Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi By:Kelompok 3
Anggota Kelompok Anggota Kelompok: 1.M.Khairul Anwar 155030100111078 2.M.Faris Ghazl R. 155030107111025 3.Shiena Kharisma 155030100111076 4.Prayogi A. 155030100111006 5. Rahmad Prasetyo 155030107111061 6.Rilo Yuda 155030100111053 7.Zakariya Rachman 155030107111053
1.Moral,Etika dan Hukum Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum undang-undang mengeniai komputer telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak mendapatkan akses data, hak akan privasi, kejahatan komputer, dan paten peranti lunak. Beberapa negara lebih maju dibandingkan yang lain dalam hal mengeluarkan undang-undang semacam ini, dan hukum di satu negara dapat mempengaruhi penggunaan komputer di tempat lain di dunia. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menetapkan budaya etika yang harus diikuti oleh karyawannya. Budaya ini didukung oleh kredo perusahaan dari program-program etika. Etika berkomputer amat penting karena masyarakat memiliki presepsi dan ketakutan tertentu yang terkait dengan penggunaan komputer. Fitur-fitur penggunaan komputer yang menghawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan nyaris apa saja, fakta bahwa komputer dapat mengubah kehidupan sehari-hari, dan fakta bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh orang yang menjadi koban.
2. Kebutuhan Akan Budaya Etika Dalam Organisasi Opini yang dipegang secara luas di dunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan kepribadian dari pemimpinnya. Sebagai contoh, pengaruh James Cah Penney pada JCPenney Jhon Patterson di National Cash Register (NCR), atau Thomas J.Watson, Sr. di IBM menentukan kepribadian dari perusahaan-perusahaan terebut. Di masa kini, CEO perusahaan seperti FedEx, Southwest Airlines, dan Microsoft memiliki pengaruh yang amat penting pada organisasinya sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut seperti CEO-nya.
Bagaimana Budaya Etika Diterapkan? Tugas dari manajemen tingkat atas adalah untuk menyakinkan bahwa konsep etikanya merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bahwa sehingga menyentuh setiap karyawan. Para eksekutif dapat mencapai implementasi ini melalui tiga tingkat, dalam banyak kredo perusahaan, program etika, dan kode perusahaan yang telah disesuaikan. Figur 10.1 menunjukkan berbagai tingkat ini serta hubungan di antaranya.
1. 2. 3. Menetapkan Kredo perusahaan Menetapkan Program etika Fifur 10.1 Manajemen Tingkat Atas Menerapakan Budaya Etika dengan Cara dari Atas ke Bawah Menetapkan Kredo perusahaan Menetapkan Program etika Menetapkan Kode etik perusahaan
Kredo perusahaan (corporate credo) adalahh pernyataan singkat mengenai nilai-nilai yang ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk memberitahu individu dan organisasi, baik di dalam dan di luar perusahaan, akan nilai-nilai etis yang dianut perusahaan tersebut. Figur 10.2 menunjukkan contoh kredo perusahaan dari Security Pascific Corporation, bank yang berbasis di Los Angeles. Manajemen Security Pacific menyadari bahwa usaha mereka disusun berdasarkan komitmen, baik secara internal maupun eksternal.
Program etika (ethics program) adalah upaya yang terdiri atas berbagai aktivitas yang didesain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk menjalankan kredo perusahaan. Aktivitas yang biasa dilakukan adalah sesi orientasi yang diadakan untuk para karyawan baru. Selama sesi ini perhatian yang cukup besar ditujukan untuk masalah etika.
Kode Perusahaan Yang Disesuaikan Banyak perusahaan merancang sendiri kode etik perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik ini merupakan adaptasi dari kode untuk industri atau profesi tertentu.
