TUGAS PATOLOGI DIFTERI
Kelompok 7 Nama Kelompok : Hendrik Setyono Margareta Fitriana Muhayadi Akbar Reni Fitri S Rio Prasetyo Ruli Ari Susanti Winda Eka W Yodela Nurmalasari
A. Pengertian Difteri Difteri adalah suatu penyakit infeksi toksik akut yang menular, disebabkan oleh corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau mukosa. Difteri adalah suatu infeksi, akut yang mudah menular dan yang sering diserang adalah saluran pernafasan bagian atas dengan tanda khas timbulnya “pseudomembran”. (Ngastiyah perawatan anak sakit, edisi 2 Hal. 41)
Corynebacterium Diphtheriae Difteri Corynebacterium Diphtheriae
B. Patofisiologi Etiologi Penyebabnya adalah bakteri corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah yang dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri. Biasanya bakteri berkembang biak pada atau disekitar permukaan selaput lendir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan peradangan beberapa jenis bakteri ini menghasilkan teksik yang sangat kuat, yang dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak. Masa inkubasi 1-7 hari (rata-rata 3 hari).
Corynebacterium diphteriae F I S L G Corynebacterium diphteriae Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi. Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan. Aliran sistemik Masa inkubasi 2 – 5 hari. Mengeluarkan toksin (eksotoksin) Nasal Tonsil/faringeal Laring Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam Demam suara serak, hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membrane batuobstruksi sal. Hidung serosa). Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak nafas, Linfadenitis (bull’s neck) sianosis. oxemia, syok septic.
b. Manifestasi Klinis 1. Manifestasi klinis dari gejala umum 2. Manifestasi klinis dari gejala eksotoksin pada jaringan Demam tidak terlalu tinggi Lesu Pucat Nyeri kepala Anoreksia Penderita tampak lemah, disertai pilek, sesak nafas dan gangguan sulit menelan. Gejala akibat eksotoksin bergantung kepada jaringan yang terkena seperti iniokorditis paralysis jaringan saraf atau nefritis.
c. Klasifikasi Diftheria Faeraneus 3. Difteria faring dan tonsil 2. Diftheria Laring dan trachea 3. Difteria faring dan tonsil 4. Difteria hidung
Gambar beda difteri dan peradangan lainnya.. Difteri pada hidung Laringitis Faringitis
d. Komplikasi Aluran Pernafasan Obstruksi jalan nafas dengan segala bronkopnemonia atelaktasio Kardiovaskuler Miokarditir akibat toksin yang dibentuk kuman penyakit ini Urogenital Dapat terjadi Nefritis Susunan darah Kira-kira 10% penderita difteria akan mengalami komplikasi yang mengenai system susunan saraf terutama system motorik.
Lanjutan… Komplikasi pada sistem susunan saraf motorik dapat berupa : Paralasis / paresis palatum mole sehingga terjadi rinolalia, kesukaran menelan sifatnya reversible dan terjadi pada minggu ke satu dan kedua. Paralisis / paresis otot-otot mutu, sehingga dapat mengakibatkan strabisinus gangguan akomodasi, dilatasi pupil atau ptosis, yang setelah minggu ke tiga. Paralisis umum yang dapat timbul setelah minggu ke 4, kelainan dapat mengenai otot muka, leher anggota gerak dan yang paling penting dan berbahaya bila mengenai otot pernafasan.
Gambar Komplikasi Difteri
C. Penatalaksanaan Penatalaksanaan Mandiri Perawatan yang baik Istirahat mutlak ditempat tidur Isolasi penderita Pengawasan yang ketat atas kemungkinan timbulnya komplikasi antara lain pemeriksaan EKG tiap minggu.
Penatalaksanaan Medis Anti Diphteria Serum (ADS) Antibiotika diberikan penisilan 50.000 untuk kgbb/hari sampai 3 hari bebas panas. Kortikosteroid obat ini di maksudkan untuk mencegah timbulnya komplikasi miokarditis yang sangat berbahaya.
Kesimpulan Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun corynebacterium diphtheria, dan lebih sering menyerang anak-anak. Bakteri ini biasanya menyerang saluran pernafasan, terutama laring, tonsil, dan faring. Tetapi tidak jarang racun bakteri juga menyerang kulit dan bahkan menyebabkan kerusakaan saraf dan juga jantung.