Monitoring dan Mitigasi Dampak Kanal di Lahan Gambut
Gambut Gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk maupun belum. Timbunan terus bertambah karena proses dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob dan/atau kondisi lingkungan lainnya yang menyebabkan rendahnya tingkat perkembangan biota pengurai. Pembentukan tanah gambut merupakan proses geogenik yaitu pembentukan tanah yang disebabkan oleh proses deposisi dan tranportasi, berbeda dengan proses pembentukan tanah mineral yang pada umumnya merupakan proses pedogenik (Hardjowigeno, 1986).
Berdasarkan Lingkungan pembentukkannya, Gambut dibedakan atas : Gambut Ombrogen yaitu Gambut yang terbentuk pada lingkungan yang hanya dipengaruhi air hujan Gambut Topogen yaitu Gambut yang terbentuk di lingkungan yang mendapat pengayaan air pasang.
Berdasarkan tingkat kematangannya, gambut dibedakan menjadi: Gambut saprik (matang) adalah gambut yang sudah melapuk lanjut dan bahan asalnya tidak dikenali, berwarna coklat tua sampai hitam, dan bila diremas kandungan seratnya < 15%. Gambut hemik (setengah matang) adalah gambut setengah lapuk, sebagian bahan asalnya masih bisa dikenali, berwarma coklat, dan bila diremas bahan seratnya 15 – 75%. Gambut fibrik (mentah)adalah gambut yang belum melapuk, bahan asalnya masih bisa dikenali, berwarna coklat, dan bila diremas >75% seratnya masih tersisa.
Berdasarkan tingkat kesuburannya, gambut dibedakan menjadi: Gambut eutrofik adalah gambut yang subur yang kaya akan bahan mineral dan basa-basa serta unsur hara lainnya. Gambut yang relatif subur biasanya adalah gambut yang tipis dan dipengaruhi oleh sedimen sungai atau laut. Gambut mesotrofik adalah gambut yang agak subur karena memiliki kandungan mineral dan basa-basa sedang Gambut oligotrofik adalah gambut yang tidak subur karena miskin mineral dan basa-basa. Bagian kubah gambut dan gambut tebal yang jauh dari pengaruh lumpur sungai biasanya tergolong gambut oligotrofik (Radjaguguk,1997)
Gambut salah satu sumber karbon yang besar, 252 – 3528 t C/ha (Verwer dan van der Meer, 2010) Estimasi cadangan karbon di Asia tenggara 68,5 Gigaton = 11 – 14% cadangan karbon gambut di dunia (Verwer dan van der Meer, 2010) Fungsi gambut: - Penambat air dan Pencegah banjir - Mencegah intrusi air laut - Mitigasi perubahan iklim - Menjaga siklus nutrisi dan menetralisir zat beracun - Pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Ikan, air, obat – obatan, dll) (UNDP, 2006)
Latar Belakang Perpres No. 61 tahun 2011Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN GRK): - Target penurunan emisi 26% (skema pendanaan APBN dan APBD) - Target penurunan emisi 15 % (Skema pendanaan luar negri) - Total target penurunan emisi sampai 2020, 41% Gubernur dan Bupati terlibat dalam upaya mitigasi GRK (Perpres 71 No 71 tahun 2011) 5 bidang prioritas penurunan emisi GRK: - Pertanian - Kehutanan dan Lahan Gambut - Energi dan transportasi - Industri - Pengelolaan limbah
Dampak Kanal Belum pasti seluas apa area yang akan terpengaruhi oleh kanal (Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan) Estimasi ahli semua gambut dalam jarak 1 - 2 km dari kanal akan terkena dampak (Hooijer, pers.comm) Total area gambut dalam jarak 1 – 2 km sekitar 1,200 ha – 2,400 ha Penyekatan kanal akan memperlambat laju pengeringan dan emisi dari subsiden gambut, serta diharapkan terjadi rehabilitasi
Profil Emisi Gambut Kedalaman gambut dalam 1 hektar Gambut terbakar 157 tCO2-e per hektar per tahun Total emisi dari kebakaran Setelah tahun 1: 157 tCO2-e per ha Gambut terbakar Tahun 1 0.34m 178t CO2e per hektar per tahun Total emisi dari subsiden Setelah 5 tahun: 890 tCO2-e per ha Subsiden Tahun 1 - 5 1.42m 76.2t CO2e ha-1 yr-1 Total emisi dari subsiden: 76.2 tCO2-e per ha each year Sampai gambut kedalaman maksimal dari profil gambut 0.05m per tahun Subsiden Tahun 6 ->
Penurunan Permukaan Gambut Johor Malaysia Subsiden 2.3 m (1978 – 2007) San Joaquin Valley, Califronia Subsiden 9 m (1925 – 1977) (http://www.sciencecodex.com) (http://water.usgs.gov)
Prediksi Efek kanal Terhadap Penurunan Permukaan Gambut Significant impacts over 30 years within 0.5km of a canal Negligible impacts over 30 years within 0.5 – 1km of a canal (Deltares, 2011)
Konsep Penyekatan Kanal Sekat bertahan lama, efektif biaya, dan dapat terjadi rehabilitasi gambut Pengukuran topografi: - Metode selang: mudah, akurasi tinggi, (FAO, 2012) Waktu ideal penyekatan: - Tinggi muka air terendah - Arus air terendah Sangat Penting
Desain Penyekatan Kanal (Pengalaman KFCP) Sekat kotak (Box dam) (KFCP, 2012) August 2010 October 2010 February 2011 Gagal dalam 3 bulan
Hampir semua sekat rusak dalam kurun waktu 1 tahun Beberapa jenis desain sekat lainnya CKPP 6 CKPP 7 CKPP 8 Hampir semua sekat rusak dalam kurun waktu 1 tahun CKPP 13 CKPP 14 CKPP 17
Berhasil di Perkebunan dan sangat potensial untuk diterapkan Sekat dengan menggunakan bahan gambut yang dipadatkan Syarat: - Pemadatan dilakukan dengan excavator - Air Tidak mengalir di atas sekat - Tinggi crest di sekitar sekat minimal 1 m - Perbedaan tinggi sekat setidaknya kurang dari 0.4 m (target 0.2 m) Berhasil di Perkebunan dan sangat potensial untuk diterapkan
Terima Kasih