Figur 10.2 Contoh Kredo Perusahaan Komitmen terhadap pelanggan Komitmen yang pertama adalah menyediakan para pelanggan kami barang dan jasa berkualitas yang inovatif dan secara teknologis merespons kebutuhan mereka saat ini, pada harga yang sesuai. Untuk melakukan tugas-tugas ini dengan integritas mengharuskan kami untuk menjaga kerahasiaan dan melindungi privasi pelanggan. Kami berusaha untuk melayani para pelanggan dan industri yang berkualitas serta memiliki tanggung jawab sosial menurut standar-standar perusahaan dan komunitas yang diterima secara luas. Komitmen terhadap karyawan Komitmen yang kedua adalah menciptakan lingkungan untuk karyawan kami yang mendorong pertumbuhan profesional, mendorong masing-masing individu untuk meraih potensinya yang tertinggi, serta mendorong tanggung jawab dan kreativitas individu. Security Pacific menyadari tanggung jawab kami terhadap karyawan, termasuk memberikan komunikasi yang terbuka dan jujur, mengungkapkan ekspektasi, menilai kinerja dengan adil dan tepat waktu, serta memberikan kompensasi yang adil yang menghargai kontribusi karyawan terhadap tujuan perusahaan dalam kerangka kesempatan yang setara dan tindakan afirmatif. Komitmen karyawan terhadap Security Pacific Komitmen yang ketiga adalah komitmen karyawan terhadap Security Pacific. Sebagai karyawan, kami berusaha memahami dan mematuhi kebijakan dan tujuan perusahaan, berlaku profesional, dan memberikan upaya terbaik kami untuk meningkatkan Security Pacific. Kami menyadari bahwa kepercayaan dan keyakinan yang diberikan kepada kami oleh para pelanggan dan masyarakat dan bertindak dengan integritas dan kejujuran dalam semua situasi untuk menjaga kepercayaan dan keyakinan tersebut. Kami bertindak dengan penuh tanggung jawab untuk menghindari konflik kepentingan dan situasi-situasi lain yang dapat membahayakan perusahaan. Komitmen dari karyawan ke karyawan Komitmen yang keempat adalah komitmen dari karyawan untuk karyawan lain. Kami harus berkomitmen untuk meningkatkan iklim saling menghormati, integritas, dan hubungan profesional, yang dicirikan oleh komunikasi yang terbuka dan jujur di dalam dan di semua tingkat organisasi. Iklim seperti ini akan meningkatkan pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan, serta memberikan ruang untuk inisiatif individu dalam lingkungan yang kompetitif. Komitmen terhadap masyarakat Komitmen kelima dari Security Pacific adalah terhadap masyarakat yang kami layani. Kami harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup melalui dukungan kami terhadap berbagai organisasi dan proyek masyarakat, dengan cara mendukung para karyawan yang melakukan pelayanan terhadap masyarakat. Dengan menggunakan sumber daya kami secara layak guna, kami berusaha untuk mendukung atau meningkatkan kepentingan-kepentingan masyarakat, terutama dalam masa krisis atau saat dibutuhkan. Perusahaan dan para karyawannya berkomitmen untuk mematuhi hukum dan peraturan masyarakat. Komitmen terhadap pemegang saham Komitmen yang keenam South Pacific adalah terhadap pemegang saham. Kami akan berusaha untuk memberikan pertumbuhan yang konsisten dan tingkat keuntungan terhadap investasi yang superior, untuk menjaga posisi dan reputasi perusahaan sebagai salah satu institusi finansial ternama, untuk melindungi investasi para pemegang saham, dan memberikan informasi yang komplit dan tepat waktu. Pencapaian dari tujuan-tujuan ini untuk Security Pacific bergantung pada kesuksesan lima hubungan yang sebelumnya. Figur 10.2 Contoh Kredo Perusahaan
3. Alasan Di Balik Etika Komputer James H.Moor mendefinisikan etika komputer (computer ethics) sebagai analisis sifat dan dampak sosial teknologi komputer serta perumusan dan justifikasi dari kebijakan-kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi tersebut secara etis. Dengan demikian, etika komputer terdiri atas dua aktivitas utama. Orang di perusahaan yang merupakan pilihan yang logis untuk menerapakan program etika ini adalah CIO. Seorang CIO harus (1) menyadari dampak penggunaan komputer terhadap masyarakat dan (2) merumuskan kebijakan yang menjaga agar teknologi tersebut digunakan di seluruh perusahaan secara etis.
Alasan Pentingnya Etika Komputer James Moor menngidentifikasi tiga alasan utama di balik minat masyarakat yang tinggi akan etika komputer, yaitu : Kelenturan Secara Logis Faktor Transformasi Faktor Ketidaktampakan
Kelenturan Secara Logis Moor mengartikan kelenturan secara logis (logical malleability) sebagai kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan. Komputer akan melakukan tepat seperti apa yang diinstruksikan oleh si pemrogram, dan hal ini bisa jadi pikiran yang menakutkan. Tetapi, jika komputer digunakan untuk melakukan kegiatan yang tidak etis bahayanya bukan terletak pada komputer tersebut, melainkan orang-orang yang berada di balik komputer tersebutlah yang bersalah. Jadi, daripada merasa khawatir bahwa komputer akan digunakan secara tidak etis, masyarakat harus khawatir pada orang-orang yang mengatur komputer tersebut.
