Retinopathy of Prematurity DOKTER PEMBIMBING : dr. Harie B Soedjono, Sp.M Presentan : Aryanti Puspitarini Cindi Nofita Sari Fahmizar Setiawan Riesti Roito
Pendahuluan Retinopati Prematuritas (ROP) adalah suatu keadaan dimana terjadi perkembangan abnormal pembuluh darah retina pada bayi yang lahir prematur. ROP merupakan penyebab kebutaan tertinggi anak-anak di Amerika 7000 anak buta akibat ROP Salah satu penyebab utama kebutaan anak di seluruh dunia, terutama di negara berkembang
Penyebab ROP adalah terhentinya proses maturasi dari pembuluh retina normal. Teori Campbell adanya hubungan antara ROP dengan terapi suplemental oksigen pada bayi prematur Penatalaksaan ROP yang paling penting adalah untuk mencegah terjadinya kebutaan permanen dengan antenatal care yang baik.
Anatomi dan Fisiologi Retina
Lapisan-lapisan retina : Lapisan epitel pigmen Lapisan fotoreseptor (lapisan batang dan kerucut, penerima cahaya) Membran limitan eksterna Lapisan nuklear luar (nukleus dari batang dan kerucut) Lapisan plexiform luar Lapisan nuklear dalam (nukleus dari sel bipoler) Lapisan plexiform dalam Lapisan sel-sel ganglion Lapisan serabut saraf (axon dari sel-sel ganglion) Membrana limitan interna
Perkembangan Vaskularisasi Retina 16 minggu Pembuluh retina tumbuh keluar dari optic disc sebagai perpanjangan dari sel spindel mesenkimal. 32 minggu retina tervaskularisasi menyeluruh sampai ke ora serrata 40-42 minggu bagian temporal yang lebih besar telah tervaskularisasi seluruhnya
Retinopati Prematuritas (ROP) Definisi Retinopati prematuritas adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada pembentukan pembuluh darah retina pada bayi prematur Faktor resiko utama timbulnya ROP: penurunan usia gestasi penurunan berat lahir terapi suplemental oksigen pada bayi prematur
Epidemiologi Insidensi ROP 29.2% (165 dari 564 bayi dengan BBLASR). Di Korea insidensi ROP 20.7% (88 dari 425 bayi prematur) Dari 28.000 bayi lahir prematur di Amerika dengan BB <1500 g, 50%-nya menderita ROP Usia median dari onset ROP adalah 35 minggu (31-40 minggu). Usia median dari onset ROP adalah 35 minggu ( range 31-40 minggu) Laki-laki > perempuan
Patofisiologi Bayi Prematur Peka terhadap stres okdidatif (peningkatan tekanan O2 Vasokonstriksi pembuluh retina (respon protektif) Retina belum berkembang penuh hipoperfusi dan hipoksemia pada retina dengan vaskularisasi tidak lengkap proliferasi fibrosa, retraksi parut dan pada kasus terburuk lepasnya retina dan kebutaan proliferasi pembentukan pembuluh darah baru (neovaskulari-sasi) Perdarahan ke vitreus dan retina
Patofisiologi Terapi suplemental O2 pada bayi prematur hiperoksia tingginya tekanan oksigen retina memperlambat perkembangan pembuluh darah retina (vaskulogenesis) menimbulkan daerah iskemia pada retina
Klasifikasi ROP dibagi berdasarkan lokasi penyakit ini dalam zona-zona pada retina (1, 2, dan 3), penyebaran penyakit berdasarkan arah jarum jam (1-12), dan tingkat keparahan penyakit dalam stadium (0-5).
Zona ROP Zona 1 paling labil Pusat dari zona 1 adalah nervus optikus. ROP yang terletak pada zona 1 (bahkan pada stadium 1, imatur) dianggap kondisi yang kritikal dan harus dimonitor dengan ketat. Tanda utama dari perburukan penyakit ini dengan ditemukan adanya pembuluh darah yang mengalami peningkatan dilatasi.
Zona 2 Zona 2 adalah area melingkar yang mengelilingi zona 1 dengan nasal ora serrata sebagai batas nasal. Bila ditemukan warning sign: vaskularisasi yang meningkat pada ridge Dilatasi vaskular yang meningkat tampak tanda ‘hot dog’ pada ridge; merupakan penebalan vaskular 3 hal tersebut merupakan indikator prognosis yang buruk.
Zona 3 Zona 3 adalah bentuk bulan sabit yang tidak dicakup zona 2 pada bagian temporal. Jarang terjadi penyakit yang agresif. mengalami vaskularisasi lambat evaluasi beberapa minggu Tidak ditemukan adanya penyakit sequelae dari zona ini.
