PENYEDIA JASA KEUANGAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh YUNUS HUSEIN Jakarta,  MEWUJUDKAN OJK YANG INDEPENDEN, SOLID DAN EFEKTIF DI DALAM MENGATUR AN MENGAWASI INDUSTRI JASA KEUANGAN DAN MELINDUNGI.
Advertisements

MATERI 6 HUKUM KEPAILITAN.
JASA DAN LAYANAN PERBANKAN DALAM LALU LINTAS KEUANGAN
SELAMAT DATANG.
TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA
Jasa-jasa perbankan.
Kejahatan Pencucian Uang
Siswanto, Ir. MT. dkk. Diperbaruhi dari Slide : Yoeserwan, SH. MH Tindak Pidana Pasar Modal.
SUMBER-SUMBER DANA BANK
Lecture Note: Marina Malian,SE,Ak
Flowchart Deposito Di Bank
JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)
MANAJEMEN DANA BANK PERTEMUAN 5.
Sumber-sumber Dana Bank
KREDIT BANK Pertemuan 6.
UANG DAN BANK SEJARAH DAN PENGERTIAN UANG PERMINTAAN UANG
Lalu lintas pembayaran
Bank dan Lembaga keuangan 1 PTA 2015/2016
BAB Xi Pencucian Uang(Money Laundering)
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN
3. Sumber-Sumber Dana Bank
TANGGUNG JAWAB MANAJER INVESTASI
A. Segi Hukum Perdata Pada setiap kegiatan usaha pembiayaan, termasuk juga kartu kredit, inisiatif mengadakan hubungan kontraktual berasal dari para pihak.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PMK- 70 /PMK
Sahabat Keluarga Indonesia
Sumber-sumber Dana Bank
AKUNTANSI SUMBER DANA TABUNGAN
Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering ) Bagian III
3. Sumber-Sumber Dana Bank
Sistem Operasional Tabungan Bank Syariah
Prinsip KYC/PMN.
SUMBER DANA MODAL BANK EMAN SULAIMAN, S.T, M.M STIE CIREBON 2016
PROSEDUR IDENTIFIKASI NASABAH
MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE.MM.
Manajemen Jasa Perbankan
Asas, Fungsi dan Tujuan Bank
Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M 2012
Jasa-Jasa Lembaga Perbankan
Bisnis Perbankan.
JASA DAN LAYANAN PERBANKAN DALAM LALU LINTAS KEUANGAN
SISTEM MONETER & PERBANKAN NASIONAL
PENGAWASAN TPPU DALAM DANA KAMPANYE PEMILU KEPALA DAERAH
Oleh : Indah Wulandari A
IDENTIFIKASI DAN PELAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN
UANG DAN SISTEM PEMBAYARAN
Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering ) Bagian II
Sumber-sumber Dana Bank
JASA PERBANKAN Penghimpunan dana dari masyarakat Pemberian kredit.
EMAN SULAIMAN, S.T, M.M STIE CIREBON 2016
AKUNTANSI SUMBER DANA GIRO
Flowchart Deposito Di Bank
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHANNYA bagian II
Predicate Crime 1. korupsi 18. pemalsuan uang 2. penyuapan 19. perjudian 3. penyelundupan barang 20. prostitusi 4. penyelundupan tenaga kerja 21. di bidang.
Sumber-sumber Dana Bank
Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering ) Bagian I
Sumber-sumber Dana Bank
TANGGUNG JAWAB MANAJER INVESTASI
Jasa-jasa perbankan.
NAMA : HELMI AHDHANI NIM : Hukum perbankan kelas c
Ekonomi Moneter Kel 4 Lembaga Keuangan.
BANK SITI SOPIAH.
PENYITAAN DAN PERAMPASAN HARTA KEKAYAAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG YANG BERASAL DARI TINDAK PIDANA KORUPSI Disusun.
MONEY LOUNDERING SORAYA LESTARI, SE, M. Si.
Prinsip KYC/PMN.
perbankan PUSAT PELAPORAN dan ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
HUKUM PENGANGKUTAN Pertemuan XII.
perbankan PUSAT PELAPORAN dan ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN
Transcript presentasi:

PENYEDIA JASA KEUANGAN

A. Perbankan Perbankan merupakan suatu bentuk usaha yang memiliki keleluasaan dalam menghimpun dan menyalurkan dana, sehingga sangat strategis untuk digunakan sebagai sarana pencucian uang baik melalui placement, layering maupun integration. Selain itu transfer dana secara elektronis juga dapat dimanfaatkan oleh pencuci uang untuk mengalihkan dana secara cepat dan relatif murah serta aman ke rekening pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri.

Perbankan juga sangat rentan bagi tindak pidana yang teroganisir sehingga sangat strategis untuk dimanfaatkan. Tindak pidana yang terorganisir biasanya bersembunyi dibalik suatu perusahaan atau nama lain (nominees) dengan melakukan perdagangan internasional palsu dan berskala besar dengan maksud untuk memindahkan uang yang tidak sah dari suatu negara ke negara lain. Perusahaan yang digunakan untuk menyembunyikan kegiatan tindak pidana tersebut biasanya meminta kredit/pembiayaan dari bank untuk menyamarkan aktivitas pencucian uang. Modus operandi lainnya antara lain dengan menggunakan faktur (invoice) palsu yang di markup atau L/C palsu sebagai upaya untuk menyulitkan pengusutan dikemudian hari. Oleh karena itu perbankan harus berhati-hati terhadap kemungkinan dimanfaatkan sebagai sarana pencucian uang.

Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan hubungan usaha dengan nasabah/calon nasabah yaitu: a. Pembukaan rekening Calon nasabah dapat digolongkan mencurigakan apabila pada saat pembukaan rekening, yang bersangkutan melakukan hal-hal sebagai berikut: i. Tidak bersedia memberikan informasi yang diminta. ii. Memberikan informasi yang tidak lengkap atau memberikan informasi yang kurang memuaskan. iii. Memberikan informasi palsu atau menyesatkan. iv. Menyulitkan petugas bank pada saat dilakukan verifikasi terhadap informasi yang sudah diberikan. v. Membatalkan hubungan bisnis dengan bank.

b. Nasabah yang tidak memiliki rekening (walk-in customer) Bank wajib menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah bagi walk-in customer yang melakukan transaksi dengan nilai lebih besar dari Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per transaksi atau nilai yang setara.

c. Penitipan (custodian) dan safe deposit box Bank perlu melakukan tindakan pengamanan khusus terhadap nasabah yang menggunakan jasa penitipan (custodian) dan safe deposit box. Bank juga harus menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah terhadap walk-in customer yang menggunakan safe deposit box.

d. Penyetoran dan penarikan Transaksi penyetoran dan penarikan tunai adalah metode yang lazim dilakukan oleh pelaku tindak pidana untuk mencuci hasil tindak pidananya melalui sistem perbankan. Oleh karena itu untuk menjamin kebenaran transaksi, sejak awal petugas bank harus memastikan semua informasi yang diperlukan berkenaan dengan identitas nasabah. Informasi nasabah yang lengkap akan mempermudah bank untuk mengidentifikasi transaksi keuangan mencurigakan.

e. Kredit/pembiayaan Kredit/pembiayaan dalam bentuk kartu kredit perlu mendapat perhatian karena instrumen ini dapat digunakan oleh pelaku tindak pidana untuk mencuci hasil tindak pidananya melalui proses layering atau integration.

B. Lembaga Keuangan Non Bank Perhatian terhadap PJK yang berbentuk asuransi dan usaha investasi lainnya diperlukan sebagai upaya untuk memastikan tidak dimanfaatkannya produk dan jasa PJK tersebut untuk kegiatan pencucian uang. Asuransi dan usaha investasi lainnya yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan khususnya yang menerima transaksi tunai dapat digunakan untuk pencucian uang terutama pada tahap placement dan integration. Sebagai contoh, pembayaran premi secara tunai untuk polis asuransi, yang kemudian dibatalkan untuk mendapatkan pengembalian premi atau pembayaran klaim.

Produk investasi ritel biasanya digunakan pada tahap layering dan integration. Produk investasi ritel menarik untuk digunakan mencuci hasil tindak pidana karena kemudahan dalam memindahkan dana dari satu produk investasi ke produk investasi lainnya. Proses ini merupakan upaya penggabungan dana yang sah dengan yang tidak sah dan memasukkannya ke dalam sistem perekonomian. “Lump sum investments” dalam produk-produk yang likuid (terutama yang bernilai tinggi) sangat rentan untuk digunakan oleh pelaku tindak pidana. Transaksi tersebut biasanya dilakukan secara tunai, sehingga dibutuhkan alat bukti yang cukup untuk memudahkan pengusutan dikemudian hari terutama terhadap cash-based business.

C. Perusahaan Efek, Pengelola Reksa Dana dan Bank Kustodian Selain perbankan, asuransi dan usaha investasi lainnya, bentuk PJK lainnya dalam pedoman ini adalah perusahaan efek, pengelola reksa dana dan bank kustodian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang-undang No. 15 Tahun 2002. Perusahaan efek, pengelola reksa dana dan bank kustodian wajib memiliki prosedur yang memadai untuk membuktikan dan memverifikasi identitas nasabah/calon nasabah, beneficial owner atau beneficiary nasabahnya. Apabila perusahaan efek, pengelola reksa dana dan bank kustodian tidak mengetahui secara pasti identitas nasabah/calon nasabah, maka hubungan usaha dengan nasabah/calon nasabah tersebut dapat ditolak.

D. Penyedia Jasa Keuangan Lainnya PJK lainnya misalnya pedagang valuta asing (money changer) serta lembaga penyimpanan dan penyelesaian wajib menyampaikan laporan kepada PPATK untuk hal-hal sebagai berikut: a. Transaksi keuangan mencurigakan; b. Transaksi yang dilakukan secara tunai dalam jumlah kumulatif sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih atau yang nilainya setara, baik dilakukan dalam satu kali transaksi maupun beberapa transaksi dalam 1 (satu) hari kerja sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1) jo. Pasal 1 angka 4 Undang-undang No. 15 Tahun 2002, Bab 3 huruf C angka 3 pedoman ini dan ketentuan lainnya yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga pengawas.