ILMU DAN LOGIKA.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR-DASAR LOGIKA PEMIKIRAN KRITIS
Advertisements

Metode Berpikir Ilmiah
Kalimat Efektif Neneng Sri Wulan.
Logika.
Paragraf Merupakan suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru.
FILSAFAT ILMU DAN METODOLOGI PENELITIAN
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
MANUSIA ……… makhluk berpikir pencari kebenaran.
LOGIKA DAN ARGUMENTASI
Deduksi Ati Harmoni
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD)
SECARA ETIMOLOGIS  BHS. LATIN  BHS YUNANI LOGOS: PERKATAAN, AKAL
METODE DEDUKSI DAN INDUKSI DALAM MEMPEROLEH PENGETAHUAN
PENALARAN Pengertian Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan dat atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
LOGIKA INFORMATIKA.
LOGIKA INDUKTIF Metodologi penelitian dengan pendekatan Induktif
Topik XIII: PENALARAN TIDAK LANGSUNG BERSIFAT DEDUKTIF (SILOGISME)
LOGIKA.
Mengembangkan Pengetahuan
PENGETAHUAN Knowledge
SARANA BERPIKIR ILMIAH
BAHAN 5 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
BAHAN 11 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
KONSEP & PENGERTIAN FILSAFAT SECARA UMUM
Kalimat Efektif.
LOGIKA ILMU MENALAR LOGIKA: ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat BERPIKIR: kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang telah diterima melalui.
Dasar Penalaran & Logika Berpikir
Silogisme Kategoris Dasar-Dasar Logika
ILMU PENGETAHUAN & FILSAFAT.
SYARAT DAN TUJUAN PENELITIAN Dwiyati Pujimulyani 2015
LOGIKA MATEMATIKA.
Ilmu Penalaran atau Logika
DEDUKTIF Metode berpikir deduktif adalah metode penarikan kesimpulan dari masalah umum ke masalah khusus. Hukum deduktif bahwa segala yang dipandang benar.
Ilmu, Penelitian Ilmiah
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN I - 1 INDEX
ILMU DAN LOGIKA 3 2 Sept 13 Metil/DN.
LOGIKA.
E- LEARNING MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M Agi Rosyadi, S.E., M.M
BAB I DASAR-DASAR LOGIKA PERTEMUAN KE-2 OLEH: SRI WEDA MAHENDRA S.T.
Filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
Hubungan Etika dan Ilmu
LOGIKA.
BAHAN 11 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
Ilmu Penalaran atau Logika
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
Matakuliah Pengantar Matematika
DASAR-DASAR LOGIKA Drs. Muhammad YGG Seran, M.Si
logika matematika Standar Kompetensi:
Filsafat Pendidikan Perenialisme
AZAS-AZAS PEMIKIRAN Fakultas Psikologi Rene Descartes Kelas D
Kurniawan Saputra, S.Kom., M.Kom Agiska Ria Supriyatna, S.Si, MTI
Sarana Berfikir ilmiah
DASAR-DASAR LOGIKA PEMIKIRAN KRITIS
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
Sarana Ilmiah Dian Rahmawati F
SILOGISME Disusun Oleh : Ririn Purwatiningsih
BAHAN 5 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
E- LEARNING MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
BATASAN DAN RUANG LINGKUP LOGIKA
Penalaran Matematika.
Penalaran Proposisi ( reasoning ): suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta/ evidensi yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi.
LOGIKA INDUKTIF DR. H.S. TISNANTA, SH, MH.
LOGIKA LOGIKA PENALARAN Rifai Al Ghozali Oleh: Tri Sundari.
Pardjono, Ph.D Filsafat Ilmu Program Pascasarjana UNY
PENYIMPULAN Kegiatan manusia yang bertitik tolak dari pengetahuan yang telah dimiliki bergerak ke pengetahuan baru. Pengetahuan yang telah dimiliki = titik.
Karina Jayanti,S.I.Kom.,M.Si
UNSUR – UNSUR LOGIKA.
Reza Praditya Yudha, M.Ikom
BAHAN 11 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
Transcript presentasi:

ILMU DAN LOGIKA

Ilmu Berasal dari Bahasa Latin, scientia, artinya mengetahui. Ilmu adalah rangkaian telaahan dalam mencari penjelasan dan pemahaman tentang suatu fenomena secara rasional-empiris dan sistematis.

Logika Berasal dari Bahasa Yunani, logos = kata, fikiran atau berfikir  logika berarti berkata benar, tepat, jernih, dan lurus serta dapat diterima akal sehat (fikiran).

