Filsafat Pendidikan sebagai ilmu Dinda Putri P 292016007 Hannya 292016008
Pendidikan Sebagai Ilmu Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia. ( Menurut Dwiyakarya). Kita dapat mengatakan, bahwa di mana ada kehidupan manusia, bagaimanapun juga di situ pasti ada pendidikan (Dwi Siswoyo, 2008: 28).
Sedangkan menurut Soedomo, satu hal yang menjadi jelas dan apa yang disebut pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia. Teori pendidikan menurut Ernest E. Bayles adalah tidak hanya dengan apa yang ada, tetapi bahkan banyak juga dengan apa yang harus ada
Berikut pendapat sejumlah ahli tentang apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan : Paedagogiek(ilmu mendidik atau ilmu pendidikan) adalah suatu ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untukmengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak. - Menurut M. J. Langeveld (1955)
Ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendididkan. - Menurut S. Brodjonagoro (1966: 35) Ilmu pendidikan adalah suatu bangunana pengetahuan yang sistematis mengenai aspek-aspek kuantitatif, objek dan proses belajar, menggunakan instrument secara seksama dalam mengajukan hipotessis- hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman, seringkali dalam bentuk eksperimental. - Menurut Cater V. Good (1945: 36)
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan masalah-masalah umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak - Menurut Imam Barnadib (1987: 7) Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah (pemikiran yang bersifat kritis, metodis dan sistematis) tentang realitas yang kita sebut pendidikan. - Menurut Driyarkara (1980: 66-67)
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: Ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative Upaya pendidikan mencakup keseluruhan aktivitas pendidikan (mendidik dan dididik) dan pemikiran yang sistematik tentang pendidikan
Fenomena pendidikan ini bukan hanya merupakan gejala yang melekat pada manusia (gejala yang universal), dalam perspektif yang luas, melainka juga sekaligus merupakan upaya untuk memanusiakan menusia agar menjadi sebenar-benarnya manusia(insane), yang hal ini secara integrative diperlukan menggunakan berbagai kajian tentang pendidikan (kajian historis, filosofis, psikologis, dan sosiologis).
Persyaratan Pendidikan sebagai Ilmu Suatu studi dapat tampil atau menampilkan diri sebagai suatu disiplin ilmu, bila dipenuhi setidak-tidaknya tiga syarat, yaitu Memiliki objek studi (objek material dan objek formal) Memiliki sistematika Memiliki metode Yang menjadi objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Objek formal ilmu pendidikan adalah menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative
Dibedakan menjadi tiga segi tinjauan Secara teoritik sistematika ilmu yaitu : Melihat pendidikan sebagai gejala yang manusiawi Dengan melihat pendidikan sebagai upaya sadar Dengan melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi perkembangan sosio-budaya di masa depan
Sistematika yang pertama, pendidikan sebagai gejala, dapat dianalisis dan proses atau situasi pendidikan, yaitu adanya komponen- komponen pendidikan yang secara terpadu saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dalam mencapai tujuan.
Komponene-komponen pendidikan itu adalah: Tujuan Pendidikan Peserta didik Pendidik Isi Pendidikan Metode Pendidikan Alat Pendidikan Lingkungan Pendidikan
Sistematika yang kedua, pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia. Sistematika yang kedua ini menurut Noeng Muhadjir (1987: 19-37) bertolak dan fungsi pendidikan.
Menumbuhkan kreatifitas peserta didik (pendidikan kreatifitas) Sistematika menurut Noeng Muhadjir (1987: 137) bertolak dan fungsi pendidikan yaitu : Menumbuhkan kreatifitas peserta didik (pendidikan kreatifitas) Menjaga lestarinya nilai-nilai insane dan nilai-nilai ilahi (pendidikan moralitas) Menyiapkan tenaga kerja produktif (pendidikan produktifitas)
Sistematika yang ketiga melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi sekaligus sebagai upaya sadar dengan mengantisipasi konteks perkembangan sosio-budaya di masa depan. Sehubungan dengan ini Mochtar Buchori (1994: 81-86) ilmu pendidiakn memiliki tiga dimensi yang dapat kita bedakan sebagai sistematika ilmu pendidikan
Dimensi lingkungan pendidikan ilmu pendidiakn memiliki tiga dimensiyang dapat kita bedakan sebagai sistematika ilmu pendidikan, yaitu Dimensi lingkungan pendidikan Dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan Dimensi waktu dan ruang
Metode Deskriptif-Fenomenologis Metode Hermeneutis Selanjutnya syarat ketiga bagi disiplin ilmu, yaitu memiliki metode. Dalam arti kata sesungguhnya, maka metode adalah cara atau jalan. Metode-metode yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan sebagai berikut (Soedomo, 1990: 46-47; Mub, Said, 1989): Metode Normatif Metode Eksplanatori Metode Teknologis Metode Deskriptif-Fenomenologis Metode Hermeneutis Metode Analisis Kritis (Filosofis)
Sifat-sifat Ilmu Pendidikan Pendidikan sebagai ilmu bersifat empiris, rokhaniah, normative, historis, teoritis, dan praktis (Sutari Imam Barnadib, 1984: 15-19). Ilmu pendidikan bersifat empiris,karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman. Ilmu pendidikan bersifat rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya, melainkan memandang sebagai makhluk susila dan membawanya kearah manusia susila berbudaya. Ilmu pendidikan bersifat normative, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan buruk untuk peserta didik pada khususnya dan manusia pada umumnya.
Ilmu pendidikan bersifat historis, karena memberikan uraian teoritis tentang sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang bepengaruh pada jaman-jaman tertentu. Ilmu pendidikan bersifat teoritis, karena memberikan pemikiran yang tersusun secara teratur dan logis tentang masalah dan ketentuan pendidikan. Ilmu pendidikan juga bersifat praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.
Pengembangan Pendidikan Secara hierarkhis ilmu pendidiakan memiliki dasar sekaligus juga sebagai sumbernya, yakni filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan dan ilmu pendidikan, oleh Brubacher (1962: 18) dipandang sebagai “complementary disciplines”. Namun dalam pengambangan ilmu pendidikan, di samping berdasar dan bersumber dari filsafat pendidikan, juga diperkaya dengan mengkaji fondasi pendidikan. Uraian berikut ini menyajikan apa fondasi pendidikan itu. Fondasi-fondasi pendidikan adalah studi tentang fakta dan prinsip dasar yang melandasi pancarian kebijakan- kebijakan dan praktik-praktik pendidikan yang berharga dan efektif. Prinsip-prinsip itu adalah dasar untuk dibangunnya rumah pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial, sandaran dan struktur, kemungkinan akan kuat, sebaliknya (Standard W. Reitman, 1977: 10).