AKTIFITAS PENGGEMBALAAN
PEMILIHAN TEMPAT MERUMPUT Tempat yang disenangi oleh ternak untuk merumput, istirahat, merebahkan diri merupakan interaksi dari faktor biotik dan abiotik : Abiotik: cuaca (temp., curah hujan, angin, dll), karakteristik tanah, topografi dan bentuk lahan, elevasi, ketersediaan air, garam dan pemagaran. Biotik: tanaman, komposisi botani, kuantitas hijauan, kualitas dan palatabilitas tanaman, naungan dan shelter, inter dan intra spesifik animal behavior, serangga, aktifitas manusia.
Apabila pada suatu areal hanya terdapat satu jenis vegetasi, maka ternak akan mendatangi setiap meter persegi dari lahan tersebut. Semakin meningkatnya keberagaman vegetasi dan topografi, maka semakin meningkat variasi dalam penggunaan lahan oleh ternak yang merumput. Hal ini menyebabkan ternak memilih satu tempat dan menolak tempat yang lain untuk merumput. Pemilihan tempat merumput oleh ternak bisa ditekan dengan meningkatkan tekanan penggembalaan dan kepadatan ternak yang menggembala.
Pola distribusi ternak pada lahan penggembalaan yang heterogen sangat sukar diprediksi secara tepat, krn pemilihan tempat merumput dipengaruhi oleh suatu faktor yang kompleks termasuk animal social behavior. Segala sesuatu yang menyebabkan ternak merumput disekitar area sumber air, garam, naungan dan tempat berbaring akan menyebabkan eksploitasi yang berat pada areal disekitar tempat tersebut dan sangat kurang eksploitasi pada areal yang jauh dari titik sumber tersebut. Rata-rata penggunaan hijauan(rumput) oleh sapi pada lereng bukit adalah 19,4 %, tetapi bevariasi antara 5 s/d 55%.
Faktor yang mempengaruhi seleksi terhadap tanaman Faktor hijauan memainkan peran penting dalam pemilihan tanaman oleh ternak yang merumput. Banyaknya rumput yang palatabel akan memikat ternak untuk merumput pada suatu area dimana rumput tersebut ditemukan. Daerah pinggiran sungai merupakan tempat yang paling disukai ternak. Ketertarikan yang besar dari ternak terhadap daerah pinggir sungai karena hijauan yang palatabilitasnya tinggi, berkualitas, dan Bervariasi Hijauan di lokasi ini banyak mengandung air, lunak dan tetap hijau. Penyebab lainnya : ketersediaan air, naungan, dan suhu yang dingin. Penggunaan hijauan oleh ternak di daerah pinggir sungai 25 % lebih tinggi dibanding daerah yang tinggi. 1. Faktor Hijauan
2. Faktor vegatasi non hijauan Spt : penebangan hutan Ternak/hewan menyukai daerah bekas penebangan hutan yang telah dipindahkan kayunya.Tetapi sapi akan mencari tempat berteduh jika suhu sangat panas ( diatas comfort zone).
3. Faktor kemiringan lahan (Slope) -. Berppengaruh terhadap distribusi penggembalaan. Sapi menyukai areal yang dapat diakses spt lahan datar, dan bergelombang, dasar lembah, dan dataran diantara saluran air. Penggunaan hijauan oleh sapi pada tanah yang landai mencapai 75 – 80%.
Kesukaan sapi menggembala berdasarkan slope (kemiringan) : Sangat disukai : 0 – 5% dan 5-10% kemiringan Agak disukai : 11-15% kemiringan Agak tidak disukai : 16-20% kemiringan, dan Tidak disukai : lebih dari 20 % kemiringan. Hambatan kemiringan bisa diatasi bila tersedia hijauan yang sangat disenangi dan ada air yang cukup. Ternak domba bisa menggunakan hijauan secara baik pada kemiringan dibawah 45%.
4. Jarak dari sumber air Lokasi dan jumlah titik air di lahan penggembalaan sangat penting dalam pengendalian pergerakan ternak, distribusi dan konsentrasi ternak menggembala. Jarak air menjadi faktor penentu batas penggunaan hijauan ketika faktor lain tidak menjadi hambatan dalam distribusi penggembalaan. Ketika pakan dalam kondisi baik, sapi di padang penggembalaan Australia, berada sekitar 2 mil dari sumber air. Ketika pakan mulai berkurang maka sapi akan mencari pakan sampai 4 mil dari sumber air. Pada kondisi musim kering, sapi akan mencari pakan sampai 6 – 15 mil jaraknya dari sumber air.
5. Pengalaman ternak dan latihan Pegalaman ternak sejak lahir sampai di sapih, umur satu tahun dan ternak dewasa akan berpengaruh terhadap pemilihan tempat menggembala.