Logika Sederhana/ Natural Kompleks/ Artifisial

Logika Sederhana  logika yang hanya dapat digunakan untuk mengemukakan atau membeda- kan masalah yang tidak terlalu kompleks. E.g.: Bila kena air pakaian akan basah. Logika Kompleks  logika yang direkayasa sedemikian rupa sehingga dapat mengungkapkan masalah yang sulit dan tersembunyi. E.g.: Merokok dapat merusak kesehatan. Rajin pangkal kaya

Logika Pengertian Dalil Pendapat Tiga pilar logika

Pengertian: kata atau kelompok kata yang memiliki makna tertentu Pendapat: hubungan dari dua pengertian atau lebih (copula) Dalil: hubungan antara dua pendapat atau lebih (silogisme)

Makna tertentu  kata atau istilah tersebut tidak memiliki arti lain selain dari yang telah ditentukan. Contoh Pengertian: Fakultas Pertanian. Jurusan Budidaya Pertanian. Rumah Sakit Jiwa. Suku Anak Dalam.

Dalam Pendapat: pengertian yang satu disebut subjek, pengertian yang lain disebut predikat. Contoh Pendapat: Aristoteles adalah Bapak Filsafat.  Aristoteles  Subjek  adalah  Copula  Bapak Filsafat  Predikat Copula “adalah” menentukan keseluruhan arti dari pendapat “Aristoteles adalah Bapak Filsafat”.

Contoh Dalil (silogisme): Setiap negara memiliki pemerintah yang sah Indonesia adalah negara Indonesia memiliki pemerintah yang sah Kalimat 1 : adalah pendapat yang sifatnya umum (premis mayor). Kalimat 2 : adalah pendapat yang sifatnya khusus (premis minor). Kalimat 3 : adalah kesimpulan.

Pada dasarnya logika hanya mempersoalkan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai kebenaran, namun tidak menjamin tercapainya kebenaran. Logika senantiasa tepat, namun sesuatu yang tepat tidak selalu benar. Ketepatan merupakan syarat mutlak untuk mencapai kebenaran, namun ketepatan saja tidak cukup untuk mencapai kebenaran.

4 Prinsip Logis Pricipium identitatis  dalam suatu uraian, suatu istilah hendaknya digunakan secara identik, yaitu hanya melambangkan suatu pengertian tertentu saja. Principium contradictionis  dalam suatu uraian, hendaknya tidak digunakan dua atau lebih pendapat yang maknanya bertentangan (kontradiktif). Principium exclusi tertii  dalam suatu uraian, hanya ada pendapat yang BENAR atau SALAH, tidak ada pendapat ketiga (tertium nondatur). Pricipium rationis sifficiensis  dalam suatu uraian, kebenaran suatu pendapat harus memiliki dasar rasional yang cukup.

DEFINISI Untuk memahami pengertian tentang suatu “hal” diperlukan adanya DEFINISI mengenai “hal” tersebut, karena tidak semua hal dapat difahami dengan mudah. DEFINISI adalah pengertian yang lengkap dengan suatu “hal”, yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama “hal” tersebut.

Definisi Demonstratif, e.g. “gadis itu cantik”, “rumah ini mewah”. Definisi Biverbal, e.g. “lembu adalah sapi”, “pengarang lagu adalah pencipta lagu”. Definisi Extensif, e.g. “manusia adalah makhluk hidup yang mampu berfikir”. Definisi Deskriptif, e.g. “sado adalah alat transportasi tradisional, ditarik oleh seekor kuda dan dikendalikan oleh seorang kusir”.

Fallacy Yaitu kebohongan yang disengaja dengan maksud tertentu.

Lima Fallacy utama yang perlu diperhatikan: Penggunaan kata-kata yang telah dibiasakan, e.g. “Marilah kita mengabadikan peristiwa ini”. Penggunaan kata-kata yang memiliki arti lain, e.g. “Bulan itu tiga puluh hari”, “Bulan bersinar di langit”. Jadi, “Bulan tiga puluh hari bersinar di langit”. Pengunaan deduksi yang salah, e.g. “Kuda itu hewan”, “Sapi bukan kuda”. Jadi, “Sapi bukan hewan”. Pengunaan pengertian mutlak dengan pengertian terbatas, e.g. “Pepes yang kita makan sekarang adalah ikan yang dibeli kemarin”, karena ikan yang dibeli kemarin adalah ikan mentah, maka “Pepes yang kita makan sekarang adalah ikan mentah”. Manipulasi angka, e.g. 2 + 3 = 5, angka 2 adalah genap, angka 3 adalah ganjil, maka genap + ganjil = 5.

Terima Kasih