Faktor Transformasi Alasan atas etika komputer yang ini didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat mengubah cara kita mengerjakan sesuatu dengan drastis. Salah satu contoh yang baik adalah e-mail. E-mail tidak menggantikan surat biasa atau sambungan telepon; melainkan menyediakan cara berkomunikasi yang benar-benar baru. Transformasi yang sama juga dapat dilihat pada cara manajer melaksanakan pertemuan. Jika dulu para manajer harus berkumpul secara fisik di lokaasi yang sama, kini mereka dapat mengadakan pertemuan dalam bentuk konferensi video.
Faktor Ketidaktampakan Alasan ketiga untuk minat masyarakat atas etika komputer adalah karena masyarakat memandang komputer sebagai kotak hitam. Seluruh operasi internal komputer tersebut tersembunyi dari penglihatan. Ketidaktampakan operasi internal ini memeberikan kesempatan terjadinya nilai-nilai pemrograman yang tidak tampak, perhitungan yang rumit tidak tampak, dan penyalahgunaan yang tidak tampak. Nilai pemrograman yang tidak tampak adalah perintah rutin yang dikodekan ke dalam program yang menghasilkan proses yang diinginkan si pengguna. Selama proses penulisan program, programer tersebut harus melakukan serangkaian penilaian mengenai bagaimana program tersebut harus mencapai tugasnya. Hal ini bukan tindakan jahat yang dilakukan pemrogram, tapi lebih pada kurangnya pemahaman. Perhitungan rumit yang tidak tampak berbentuk pemrogram yang sangat rumit sehingga pengguna tidak dapat memahaminya. Seorang manajer dapat menggunakan program semacam ini tanpa mengetahui bagaimana komputer melakukan semua perhitungan tersebut. Penyalahgunaan yang tampak mencakup tindakan yang disengaja yang melintasi batasan hukum maupun etis. Semua tindakan kejahatan komputer berada pada kategori ini, misalnya tindakan tak etis seperti pelanggaran hak individu akan privasi dan memata-matai orang lain.
4. Audit Informasi Saat menyusun etika penggunaan komputer, satu kelompok dapat memegang peranan yang amat penting. Mereka adalah para auditorial internal. Perusahaan dengan semua ukuran mengandalkan auditor eksternal (external auditor) dari luar organisasi untuk memverifikasi keakuratan catatan akuntansi. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki staf tersendiri yang berfungsi sebagai auditor internal (internal auditor), yang melaksanakan analisis yang sama sepeerti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas. Beberapa auditor eksternal juga melaksanakan beberapa jenis audit internal dan mengawasi pekerjaan para auditor internal.
Figur 10.3 Posisi Audit Internal Dalam Organisasi Dewan Direktur Figur 10.3 Posisi Audit Internal Dalam Organisasi Komite Audit Direktur Eksekutif Atau Direktur Keuangan Direktur Audit Internal Departement Audit Internal
Jenis Aktivitas Audit Terdapat empat jenis dasar aktivitas audit audit internal : Audit finansial (financial audit) memverifikasi catatan-catatan perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang dilaksanakan auditor eksternal. Pada beberapa tugas auditor internal bekerja sama dengan auditor esternal. Pada tugas lain, auditor internal melakukan seluruh pekerjaan audit sendiri. Audit operasional (operational audit) tidak dilaksanakan untuk memverifikasi untuk keakuratan catatan, melainkan untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Audit jenis ini merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh analisis sistem pada tahap analisis dari masa sikslus perancangan sistem. Sistem yang dipelajari hampir selalu berbentuk virtual dan bukan fisik, namun tidak selalu melibatkan komputer. Audit berkelanjutan (concurrent audit) sama dengan audit operasional tetapi audit berkelanjutan berlangsung terus-menerus. Sebagai contoh, audit internal dapat secara acak memilih karyawan dan memberikan slip gaji kepada mereka tanpa menggunakan sistem surat-menyurat perusahaan. Prosedur ini menjaga agar nama di catatan pembayaran gaji mewakili karyawan sungguhan dan bukanlah entri fiktif yang dibuat oleh seseorang penyelia (supervaisor) curang yang ingin mendapatkan gaji lebih. Desain sistem pengendalian internal. Dalam audit operasional dan beriringan, auditor internal mempelajari sistem yang sudah ada. Namun, auditor tidak harus menunggu hingga sistem diimplementasikan untuk memengaruhi sistem tersebut. Auditor internal selayaknya berpartisipasi secara aktif dalam perancangan sistem karena dua alasan. Pertama-tama , biaya untuk memperbaiki kelemahan sisitem meningkat secara dramatis seiring dengan siklus masa hidup sistem. Alasan yang kedua untuk melibatkan para auditor internal dalam perancangan sistem adalah mereka menawarkan keahlian yang dapat meningkatkan kualitas sistem tersebut.
