Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup PEMANFAATAN GAMBUT PESISIR BERBASIS REVITALISASI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA MITIGASI KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN Dr. Suwondo, M. Si Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Riau
PENDAHULUAN Bengkalis Gambut pesisir Karakteristik Tipologi Gambut: bahan induknya berasal dari materi organik, terbentuk dalam keadaan tergenang, mengalami penyusutan dan subsidence (penurunan permukaan tanah gambut) karena drainase dan dekomposisi, dan pH yang rendah tanah gambut memiliki tingkat kesuburan yang marginal (Barchia, 2006) Sumber: Kementerian Pertanian, 2008 Berdasarkan Karakteristik Ekosistem: Gambut pesisir Gambut air tawar Gambut payau Bengkalis Sumber: BAPPEDA Provinsi Riau, 2014
PENDAHULUAN Tipe lahan ini sangat rentan terhadap perubahan lingkungan KEBAKARAN Sumber: Kementerian Pertanian, 2008 Berkurangnya kemampuan menyerap CO2 Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari (UU Nomor 32 Tahun 2009) Revitalisasi kearifan lokal dalam pemanfaatan gambut pesisir
Gambar 1. Lokasi Penelitian METODE Gambar 1. Lokasi Penelitian menggunakan metode survei, studi literatur dan wawancara. jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
HASIL Biofisik ketebalan gambut bervariasi antara 0,5->4 m dengan dekomposisi adalah sapris bahan mineral di bawah gambut tersebut umumnya sedimen marin klasifikasi tipe pasang B, B/C dan C gambut pesisir mendapat limpasan sungai dan pasang surut air laut sehingga mempunyai kadar abu tinggi (kandungan Ca, Mg, K) porositas gambut pesisir lebih rendah karena laju dekomposisi tinggi (kematangan), tahan terhadap kering tidak balik dan gugus fungsional lebih rendah Tabel 1. Luas dan Ketebalan Lahan Gambut di Kabupaten Bengkalis No Jenis Gambut Luas Lahan % 1 Hemist / Sparist, gambut dangkal tipis < 100 cm 63.720 8,80 2. Hemist / Sparist, gambut sedang 100-200 cm 11.940 1,65 3. Hemist / Sparist, gambut dalam tebal 200-400 cm 164.386 22,70 4. Hemist / Sparist, gambut sangat dalam/sangat tebal >400 cm 484.000 66,85 Total 724.045 100,00 Sumber : BAPPEDA Kabuten Bengkalis, Tahun 2011
HASIL Kearifan lokal Tabel 2. Inventarisasi Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Dalam Memanfaatkan Gambut No Nilai-Nilai Kearifan Lokal Contoh 1 Keberlanjutan Upacara penghormatan terhadap lahan Komitmen tidak menangkap dan membunuh organisme tertentu Menganggap wilayah tertentu sebagai wilayah keramat Komitmen tidak menggunakan teknologi mesin dengan daya eksploitasi besar Adanya sanksi adat Adanya semangat kebersamaan dan gotong royong 2 Fungsi Menentukan kawasan boleh memanfaatkan sumberdaya lahan Menjaga sumberdaya lahan yang berada di kawasan pesisir Adanya kelembagaan lokal Komitmen untuk tidak membuang sampah sembarangan 3 Produktivitas Pengetahuan mengenai gejala-gejala alam
PEMBAHASAN Nilai-nilai kearifan lokal mengedepankan aspek keseimbangan antara sosial, ekonomi dan ekologi Kearifan lokal sebagai sumber informasi empirik dan pengetahuan penting dapat ditingkatkan dan saling melengkapi dalam memperkaya keseluruhan pemahaman ilmiah karakteristik dan kualitas lingkungan akan mempengaruhi prilaku masyarakat dikawal oleh seperangkat aturan supaya tidak terjadi eksploitasi sumberdaya yang ujungnya bermuara pada bencana yang tidak terkendali mitigasi bencana harus dilaksanakan dengan berdasar kepada kearifan lokal. mitigasi bencana harus memperhatikan aspek sosial ekonomi budaya masyarakat, kelestarian lingkungan hidup, kemanfaatan dan efektivitas dan lingkup luas wilayah sesuai PP Nomor 64 tahun 2010 yang mana hal ini tercakup dalam reorientasi kearifan lokal PP Nomor 64 tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana
PEMBAHASAN Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut Tingkat Kerentanan dan Potensi Bencana Upaya Mitigasi Revitalisasi Kearifan Lokal Inventarisasi Reorientasi Interpretasi Keberlanjutan Fungsi Produktivitas Sosial ekonomi budaya Kelestarian lingkungan Kemanfaatan dan efektivitas Lingkup luas wilayah Pengelolaan terpadu Penguatan kelembagaan Pendidikan Penguatan ekonomi Kesiapan Menghadapi Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut
Urgensi Kearifan Lokal PEMBAHASAN Urgensi Kearifan Lokal langkah-langkah mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan gambut pesisir dengan memuat nilai-nilai kearifan lokal sangat relevan untuk diterapkan, karena: orientasi kearifan lokal memandang lingkungan sebagai bagian dirinya sendiri nilai-nilai kearifan lokal menunjukkan warisan budaya yang menjunjung asas saling percaya (mutual trust), asas timbal balik (reciprocity and exchanges) serta norma umum lain yang merupakan unsur modal sosial yang diperlukan bagi kelangsungan suatu tatanan pengelolaan yang baik. mitigasi bersumber dari budaya setempat, maka transfer IPTEK yang selama ini menjadi penghambat bisa diminimalisir. Interpretasi sebagai langkah akhir harus diarahkan pada: pengelolaan terpadu ekosistem lahan gambut dan pesisir, penguatan kelembagaan, pendidikan serta penguatan ekonomi. kearifan lokal yang secara nyata telah berhasil mengelola ekosistem lahan gambut dan pesisir, hal ini dapat dilihat dari aspek pemanfaatan yang berorientasi kepada keberlanjutan, fungsi dan produktivitas. Kemudian adanya aspek pengendalian dengan aturan-aturan adat serta pengawasan dan penegakan hukum melalui kelembagaan lokal.
Terimakasih