AKTIFITAS PENGGEMBALAAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
CECEP KUSMANA FAKULTAS KEHUTANAN IPB
Advertisements

Oleh: Cecep Kusmana Dept. Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB 2010
Oleh : Kenya Aushafa. Jika tumbuhan tidak ada, maka makhlik hidup akan mati. Selain makhluk hidup mati kita tidak bisa bernafas, tumbuhan kering, dan.
TEKANAN UDARA INDIKATOR KOMPETENSI
TANAH LONGSOR.
PENGARUH LINGKUNGAN PADA TERNAK
Sistem Tiga Strata (STS)
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
Lingkungan Hidup Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan.
Iklim dan Klasifikasi Iklim
EROSI Erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan angin, air atau gravitasi. Di Indonesia,
Assalamu’alaikum wr. wb
PERAIRAN LAUT.
IPTEK PENGOLAHAN BAHAN PAKAN
KOMPONEN ABIOTIK DALAM BIOSFER
OLEH : IR. H. ABDUL RAHMAN, MS
PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
KOMPONEN ANOMALI IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN
BAB 3 SUMBER DAYA ALAM.
Analisis Kontur.
Ekosistem PENGERTIAN BIOTIK KOMPONEN A.BIOTIK ANTAR BIOTIK INTERAKSI
ANALISIS TEMPAT KERJA.
Peranan Bioteknologi dalam ketersediaan pakan untuk domba dan kambing
Pemahaman dan Analisis Iklim Mikro
TOPIK 5 CUACA DAN IKLIM SERTA UNSUR-UNSURNYA
SISTEM TIGA STRATA (STS)
Sistem Informasi Geografis
KANDANG AYAM Pertimbangan dalam membuat kandang :
KARAKTER BIOFISIK DAS Oleh Andang Suryana.
SUKSESI.
`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KELEMBABAN UDARA NUR AZIZAH.
FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
EVALUASI LAHAN Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
Pemanfaatan Sumber Daya ALAM
Pemahaman dan Analisis Lahan (Landform)
JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN - UB
ANALISIS LINGKUNGAN FISIK TAPAK
PRINSIP – PRINSIP PENGELOLAAN PADANG PENGGEMBALAAN.
SEKOLAH TINGGI ILMU KEHUTANAN YAYASAN TEUKU CHIK PANTE KULU 2014
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA
EIS MARLIA NINGRUM K / 5B PGSD UNS SURAKARTA
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Aliran Permukaan dan Sifat Aliran Permukaan
BENCANA ALAM BANJIR DAN DAMPAK KELOMPOK 2 : I GEDE TONINI WAYAN NILAYANTI LINDAH NIKE NURJANA MARATUN SALEHANILAMSARI S. SALEH MIRANTI T. TAUTANILAMSARI.
Oleh :.
HUJAN.
TEKANAN UDARA INDIKATOR KOMPETENSI
TEKANAN UDARA INDIKATOR KOMPETENSI
PRINSIP – PRINSIP PENGELOLAAN PADANG PENGGEMBALAAN.
PENGGEMBALAAN CAMPURAN (mixed grazing)
Sucipto Hariyanto Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
IDENTIFIKASI POTENSI SUMBERDAYA LOKASI
KEADAAN ALAM INDONESIA
EKOSISTEM TERESTRIAL.
Penerapan Analisis Daya Dukung Lingkungan
EROSI Erosi adalah pengangkutan tanah dan bagian –bagian tanah (BO, UH, MO) dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami baik air ataupun angin.
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
KOMPONEN ANOMALI IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN
PENANAMAN POHON. Pendahuluan Kegiatan penanaman merupakan kegiatan inti dari budidaya hutan yang mencakup areal yang luas, memerlukan biaya yang besar.
TUGAS GEOGRAFI DI S U S U N OLEH : NAMA: SITI NURHALIZA : DINDA BAHTIAR : JUMRIANI PUTRI : ANDI MALLARANGENG ARHAM KELAS: Xi MIPA 3 SMA NEGERI 5 BULUKUMBA.
Sucipto Hariyanto Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
BIOSFER.
BIOMA, KOMUNITAS DAN VEGETASI
MANAJEMEN PASTURA PTN 3202, SKS 2/1, WAJIB
ILMU HIJAUAN Putri Awaliya Dughita, S.Pt., M.Sc. LINGKUNGAN TROPIK  Komponen Penyusun Lingkungan Tropik Iklim : sinar matahari, ► suhu, ► tekanan udara.
Diversitas dan Ekologi Biawak (Varanus indicus) di Pulau Pepaya Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Irian Jaya Barat Iyai, Deny Anjelius Jurnal Biodiversitas,
Hendra Rahman SMAN 1 Meukek Website : Flora Dan Fauna di Indonesia Dan Dunia GEOGRAFI untuk Kelas XI SMA/MA.
BUDIDAYA GANYONG Ganyong merupakan tanaman tropis yang tidak manja tahan terhadap naungan, Dapat tumbuh di segala jenis tanah dan iklim. tidak membutuhkan.
Transcript presentasi:

