Kelompok XIV Imanda Rizkatria Utami – Vireina Asmaniar STUDI ISLAM III Kelompok XIV Imanda Rizkatria Utami – Vireina Asmaniar
Gerakan sekulerisme pertama kali lahir di Eropa dan berkembang ke seluruh dunia melalui proses penjajahan, kristenisasi, dan komunisme. Sekulerisme lahir dilatarbelakangi oleh para ilmuan Barat dengan para teolog gereja.
De Revolutinibus (Corpencius, 1507): Sebenarnya mataharilah yang merupakan satu-satunya pusat tata-surya, bukan bumi. *Inkuisisi menyebutnya sebagai bid’ah. Gereja melarangnya karena bertentangan dengan injil. Galileo Galilei : “Bumilah yang mengelilingi matahari.” *Dituduh murtad, bid’ah, dan ateis oleh Gereja. Pada tahun 1632M Galileo menerbitkan bukunya yang berjudul The System of the World.
Ludwig Feurbach (1804-1872) : “Prinsip filsafat yang paling tinggi adalah manusia. Sekalipun teknologi atau agama menyangkal, namun pada hakikatnya, agamalah yang menyembah manusia (God is man, man is God).” Karl Marx (m.1883) : “Agama adalah keluhan mahluk yang tertekan. Agama adalah candu rakyat. Agama adalah faktor sekunder, sedangkan faktor primernya adalah ekonomi.”
Definisi Sekulerisme Al Attas menyatakan bahwa istilah sekular berasal dari kata Latin, yaitu Saeculum yang mengandung arti ganda yaitu waktu dan lokasi. Artinya adalah ruang dan waktu. Waktu menunjukkan pengertian ‘sekarang’ atau ‘kini’ dan lokasi atau ruang merujuk pada pengertian ‘dunia’ atau duniawi. Selanjutnya, dari istilah sekular muncul istilah sekularisasi. Sekularisasi berarti pembebasan manusia pertama-tama dari agama kemudian dari metafisika yang mengatur nalar dan bahasanya.
Karakteristik Sekularisme Harvey Cox : Pragmatisme: Manusia sekular menilai suatu gagasan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai secara praktis. Profanity: Manusia sekular tidak menyibukkan diri pada hal-hal yang bersifat mitos atau mistis, tetapi segala esuatu diukur dengan rasio. Tolerance dan Plurality: manusia sekular selalu berpikir dalam dunia yang penuh dengan opini.