5.Menerapkan Etika Dalam Teknologi Informasi Dalam beberapa aspek TIK ada kaitan erat dengan etika profesi, keterhubungan tersebut terutama dalam memahami dan menghormati budaya kerja yang ada, memahami profesi dan jabatan, memahami peraturan perusahaan dan organisasi , dan memhami hukum . Etika profesi yang juga harus di pahami adalah kode etik dalam bidang TIK , di manapun pengguna harus mampu memilih sebuah program ataupun software yang akan mereka gunakan apakh legal atau illegal, karena program atau sisten operasi apapun di gunakan selalu ada aturan penggunaan atau license agreement . Terkait dengan bidang hukum, maka pengguna harus mengetahui undang–undang yang membahas tentang HAKI (hak atas kekayaan intelektual) dan pasal–pasal yang membahas hal tersebut.Hukum Hakcipta Bertujuan melindungi hak pembuat dalm menistribusikan , menjual , atau membuat turunan dari karya tersebut . pelindungan yang di dapatkan oleh pembuat (author) pelindongan terhadap penjiplakan (plagiat) oleh orang lain .hak cipta sering di asosiasikan sebagai jual beli lisensi, namun distribusi hak cipta tersebut tidak hanya dalam konteks jual beli , sebab bisa saja seorang pembuat karya membuat pernyataan bahwa hasil karyanya bebas si pakai dan di distribusikan dan redistribusi mengacu pada aturan open source.
6.Aturan Penggunaan TIK Di Indonesia Ada beberapa peraturan yang terkait dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, seperti: Undang-undang Hak Cipta (HAKI) Undang-undang Pornografi (UP)
a. UU HAKI Pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 yang biasa disebut sebagai Undang-undang Hak Cipta atau HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). UU HAKI dimaksudkan untuk melindungi karya tulis, film, foto, musik, program komputer, peta, dan kekayaan intelektual lainnya dari segala macam bentuk pembajakan
b. Undang-Undang Pornografi Undang-Undang Pornografi (UP) disahkan pada tanggal 30 Oktober 2008 dalam Rapat Paripurna DPR. UP tidak muncul begitu saja. Banyak pihak yang setuju dan tidak setuju dengan UP. Dengan adanya UP maka ada kejelasan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi pelanggaran. Dengan demikian, undang-undang ini dapat membatasi mereka yang dengan sengaja menyebarkan materi pornografi, baik di Internet, televisi, telepon genggam, dan media lainnya. Sejak UP disahkan, telah banyak situs-situs pornografi yang diblokir pemerintah. Hal ini sebagai akibat dari penerapan UP. Penyebaran materi pornografi jelas akan sangat meresahkan dan merusak moral generasi muda. Oleh karena itu, wajar jika pemerintah mengambil tindakan tegas demi masa depan bangsa dan negara.
Kesimpulan TIK merupakan sebuah hal yang dapat menjadi angin segar bagi masyaraat di era sekarang,karena selain menjadi alat untuk dapat mengembangkan inovasi-inovasi juga dapat menjadi sebuah dasar untuk penerapan aturan-aturan mengenai kepemilikan dari suatu perusahaan maupun instansi.Selain itu dengan adanya TIK,masyarat dapat berlomba-lomba untuk menjadi manusia yang lebih produktif dalam menciptakan sebuah barang yang berasal dari ide-ide yang telah ada sehingga hanya tinggal menyempurnakannya saja. Di Indonesia sendiri implikasi etis dari TIK ini sejauh ini berhasil memiliki peran yang cukup berpengaruh terutama dalam bidang hukum TIK yang mana dapat dilihat dari banyaknya perkembangan UU yang mengatur tentang penggunaan TIK secara ber-etika dan juga sebagai inovasi untuk mengeluarkan peraturan-peraturan pada masyarakat yang berbasis elektronis
TERIMA KASIH