Disampaikan di Dauroh Marhalah I KAMMI Daerah Bandung Misi Kelahiran Islam Disampaikan di Dauroh Marhalah I KAMMI Daerah Bandung
Objectives Memahami dan dapat menjelaskan bagaimana Rasulullah mengubah masyarakat jahiliah melalui dakwah Islam (pada fase makkah dan madinah)
Point of View Masyarakat Arab (kondisi geo-politik, geo-ekonomi dan budaya) pra Islam Esensi periode kenabian Muhammad dan karakter dakwahnya (pada fase Makkah dan madinah)
Masyarakat Arab Pra-Islam
Geo-Politik, Ekonomi & Budaya Terletak diantara 2 kerajaan besar yang saling berperang; Byzantium (Romawi Timur) dan Persia (dinasti Sassanid) Relatif tertutup dan tidak terlibat dengan dunia luar secara aktif (kecuali bisnis) Memiliki rute perdagangan tetap (musim dingin ke Syam, musim panas ke Yaman) Memiliki khazanah budaya sendiri, terutama sastra (syair, puisi & prosa) Tradisi kesukuan yang dominan
Jazirah Arab dikelilingi oleh laut merah dan dipengaruhi oleh Byzantium dan Persia. Kedua kerajaan saling beperang memperebutkan pengaruh dan perbatasan.
Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi[1161], Di negeri yang terdekat[1162] dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang[1163] . Dalam beberapa tahun lagi[1164]. bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjinya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS Ar Rum 1-6) [1161] Maksudnya: Rumawi timur yang berpusat di Konstantinopel. [1162] Maksudnya: terdekat ke negeri Arab Yaitu Syria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Rumawi Timur. [1163] Bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai kitab suci sedang bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). kedua bangsa itu saling perang memerangi. ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia, Maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. hal itu benar-benar terjadi. beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah. [1164] Ialah antara tiga sampai sembilan tahun. waktu antara kekalahan bangsa Rumawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Rumawi adalah kira-kira tujuh tahun.
Esensi Da’wah Rasul
161. Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah Termasuk orang-orang musyrik". 162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 163. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Al An’am)
Periodisasi da’wah rasul
Fase Makkah Da’wah pada keluarga dekat masyarakat Quraisy Tarbiyah (pembinaan) pada aspek aqidah & ibadah Sabar dalam menghadapi ujian & non-konfrontatif Menggunakan sarana politik jahiliyah untuk melindungi da’wah Memanfaatkan unsur2 persamaan Islam dengan ideologi lain Aktivitas diplomatik dan suaka ke negeri lain (Habasyah)
Fase Madinah Membangun basis yang kokoh Deklarasi negara islam Piagam Madinah (lihat Siroh Ibnu Hisyam) Konfrontasi fisik Menghadapi tribulasi da’wah Ekspansi da’wah / Futuhat
Karakteristik Da’wah Rasul Ar Rabbaniyah orientasi pada Allah saja Al Manhajiyah sistematis & terarah Al-Marhaliyah bertahap Al-Awlawiyah menentukan prioritas Al-Waaqi’iyah melihat kondisi kekinian Al-Mutawaazinah seimbang
Referensi Siroh Nabawiyah; Syaikh Ramadhan Al-Buthy Al Mubarakfuri Ibnu Hisyam Abu Hasan Ali An-Nadwi (Ketua Jama’at Islami, Pakistan) Syaikh Munir Ghadhban – Manhaj Haraki