INTELEGENSI
INTELEGENSI Secara Etimologis : Berasal dari bahasa inggris “ Intelligence ” dan dari bahasa latin yaitu “ Intellectus dan Intellegentia ”. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia.
Definisi INTELEGENSI William Stren (1953): Intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat – alat berpikir menurut tujuannya. Terman: Intelegensi merupakan kemampuan berfikir secara abstrak. James D.Page: Intelegensi adalah ukuran kecerdasan seseorang yang diperoleh dengan membagi umur mental individu dengan umur kronologi. Jadi Intelegensi merupakan kecerdasan seseorang untuk berfikir secara abstrak yang dapat dinilai melalui hasil yang telah dicapai (hasil ini ditunjukkan melalui angka atau indeks hasil tes intelegensi)
Penelitian mengenai intelegensi Usaha penelitian para ahli untuk dapat lebih memahami intelegensi. Usaha pengukuran psikologis dengan membandingkan individu yang dites dengan norma tertentu. Norma itu ialah intelegensi kelompok sebaya. Individu yang normal akan memiliki skor intelegensi yang sama dengan skor intelegensi individu – individu yang sebaya umurnya dengan dia. Rumus IQ = mA diperoleh dari hasil tes intelegensi cA diperoleh berdasarkan tanggal kelahiran individu yang bersangkutan.
Adapun klasifikasi hasil tes inteligensi (IQ) berdasarkan Wechsler Intelligence for Children (WISC) dan Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah: Very superior 130 + Superior 120 – 129 Bright normal 110 – 119 Average 90 – 109 Dull normal 80 – 89 Borderline 70 – 79 Mental defective 69 ke bawah
Klasifikasi mental defektif Mental defective ini masih diklasifikasikan dengan klasifikasi sebagai berikut: Klasifikasi mental defektif Tipe Range IQ Range MA Range SA keterangan Moron 50 - 69 8 –12 tahun 10-18 tahun Educable retarded Imbecile 20 - 49 3 –7 tahun 4 – 9 tahun Trainable retarded Idiot -19 -3 tahun - 4 tahun Institutional retarded
Faktor-faktor yang menentukan intelegensi 1. Faktor pembawaan merupakan potensi diri seseorang adalah faktor pertama yang berperan dalam intelegensi seseorang yang membawa sifat–sifat dan potensi dtertentu sejak lahir. Contoh : 1. Ada anak yang gampang sekali menyerap pelajaran. 2. Ada pula yang sulit dan harus susah payah untuk dapat menyerap pelajaran dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Faktor kematangan Belum tentu anak 7 tahun itu bodoh jika tidak bisa mengerjakan soal perkalian atau soal variabel. Sebab seorang anak berumur 7 tahun, jasmaniah maupun rohaniah belum matang secara kognitf. Anak umur 7 tahun itu belum mengenal dan memahami hitungan semacam itu. Baginya perhitungan seperti itu masih abstrak. Faktor kematangan berasal dari dalam diri.
Faktor pembentukan Perkembangan dapat dipengaruhi oleh factor dari luar dan ada dari dalam. Factor dari luar / lingkungan, meliputi : Gizi : kadar gizi yang terkandung dalam makanan. Makanan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jasmani, rohani dan intelegensi serta menentukan produktivitas kerja seseorang. Pendidikan : pendidikan yang baik, berarti stimulus eksternal yang optimal bagi perkembangan otak anak. Stimulus / pendidikan ini harus disesuaikan pula dengan kematangan mental anak.
Pengertian Bakat Ngalim Purwanto Bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiaannya denagn kata attitude yang berarti kecakapan yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu. Kartono Bakat adalah potensi/kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. Syah Muhibbin Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.
Pengertian bakat dalam psikologi Bakat adalah suatu kelebihan, pembawaan adalah watak sifat-sifat dan sikap-sikap seseorang (yang berhubungan dengan perilaku)
Ciri-ciri Bakat Merupakan kemampuan bawaan Perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud Mempunyai kreativitas yang tinggi Bertanggung jawab pada setiap tugas yang diberikan
Faktor yang mempengaruhi terwujud tidaknya suatu bakat Keadaan lingkungan sosial siswa Sarana dan prasarana yang dimiliki Taraf sosial ekonomi orang tua Tempat tinggal di daerah perkotaan / pedesaan Berasal dari diri sendiri. Mis : kemauan untuk maju
Pengaruh intelegensi dan bakat terhadap proses belajar Intelegensi dan bakat merupakan dua hal yang saling terkait dalam proses belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat maka siswa akan berminat terhadap pelajaran tersebut. Sebaliknya jika orang memiliki intelegensi tinggi, umumnya mudah belajar dan cenderung baik. Untuk itu dalam proses belajar diperlukan suatu bakat dan intelegensi untuk memperoleh keberhasilan yang maksimal.
Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk)
Apa itu KECERDASAN ? Howard Gardner SUATU KEMAMPUAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH DAN MENCIPTAKAN PRODUK YANG MEMPUNYAI NILAI BUDAYA
Multiple Intelligences Mi Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk) Linguistik Matematis-Logis Spasial Kecerdasan Kinestetik-Jasmani Musikal Interpersonal Intrapersonal Naturalis
Kecerdasan Mi LINGUISTIK Kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis pembaca berita, pendongeng, pembicara, orator, editor, wartawan, dan sebagainya.
Kecerdasan Mi SPASIAL Kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat perancang, pencipta, penemu, pemburu, pemandu, dan sebagainya.
Kecerdasan Mi KINESTETIK-JASMANI Kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan penari, pengukir, ahli bedah, penata, atlet, mekanik, aktor, dan sebagainya.
Kecerdasan Mi MUSIKAL Kemampuan menangani berbagai bentuk musik dengan cara: mempersepsi, membedakan, mengubah, dan mengekspresikan. penikmat musik, kritikus musik, komposer, komponis, penyanyi, dan sebagainya.
Kecerdasan Mi INTERPERSONAL Kemampuan memersepsi dan PR, membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta, perasaan orang lain PR, Negosiator, Sales, Intertainer, Pekerja Sosial, dan sebagainya.
Kecerdasan Mi INTRAPERSONAL Kemampuan memahami diri Filosuf, sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut Filosuf, Peneliti Mandiri, Psikolog, Perenung, dan sebagainya.
Kecerdasan Mi NATURALIS Keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora fauna di lingkungan sekitar ahli biologi, penjaga hutan, dokter hewan, hortikulturis, dan sebagainya.
Kecerdasan Mi EKSISTENSIAL ?
Poin-poin kunci dalam teori Mi MULTIPLE INTELLIGENCES Setiap individu memiliki kedelapan kecerdasan Mi Setiap individu pada umumnya memiliki satu atau lebih kecerdasan yang menonjol dalam dirinya Semua kecerdasan bekerja sama secara unik dalam mengolah dan mereproduksi kembali informasi yang dibutuhkan Banyak cara menjadi cerdas di setiap kategori
MULTIPLE INTELLIGENCES Menerapkan MULTIPLE INTELLIGENCES Mi BERARTI … MENGELOLA PERBEDAAN INDIVIDU SESUAI DENGAN KECERDASAN YANG DIMILIKINYA
Konsekuensi Penerapan Mi MULTIPLE INTELLIGENCES SpMi Perubahan dalam strategi pembelajaran yang digunakan untuk mencapai setiap kompetensi yang telah ditentukan
Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences Mi Multiple Intelligences SpMi Upaya mengoptimalkan semua kecerdasan (Multiple Intelligences) yang dimiliki siswa untuk mencapai kompetensi tertentu yang terdapat dalam kurikulum
STRATEGI PEMBELAJARAN MI Langkah Penerapan Mi STRATEGI PEMBELAJARAN MI SpMi Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap mata pelajaran Mengoptimalkan capaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa
Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences Mi Multiple Intelligences Mengoptimalkan semua kecerdasan (MI) yang dimiliki siswa Menjadikan setiap siswa sang juara pada bidang tertentu sesuai kecerdasan yang menonjol pada dirinya Mendorong guru melakukan inovasi terus menerus dalam cara mengajarnya Menciptakan kegiatan pembelajaran yang yang menyenangkan
Esensi Teori Pendidikan KECERDASAN MAJEMUK M - enghormati keunikan setiap orang, A - danya berbagai variasi cara belajar, T - ersedianya sejumlah model penilaian, C - ara yang hampir tak terbatas untuk mengaktualisasikan diri.