AKTIFITAS PENGGEMBALAAN

PEMILIHAN TEMPAT MERUMPUT Tempat yang disenangi oleh ternak untuk merumput, istirahat, merebahkan diri merupakan interaksi dari faktor biotik dan abiotik : Abiotik: cuaca (temp., curah hujan, angin, dll), karakteristik tanah, topografi dan bentuk lahan, elevasi, ketersediaan air, garam dan pemagaran. Biotik: tanaman, komposisi botani, kuantitas hijauan, kualitas dan palatabilitas tanaman, naungan dan shelter, inter dan intra spesifik animal behavior, serangga, aktifitas manusia.

Apabila pada suatu areal hanya terdapat satu jenis vegetasi, maka ternak akan mendatangi setiap meter persegi dari lahan tersebut. Semakin meningkatnya keberagaman vegetasi dan topografi, maka semakin meningkat variasi dalam penggunaan lahan oleh ternak yang merumput. Hal ini menyebabkan ternak memilih satu tempat dan menolak tempat yang lain untuk merumput. Pemilihan tempat merumput oleh ternak bisa ditekan dengan meningkatkan tekanan penggembalaan dan kepadatan ternak yang menggembala.

Pola distribusi ternak pada lahan penggembalaan yang heterogen sangat sukar diprediksi secara tepat, krn pemilihan tempat merumput dipengaruhi oleh suatu faktor yang kompleks termasuk animal social behavior. Segala sesuatu yang menyebabkan ternak merumput disekitar area sumber air, garam, naungan dan tempat berbaring akan menyebabkan eksploitasi yang berat pada areal disekitar tempat tersebut dan sangat kurang eksploitasi pada areal yang jauh dari titik sumber tersebut. Rata-rata penggunaan hijauan(rumput) oleh sapi pada lereng bukit adalah 19,4 %, tetapi bevariasi antara 5 s/d 55%.

Faktor yang mempengaruhi seleksi terhadap tanaman Faktor hijauan memainkan peran penting dalam pemilihan tanaman oleh ternak yang merumput. Banyaknya rumput yang palatabel akan memikat ternak untuk merumput pada suatu area dimana rumput tersebut ditemukan. Daerah pinggiran sungai merupakan tempat yang paling disukai ternak. Ketertarikan yang besar dari ternak terhadap daerah pinggir sungai karena hijauan yang palatabilitasnya tinggi, berkualitas, dan Bervariasi Hijauan di lokasi ini banyak mengandung air, lunak dan tetap hijau. Penyebab lainnya : ketersediaan air, naungan, dan suhu yang dingin. Penggunaan hijauan oleh ternak di daerah pinggir sungai 25 % lebih tinggi dibanding daerah yang tinggi. 1. Faktor Hijauan

2. Faktor vegatasi non hijauan Spt : penebangan hutan Ternak/hewan menyukai daerah bekas penebangan hutan yang telah dipindahkan kayunya.Tetapi sapi akan mencari tempat berteduh jika suhu sangat panas ( diatas comfort zone).

3. Faktor kemiringan lahan (Slope) -. Berppengaruh terhadap distribusi penggembalaan. Sapi menyukai areal yang dapat diakses spt lahan datar, dan bergelombang, dasar lembah, dan dataran diantara saluran air. Penggunaan hijauan oleh sapi pada tanah yang landai mencapai 75 – 80%.

Kesukaan sapi menggembala berdasarkan slope (kemiringan) : Sangat disukai : 0 – 5% dan 5-10% kemiringan Agak disukai : 11-15% kemiringan Agak tidak disukai : 16-20% kemiringan, dan Tidak disukai : lebih dari 20 % kemiringan. Hambatan kemiringan bisa diatasi bila tersedia hijauan yang sangat disenangi dan ada air yang cukup. Ternak domba bisa menggunakan hijauan secara baik pada kemiringan dibawah 45%.

4. Jarak dari sumber air Lokasi dan jumlah titik air di lahan penggembalaan sangat penting dalam pengendalian pergerakan ternak, distribusi dan konsentrasi ternak menggembala. Jarak air menjadi faktor penentu batas penggunaan hijauan ketika faktor lain tidak menjadi hambatan dalam distribusi penggembalaan. Ketika pakan dalam kondisi baik, sapi di padang penggembalaan Australia, berada sekitar 2 mil dari sumber air. Ketika pakan mulai berkurang maka sapi akan mencari pakan sampai 4 mil dari sumber air. Pada kondisi musim kering, sapi akan mencari pakan sampai 6 – 15 mil jaraknya dari sumber air.

5. Pengalaman ternak dan latihan Pegalaman ternak sejak lahir sampai di sapih, umur satu tahun dan ternak dewasa akan berpengaruh terhadap pemilihan tempat menggembala.