLIBATAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA ALAM OLEH KELOMPOK : 1.DEKA VANDRAYADI NPM EKA YULYANI NPM MUID NPM.
Transcript presentasi:

CIRI DAN FAKTOR PEMBENTUK MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS 1.DIVERSIFIKASI (KERAGAMAN) KOMODITAS CIRI UMUM SYARAT MUTLAK MINIMAL 2 KOMODITAS

2.POLA INTEGRATIF CIRI KHAS DAN FAKTOR INTI ADANYA INTEGRASI ATAU DIVERSIFIKASI FUNGSIONAL ANTARA 2 KOMODITAS ANTAR KOMODITAS TIDAK BERKOMPETISI TETAPI SALING SUBSTITUSI KEBUTUHAN HARA DAN NUTRISI

3.PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL SIKLUS PRODUKSI TERTUTUP BERORIENTASI PEMANFAATKAN SUMBER DAYA LOKAL MENEKAN MASUKNYA INPUT LUAR SESUAI DENGAN PRINSIP LOW EXTERNAL INPUT AND SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA)

4.RAMAH LINGKUNGAN APLIKASI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN MEMBUKA DIRI TERHADAP INOVASI DAN TEKNOLOGI BARU CIRI DAN PENDUKUNG PENGUATAN MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS MENGURANGI PENGGUNAAN BAHAN ANORGANIK (PUPUK, PESTISIDA, PAKAN) MENJAGA KESEIMBANGAN ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

5.PENGOLAHAN HASIL FAKTOR PENDUKUNG TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL YG SANGAT PENTING TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL HASIL SAMPING / LIMBAH DARI OLAHAN PRODUKSI SIKLUS SARANA PRODUKSI -DEDAK -BATOK KELAPA -KULIT KOPI PETANI MEMBUKA LAPANGAN KERJA BARU

MANFAAT PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS 1.MENGURANGI RESIKO USAHA TANI PERUBAHAN IKLIM YG EKSTREM -SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT -BANJIR -KEKERINGAN -SERANGAN ANGIN KENCANG BERESIKO TINGGI THD KEGAGALAN PANEN MENGUSAHAKAN > 1 KOMODITAS

2.MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL PENGGUNAAN INPUT LUAR RENDAH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK MENEKAN KEGIATAN TRANSPORTASI MENGURANGI EMISI N2O MENEKAN PENGGUNAAN BBM SEBAGAI SUMBER EMISI KARBONDIOKSIDA

CONTOH : EKOSISTEM SAWAH EMISI GAS METAN 3.MENGEFEKTIFKAN LANGKAH ADAPTASI DAN MITIGASI CONTOH : EKOSISTEM SAWAH DAPAT DITEKAN DENGAN PEMILIHAN VARIETAS RENDAH GRK EMISI GAS METAN JIKA 1 KOMPONEN YG DITERAPKAN DAMPAK PENGURANGAN EMISI GRK TIDAK AKAN EFEKTIF PENERAPAN TEKNOLOGI DILAKUKAN DALAM SATU KESATUAN EKOSISTEM DALAM USAHA TANI PEMILIHAN VARIETAS RENDAH GRK DIIKUTI DG TEKNIK IRIGASI, SISTEM BUDIDAYA, SISTEM PENGOLAHAN LIMBAHTANAMAN DAN TERNAK YG TEPAT GUNA, SERTA DAPAT MENEKAN EMISI CARBON DAN GRK SECARA EFEKTIF MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS

MODEL INTEGRASI KOMPLEKS DI EKOSISTEM SAWAH

LANGKAH-LANGKAH MENGEMBANGKAN PERTANIAN TEKNO-EKOOGIS 1.IDENTIFIKASI KERAGAMAN KOMODITAS YG ADA POTENSI EKONOMI MASING-MASING 2.TENTUKAN KOMODITAS DOMINAN APAKAH ADA HUBUNGAN FUNGSIONAL 3.JIKA TIDAK ADA HUBUNGAN FUNGSIONAL DALAM PEMANFAATAN ZAT MAKANAN PERLU INTRODUKSI KOMODITAS BARU PENGISI RELUNG EKOSISTEM MEMBENTUK RANTAI PEMANFAATAN ZAT MAKANAN SECARA TERTUTUP TERNAK SAPI

4.DALAM MENENTUKAN JUMLAH ATAU LUASAN KOMODITAS PERLU PERENCANAAN SECARA MATANG TERCAPAI TITIK KESEIMBANGAN DALAM PEMENUHAN ZAT MAKANAN (HARA) SEEKONOMIS MUNGKIN SEKECIL MUNGKIN MEMASUKKAN INPUT (PUPUK, PAKAN) DARI LUAR MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL DAN MENGURANGI INPUT LUAR 5.PERLU SENTUHAN TEKOLOGI MAJU

6.ADANYA INTEGRASI (HUBUNGAN FUNGSIONAL) ANTAR KOMODITAS MEMBUKA PELUANG BARU MUNCULNYA RELUNG BARU DALAM EKOSISTEM -AZOLLA -JAMUR -IKAN PADI-SAPI 7.UPAYAKAN PENGOLAHAN HASIL (DIVERSIFIKASI VERTIKAL) JAMUR GABAH IKAN -SAYURAN -KERIPIK -ASINAN DLL -BERAS -DEDAK -SEKAM -IKAN SEGAR -IKAN ASIN -BAKSO IKAN DLL

MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS EKOSISTEM PERKEBUNAN KOPI A.INTEGRASI SEDERHANA USAHATANI DATARAN TINGGI TANAMAN BUAH (JERUK, PISANG) KOMODITAS SELINGAN KOPI KOMODITAS DOMINAN PADA MODEL INI TELAH ADA DIVERSIFIKASI (KERAGAMAN) TANAMAN TETAPI BELUM MEMILIKI HUBUNGAN FUNGSIONAL. TANAMAN BUAH DAPAT MENGURANGI RESIKO USAHA TANI, TETAPI BELUM BERPERAN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI USAHA TANI

POLA INTEGRASI SEDERHANA - TEKNOLOGI MAJU

POLA INTEGRASI SEDERHANA-KONVENSIONAL

POLA INTEGRASI KOMPLEKS - TEKNOLOGI MAJU B.INTEGRASI KOMPLEKS POLA INTEGRASI KOMPLEKS - TEKNOLOGI MAJU

MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS EKOSISTEM PERKEBUNAN METE A.INTEGRASI SEDERHANA USAHATANI DATARAN RENDAH METE TANAMAN UTAMA TERNAK DI ANTARA TANAMAN UTAMA : -JAGUNG -KETELA -KACANG-KACANGAN

POLA INTEGRASI SEDERHANA

POLA INTEGRASI KOMPLEKS B.INTEGRASI KOMPLEKS POLA INTEGRASI KOMPLEKS

MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS EKOSISTEM PANTAI A.INTEGRASI SEDERHANA POHON KELAPA IKAN SEGAR TERNAK -SAPI -AYAM -ITIK LIMBAH -MINYAK -PRODUK KERAJINAN PAKAN PUPUK

POLA INTEGRASI SEDERHANA DI EKOSISTEM PANTAI

POLA INTEGRASI KOMPLEKS DI EKOSISTEM PANTAI B.INTEGRASI KOMPLEKS POLA INTEGRASI KOMPLEKS DI EKOSISTEM PANTAI