Biografi Irving Janis Janis lahir pada tanggal 26 Mei 1918 di Buffalo, New York. S1 di Universitas Chicago Melanjutkan gelar doktor di Universitas Columbia tahun 1948. Universitas Yale merekrut Janis ke dalam fakultas Departemen Psikologi pada tahun1947 Diangkat sebagai Profesor Psikologi di Universitas California, Berkeley tahun 1986. Irving Janis adalah seorang psikolog sosial abad ke-20 yang mengidentifikasi fenomena groupthink. Bukunya banyak dikutip, salah satunya “Korban Groupthink” (1972) menyajikan serangkaian studi rinci keputusan kebijakan luar negeri. Irving Janis meninggal pada tanggal 15 November 1990 di Santa Rosa, California.
Ringkasan Teori Groupthink terjadi ketika muncul vergenitas pikiran, rasa, visi, dan nilai-nilai di dalam sebuah kelompok menjadi sebuah entitas kepentingan kelompok, dan orang-orang yg berada dalam kelompok itu dilihat tidak sebagai individu, tetapi sebagai representasi dari kelompoknya. Apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan adalah kesepakatan satu kelompok.
SEJARAH GROUPTHINK Teori Pemikiran Kelompok (groupthink) lahir dari penelitian panjang Irvin L Janis. Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan satu mode berpikir sekelompok orang yang sifat kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang dilakukan anggota-anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat. Untuk mencapai kebulatan suara klompok ini mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis.
Definisi Groupthink Groupthink didefinisikan “cara pertimbangan yang digunakan anggota kelompok ketika keinginan mereka akan kesepakatan melampaui motivasi mereka untuk menilai semua rencana tindakan yang ada” Definisi Groupthink
Asumsi Groupthink Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang mempromosikan kohesivitas tinggi.\ Pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan proses yang menyatu Kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok bersifat kompleks
Faktor Terjadinya Groupthink Kohesivitas kelompok Kohesivitas adalah batas hingga dimana anggota suatu kelompok bersedia untuk bekerja bersama.Kohesivitas sering kali menuntun pada ketaatan yang merupakan rute utama menuju groupthink.
Faktor Struktural a. Isolasi kelompok b. kurangnya kepemimpinan imparsial c. kurangnya produser yang jelas dalam mengambil keputusan d. homogenitas latar belakang anggota kelompok
Tekanan kelompok Tekanan internal dan eksternal, ketika pembuatan keputusan sedang dalam tekanan yang berat, yang berasal dari dalam maupun luar kelompok. Pada akhirnya membentuk groupthink.
Tiga Gejala Groupthink 1) Penilaian berlebihan terhadap kelompok a. Ilusi akan ketidakrentanan b. Keyakinan akan moralitas yang tertanam di dalam kelompok
Rasionalisasi kolektif Streotipe kelompok luar 2) Ketertutupan pikiran Rasionalisasi kolektif Streotipe kelompok luar
Ilusi akan adanya kebulatan suara Tekanan untuk mencapai keseragaman Sensor Diri Ilusi akan adanya kebulatan suara Self Appointed Mindguards Tekanan terhadap para penentang
Kondisi pendahulu dan gejala groupthink Penilaian berlebihan kelompok Ilusi akan ketidakrentanan Keyakinan akan moralitas yang tertanam di dalam kelompok Ketertutupan pikiran Stereotip kelompok luar Rasionalisasi kolektif Tekanan untuk mencapai keseragaman Sensor diri Ilusi akan adanya kebulatan suara Self appointed mindguards Tekanan langsung pada penentang Para pembuat keputusan membentuk kelompok yang kohesif Kesalahan structural dari Organisasi Isolasi kelompok Kurangnya tradisi kepemimpinan yang imparsial Kurangnya norma-norma yang membutuhkan prosedur metodis Homogenitas latar belakang sosial dan ideologi dari anggota Karakteristik yang menghasilkan tekanan Keputus an yang berpoten si gagal Pencarian persetujuan(Tendensi Groupthink)
Dampak Negative 1. Diskusi amat terbatas 2. Pemecahan masalah cenderung dipilih, tidak dievaluasi Dampak Negative 5. Sasaran kebijakan tidak disurvei dengan sempurna 3. Alternatif pemecahan masalah tidak dipertimbangkan 4. Cenderung tidak siap melakukan antisipasinya
Mencegah Terjadinya Groupthink 2. Mengevaluasi kembali kebijakan yang akan dibuat 1. Mendesak tiap individu/anggota kelompok untuk bersuara 4. Menyeimbangkan consensus dan suara terbanyak (mengubah pilihan pengaturan peraturan) 3. Mengizinkan adanya keberatan (lindungi conscientious objectors)
Melihat sasaran yang ingin dicapai Membuat Keputusan Memiliki rencana kontigensi Membuat Keputusan Menyusun & mengkaji ulang alternatif Mempelajari konsekuensi dari tiap alternatif Menganalisis rencana yang pernah ditolak
Contoh-contoh peristiwa groupthink 1. Perusahaan A akan membangun jembatan di atas sungai. Ketua tim percaya bahwa komposisi yang Ia ajukan merupakan model yang paling cocok. Salah seorang anggota tim menyadari ada yang salah dengan rancangan ketua tim. Namun, Ia tidak mengungkapkan hal itu karena mayoritas anggota kelompok telah menyetujui. Tak lama, jembatan rubuh dan memakan korban. Ketika diteliti ulang, disebabkan kurang kokohnya pilar jembatan. Jika saja mereka mau mendengarkan pendapat selain pendapat mayoritas kelompok, hal ini tidak akan terjadi.
2. Misalnya dalam peristiwa Pearl Harbour (1941),menjelang penyerangan Pearl Harbour di bulan Desember 1941, komandan-komandan militer di Hawaii sebetulnya telah menerima laporan intelejen tentang persiapan Jepang untuk menyerang Amerika Serikat di suatu tempat di Pasifik. Akan tetapi para komandan memutuskan untuk mengabaikan informasi itu. Akibatnya, Pearl Harbour sama sekali tidak siap untuk diserang. Tanda bahaya tidak dibunyikan sebelum bom-bom mulai meledak. Walhasil, perang mengakibatkan 18 kapal tenggelam, 170 pesawat udara hancur dan 3700 orang meninggal.
3. Misalnya kelas mankom B akan mengadakan acara liburan, Faiz sebagai ketua kelas memutuskan untuk berlibur ke Bali, sebenarnya Bella tidak setuju namun karena keputusan tersebut sudah disetujui oleh semua pihak, akhirnya Bella mengikuti keputusan yang dibuat oleh ketua kelas tersebut.
West, Richard, dan Lynn H. Turner. (2008:274) West, Richard, dan Lynn H. Turner. (2008:274). Pengantar Teori Komunikasi 2: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Venus, Antar. (2012). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Chapman, J. (2006). Anxiety and defective decision making: An elaboration of the groupthink model. Management Decision, 44(10), 1391-1404. doi:http://dx.doi.org/10.1108/00251740610715713 Irving L(ester) Janis. (2002). Contemporary Authors Online. Biography In Context. Retrieved from:http://www.gale.cengage.com/InContext/bio.htm Sumber