Stadium ROP Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4 Stadium 5 Ditemukan garis demarkasi tipis diantara area vaskular dan avaskular pada retina. Stadium 1 Tampak ridge luas dan tebal yang memisahkan area vaskular dan avaskular retina. Stadium 2 Dapat ditemukan adanya neovaskularisasi pada ridge, pada permukaan posterior ridge atau anterior dari rongga vitreous. Stadium 3 ablasio retina subtotal yang berawal pada ridge Stadium 4 ablasio retina total berbentuk seperti corong (funnel). Stadium 5
Pemeriksaan ROP Pemeriksaan ROP dikategorisasikan dalam zona-zona, dengan stadium yang menggambarkan tingkat keparahan penyakit Standar baku untuk mendiagnosa ROP adalah pemeriksaan retina dengan menggunakan oftalmoskopi binokular indirek.
Pemeriksaan ROP Screening protocol ROP sesuai dengan usia gestasi : Bayi yang lahir usia gestasi 23-24 minggu harus menjalani pemeriksaan mata pertama pada usia gestasi 27-28 minggu Bayi yang lahir usia gestasi 25-28 minggu harus menjalani pemeriksaan mata pertama pada usia kehidupan 4-5 minggu Bayi yang lahir usia gestasi ≥29 minggu pemeriksaan mata pertama dilakukan sebelum bayi tersebut dipulangkan
Penatalaksanaan Terapi medis Belum ada standar terapi medis baku untuk ROP. Penelitian terus dilakukan untuk memeriksa potensi penggunaan obat antineovaskularisasi intravitreal, seperti bevacizumab (Avastin) digunakan pada retinopati diabetik
Terapi bedah Terapi bedah ablatif (Ablative surgery) Krioterapi Terapi bedah laser Setelah intervensi bedah harus dipemeriksa setiap 1-2 minggu apakah diperlukan terapi tambahan. Pasien dimonitor sampai vaskularisasi retina matur.
Komplikasi Komplikasi jangka panjang dari ROP: Miopia Ambliopia Strabismus Nistagmus Katarak Ruptur retina Ablasio retina
Prognosis Prognosis ROP ditentukan berdasarkan zona penyakit dan stadiumnya Pada pasien dari stadium I atau II memiliki prognosis yang baik Pasien dengan penyakit pada stadium III, IV, dan V memiliki prognosis yang cukup buruk
Kesimpulan Retinopati prematuritas (ROP) yaitu penyakit atau gangguan perkembangan pembuluh darah retina pada bayi yang lahir prematur. ROP penyebab utama kebutaan pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR) atau sangat rendah (BBLSR). ROP terjadi akibat kepekaan pembuluh darah retina di masa perkembangan terhadap oksigen konsentrasi tinggi mengakibatkan tingginya tekanan oksigen retina sehingga memperlambat perkembangan pembuluh darah retina dan menimbulkan daerah iskemia pada retina. Terapi untuk ROP terdiri dari skrining oftalmologis terhadap bayi yang memiliki faktor risiko. Pencegahan yang benar-benar bermakna adalah mencegah kelahiran prematur dengan perawatan antenatal yang baik. Semakin matur bayi dilahirkan semakin kecil kemungkinan bayi tersebut menderita ROP.
Bashour M. Retinopathy of prematurity. Emedicine. January 18, 2013 Bashour M. Retinopathy of prematurity. Emedicine. January 18, 2013. Accessed at March 15, 2013. Available at http://www.emedicine.medscape.com Riordan P, Whitcher JP. Oftalmologi umum Vaughan dan Ashbury edisi 17. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. 2010. Fletcher EC, Chong P, Shetlar DJ. Retina. Dalam Oftalmologi Umum Vaughan & Ashbury edisi 17. 2010. Hal: 185-209 Sidarta I. Retina. Dalam: Ilmu penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia. 2004 Fredrick DR. Subjek Khusus yang Berkaitan dengan Pediatri. Dalam : Oftalmologi Umum Vaughan & Ashbury edisi 17. 2010. Hal: 355-63 Tejiro B,2006. Retinopathy of prematurity. Dalam: arch soc esp oftalmol; 81:129-130. Campbell K. Intensive oxygen therapy as a possible cause for retrolental fibroplasia. A clinical approach. Med J Austr. 1951;2:48-50. Cited June 5, 2010. Available at http://emedicine.medscape.com/article/1225022-diagnosis Gargely K,2010. Retinopathy of prematurity-epidemics, incidence, prevalence, blindness. Faculty of medicine, comenicus university Bratistava, Slovakia Setiawan bambang, 2007. Peroksidase lipid dan penyakit terkait stress oksidatif pada bayi prematur. Dalam: majalah kedokteran Indonesia vol.57 no.1, Jakarta 2007 Ali farrukh. Retinopathy of prematurity. Department of ophthalmology arrow park hospital.2010 Benson C Ralph. Retinophati prematuritas. Dalam: Obsteri dan Ginekologi. Jakarta: EGC,2004. Anjli Hussain, 2004. Management of retinopathy in a tertiary care center. Dalam: Journal of the Bombay ophtamologists association vol.3 no.1
THANK YOU…