Keyword dalam Iklan Keyword (kata kunci) dalam iklan merupakan eleman yang penting dalam mengkomunikasikan pesan. Tampilan iklan menggunakan keyword bertujuan agar iklan tersebut diperhatikan (attention), diingat (awareness), dipahami (comprehension), tertarik (interest), keyakinan (desire), dan akhirnya diharapkan ada tindakan (action). Keyword bisa mengangkat image produk agar dikenal dan diingat oleh konsumen. Tetapi berhasil tidaknya suatu iklan tidak hanya mengandalkan keyword saja. Banyak iklan ber-keyword mampu melambungkan produknya, tetapi banyak pula iklan ber-keyword tapi tidak berhasil mengangkat produknya. Beberapa keyword dalam iklan antara lain adalah : Biskuit Roma : Sudah tradisi Biskuit Selamat : Utamakan Selamat ! Sprite : Kutahu yang kumau. Kopi Torabika : Pas…susunya !
Keyword dalam Iklan Perbandingan Lipovitan : Ruaar … Biasa ! Susu Dancow : Aku dan kau suka Dancow. Bir Bintang : Anda layak dapat bintang. Sari Puspa : Putus …! Hubungan dengan nyamuk …! Rexona : Setia setiap saat … Obat Generik : Emangnya makan mereknya…. Komix : Di-komix aja…! Antangin : Hwes..hwes..hwes…bablas anginne…! Pil Tuntas : Tuntas..tas…tas…tas…tas..! Gudang Garam : Pria punya selera. Djarum : Yang penting rasanya bung !
Keyword dalam Iklan Perbandingan Genderang perang untuk memperebutkan pasar dalam produk sejenis semakin sengit. Iklan perbandingan kembali ramai dibicarakan, mulai dari membandingkan secara langsung maupun tidak langsung. Bermunculannya iklan perbandingan ini, juga tidak lepas dari peranan keyword. Dari keyword-lah banyak memanaskan "perang sesama produk sejenis". Permen Kopiko dengan Permen Kino Ini adalah perang keyword sama-sama produk permen rasa kopi. Permen Kopiko dengan keyword-nya “Gantinya…ngopi” melambung tidak tersaingi, seakan permen kopi sudah identik dengan Kopiko. Namun keberhasilan Kopiko mulai terusik dengan munculnya Kino dengan iklannya yang siap Menggusur Kopiko. “Yang itu Kuno…yang ini Kino…”! Kalimat ini menafsirkan yang kuno itu Kopiko sekarang ganti Kino. Keyword Kino sengaja dibuat dengan melihat kelemahan keyword Kopiko dari“Gantinya Ngopi” dibalas “Kino gantinya permen kopi”.
Keyword dalam Iklan Perbandingan Sanaflu dan Procold Sanaflu dengan keyword-nya “ Belum Tahu Dia . . . “. dibalas produk flu lainnya Procold, iklan dibintangi Basuki ini membalas dengan keyword “ Procold . . Sini . . Dong !, Kalau Flu yaa … Sana . !. Carvil, New Era dan Kasogi Perang iklan alas kaki, Carvil dengan keyword-nya “ Carvil tetap lebih baik “, di-counter New Era dengan “ New Era Terbukti Lebih Baik “. Perang keyword kategori iklan alas kaki ini belum selesai giliran Kasogi membalas lagi dengan keyword-nya, “Kasogi Lebih Baik dari yang Terbaik “.
Daya Tarik Pesan Iklan Dalam kegiatan komunikasi dikenal empat teknik komunikasi yaitu, Informatif, Instruktif, Human Relation dan Persuasive. Persuasi adalah kegiatan psikologis dalam usaha mempengaruhi sikap, sifat, pendapat dan perilaku seseorang atau orang banyak. Kegiatan persuasi menggunakan cara komunikasi yang berdasar pada argumentasi dan alasan-alasan psikologis. Dalam usaha mempersuasi orang dengan iklan, perlu terlebih dahulu mempertimbangkan faktor kebutuhan, dorongan jiwa, keinginan dan motivasi masyarakat yang akan dituju. Langkah-langkah yang bisa diambil dalam melaksanakan persuasi yang efektif adalah dengan mengarahkan tekniknya melalui proses yang sering disebut dangan A to A Procedure atau from Attention to action (Attention- interest- Desaire- decision –action)
Daya Tarik Pesan Iklan Dalam komunikasi daya tarik pesan ada tiga jenis atensi ( Attention) yaitu: Involuntary Attention Atensi yang membutuhkan hanya sedikit usaha atau tanpa usaha sama sekali dari pihak penerima pesan. Contoh: Suara yang keras atau cahaya yang sangat terang. Nonvoluntary Attention Terjadi ketika seseorang tertarik kepada suatu stimulus dan terus memberikan atensi karena hal itu menarik baginya. Seseorang dalam situasi tsb tidak melawan ataupun menerima stimulus tersebut pada awalnya, namun ia terus memberikan atensi karena stimulus tsb mempunyai beberapa manfaat dan relevansi. Iklan selalu berusaha mendapatkan nonvoluntary attention dari audience karena biasanya konsumen enggan meneliti pesan iklan. Karenanya iklan harus menarik dan mempertahankan atensi dengan atraktif dan seringkali menghibur. Voluntary Attention Terjadi ketika seseorang bersedia memperhatikan suatu stimulus. Sebagai contoh Seorang konsumen yang mempertimbangkan untuk membeli rumah misalnya, ia akan cenderung mengarahkan perhatiannya kepada iklan-iklan rumah, semisal membaca majalah yang membahas tentang rumah.
Daya Tarik Pesan Iklan Selanjutnya dalam membangun suatu daya tarik pesan iklan dapat dipertimbangkan penggunaan teknik teknik sebagai berikut: Daya tarik selebriti Pendukung Iklan Penggunaan orang terkenal juga menjadi cara ampuh yang digunakan pengiklan untuk menciptakan iklan yang efektif dalam mempersuasi audience. Daya tarik rasa takut Logika yang mendasari penggunaan daya tarik rasa takut adalah untuk melibatkan banyak khalayak dengan pesan sehingga mendorong diterimanya argumen-argumen pesan. Daya tarik dapat berbentuk celaan sosial atau bahaya fisik. Misalnya: deodorant menggunakan daya tarik rasa takut bila menekankan pada celaan sosial yang akan diderita bila ketiak kita lembab dan bau.
Daya Tarik Pesan Iklan Daya Tarik Rasa Bersalah Orang merasa bersalah bila melanggar peraturan, standar atau kepercayaan mereka atau berperilaku yang tidak bertanggung jawab. Daya tarik rasa bersalah itu kuat karena emosional rasa bersalah memotivasi orang dewasa untuk melakukan tindakan bertanggung jawab yang menyebabkan penurunan dalam tingkat bersalah. Pengiklan menyajikan rasa bersalah dan mencoba untuk membujuk para calon pelanggan dengan menegaskan bahwa rasa bersalah akan bisa dihapuskan jika menggunakan produk yang dipromosikan. Daya Tarik Musik. Jingle, musik latar, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyalurkan pesan-pesan penjualan, dan mempengaruhi suasana hati pendengar. Musik menjadikan konsumen berada dalam keadaan positif, membuat mereka dapat menerima pesan iklan dan bahkan mengkomunikasikan arti produk yang diiklankan.