METODE PENELITIAN DI BIDANG KLINIS Feb, 2011
Tujuan Penelitian Membuktikan teori dalam praktik klinis. Menguji keberhasilan perlakuan (treatment). Menguji keberhasilan suatu tes dalam mendeteksi gejala (simtom) gangguan. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap keunikan perilaku, perasaan individu bukan untuk generalisasi.
AKUNTABILITAS Klinisi menelaah pekerjaan profesional dengan seksama dan kritis, sehingga dapat menjelaskan atau bertanggung jawab atas proses dan hasil aktivitasnya. Meneliti kepraktisan &manfaat kegiatan Mengikuti perkembangan pengetahuan yang mendasari pekerjaan klinis
MEMPERLUAS PENGETAHUAN KLINIS Latihan terorganisasi Field learning Terapi pribadi Pembelajaran Pribadi Konteks justifikasi Konteks penemuan Penelitian dan Penemuan
Metode Penelitian Metode Observasi Penelitian Epidemiologis Metode Korelasi Penelitian Longitudinal Penelitian Cross-sectional Penelitian Eksperimental Studi Kasus (Disain Satu Kasus)
KONSUMEN DAN PRODUSEN PENELITIAN Siapa Konsumen? Siapa Produsen? Psikolog: konsumen atau produsen penelitian?
Observasi Jenis: Observasi Tak Sistematik Peneliti melakukannya secara kebetulan. Observasi Alamiah Observasi dalam seting sehari-hari. Observasi Terkendali (controlled) Memberikan stimulus tertentu untuk diketahui efeknya. Studi Kasus Penelitian intensif terhadap satu subjek untuk memperolehh deskripsi mendetail tentang subjek yang diteliti.
Penelitian Epidemiologis Metode ini mempelajari kejadian (incidence), prevalensi (angka kejadian), dan distribusi penyakit atau gangguan dalam suatu populasi.
Penelitian Korelasi Metode ini memungkinkan peneliti menentukan apakah suatu variabel tertentu berkaitan dengan variabel lain. Contoh: Apakah ada hubungan antara usia dengan tingkat kecerewetan? Apakah penyakit batuk terkait dengan cuaca di suatu daerah? Apakah ada hubungan antara jenis terapi dengan tingkat kesembuhan? Apakah ada hubungan antara depresi dengan kejadian stres?
Angka korelasi bergerak antara -1 hingga +1. Koefisien korelasi bermakna secara signifikan pada tingkatan 0,05 atau 0,01. Bisa terjadi bahwa suatu koefisien korelasi secara statistik bermakna secara siginifikan tetapi tidak memiliki makna praktis dalam praktik klinis atau sebaliknya. Perhitungan korelasi tidak memberi penjelasan hubungan kasual (sebab akibat).
Penelitian Longitudinal Penelitian di mana subjek/sekelompok subjek diteliti secara terus menerus dalam kurun waktu tertetu.
Penelitian Cross Sectional Penelitian yang membandingkan dua kelompok (atau lebih) dalam kurun waktu yang sama. Mei 2010 :
Penelitian Logitudinal dan Cross Sectional Tahun lahir Usia 1970 37 38 39 40 1975 32 33 34 35 1980 27 28 29 30 1985 22 23 24 25 1990 17 18 19 20 1995 12 13 14 15 Waktu 2007 2008 2009 2010 pengukuran
Penelitian Eksperimental Penelitian ini memungkinkan hubungan sebab akibat antara dua peristiwa. “ Apakah ada pengaruh musik gembira pada suasana hati lansia di panti wredha “Urip Mulyo”?”
Disain Eksperimen Disain antar-kelompok (between-group designs) KEL. A KONSELING DIREKTIF KEL. B KONSELING NONDIREKTIF Manakah yang lebih efektif? Disain dalam-kelompok (within-group designs) Dibandingkan pra dan post tes Dibandingkan pengukuran 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan.
VALIDITAS INTERNAL DALAM EKSPERIMEN Kepastian bahwa perubahan yang direncanakan terjadi hanya karena stimulus yang diberikan, dan bukan hal-hal lainnya. kelompok kontrol
Sampai bertemu dalam UTS minggu depan…!!