TANTANGAN TRANSPORTASI KOTA CILEGON DIMASA MENDATANG DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG PROVINSI BANTEN ROBBI CAHYADI, ST, MT Cilegon, Mei 2008
Permasalahan Transportasi Kota “Ada Gula ada Semut” Tingginya jumlah penduduk akibat Tingkat Urbanisasi yang Tinggi Dampak Industrialisasi Daya Tampung Kota
Dampak Laju Urbanisasi Semakin jauh rata – rata pergerakan manusia (lama perjalanan) : permukiman bergeser ke pinggiran kota, bekerja di pusat kota Semakin banyak Wanita yang bekerja : pergerakan yang dilakukan KELUARGA semakin banyak Semakin banyak Pelajar dan Mahasiswa : adanya pergerakan tambahan di Pusat Kota Semakin banyak wisatawan
Data Jumlah Penduduk Perkotaan di Indonesia
PERKEMBANGAN JUMLAH KOTA BESAR DENGAN PENDUDUK > 1 JUTA JIWA Tahun 1950 : JAKARTA Tahun 1970 : JAKARTA, BANDUNG, SURABAYA Tahun 1990 : JAKARTA, BDG, SURABAYA, MEDAN, SEMARANG, BOGOR, MAKASSAR, PALEMBANG Tahun 2025 : ……………, CILEGON ???
Data Jumlah Penduduk di Banten Kabupaten/ Kota 2000 2006 2007 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 2000 -2007 2006 -2007 01. Kab. Pandeglang 1.011.788 1.074.762 1.085.042 1,00 0,96 02. Kab. Lebak 1.030.040 1.183.184 1.210.149 2,33 2,28 03. Kab. Tangerang 2.781.428 3.366.423 3.473.271 3,22 3,17 04. Kab. Serang 1.652.763 1.786.223 1.808.464 1,29 1,25 05. Kota Tangerang 1.325.854 1.481.591 1.508.414 1,86 1,81 06. Kota Cilegon 294.936 331.667 338.027 1,97 1,92 Banten 8.096.809 9.223.850 9.423.367 2,19 2,16
Sistem Transportasi Makro Sistem Kegiatan Sistem Jaringan Sistem Pergerakan Sistem Kelembagaan
Sistem Transportasi Makro, Sistem Kelembagaan Sistem Kegiatan : TATA GUNA LAHAN = Bappenas, Bappeda Prov, Bappeda Kota, Bappeda Kab. Sistem Jaringan : SARANA (MODA) & PRASARANA TRANSPORTASI = Bina Marga (PU), Perhubungan Sistem Pergerakan : REKAYASA LALU LINTAS = Perhubungan, Organda, Polantas, Masyarakat
Aksesibilitas & Mobilitas Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Hubungan Dasar Antara Sistem Kegiatan–Sistem Jaringan–Sistem Pergerakan Aksesibilitas & Mobilitas Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Sebaran Penduduk Pemilihan Moda Pemilihan Rute
Bangkitan - Tarikan i j Pergerakan yang berasal dari ZONA i Pergerakan yang menuju ZONA j
Kawasan Cilegon Saat ini (Establish) Kawasan MERAK Gerbang Masuk Pulau Jawa dari Pulau Sumatera Pelabuhan Ciwandan (PELINDO) Kawasan Industri : KIEC, Bojonegara, dll Kawasan Wisata, Jasa, Perdagangan, dll
Transportasi Cilegon di Masa Mendatang Harus dilihat secara REGIONAL dan NASIONAL
Rencana Kawasan Ekonomi Khusus Bojonegara BOJONEGARA HARBOUR BOJONEGARA MERAK Lokasi SEZ TOL ROAD CILEGON
SITE LAHAN K.E.K. BOJONEGARA KAWASAN HIJAU/LINDUNG 1.793 Ha PELABUHAN BOJONEGARA LAHAN BOJONEGARA 1.150 Ha KEC. P.AMPEL MARGAGIRI FERRY PORT KAWASAN BUDIDAYA PERTANIAN 1.665 Ha KEC. BOJONEGARA KAWASAN BUDIDAYA NON PERTANIAN 3.692 Ha KEC. JOMBANG CILEGON ZONA INDUSTRI DAN RANCANG BANGUN 1.327 Ha Ketersediaan lahan untuk pengembangan Industri maupun perdagangan seluas 5.357 Ha di kec Bojonegara dan Puloampel (Surat Bupati Serang) Cadangan lahan pengembangan seluas 1.327 Ha di Kramatwatu bag. utara (Surat Bupati Serang) yang telah disesuaikan dengan Tata Ruang Wilayah (RTRW)
HUBUNGAN REGIONAL KAWASAN EKONOMI BOJONEGARA Merak Cilegon SUMATERA Singapura Malaysia JALUR PELAYARAN INTERNASIONAL
RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA TEKNIS : Total Panjang : 29 KM Lebar : 60 M 2 x 3 lajur jalan mobil, double track KA di tengah, 2 x 1 jalur jalan motor Lokasi 50 Km dari Gunung Krakatau dan di disain tahan terhadap pengaruh gempa / tsunami Melintasi 3 pulau yaitu P. Prajurit, P. Sangiang, P. Ular Terdiri dari 2 jembatan gantung berbentang ultra panjang yaitu 3,5 km dan 7 km, serta 3 jembatan konvensional berbentang 6 – 7,5 Km BIAYA dan WAKTU : (estimasi) Biaya studi dan jasa engineering USD 190 juta atau Rp. 1,8 trilyun Biaya konstruksi USD 9.810 juta atau 90,2 trilyun Total USD 10 milyar Waktu pelaksanaan konstruksi 6-10 tahun P.Ular Anyer Bakauheni P.Panjurit P.Sangiang
RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI WILAYAH REGIONAL CILEGON DAN SERANG RAYA JALAN TOL RUAS SERDANG-BOJONEGARA ( 14,5 KM) PERSIAPAN TENDER PENINGKATAN KAPASITAS JALAN CINCIN PANTAI UTARA BOJONEGARA-SERANG-TANGERANG. PELEBARAN JALAN SERDANG – BOJONEGARA – MERAK MENJADI 4/2 D SEPANJANG 35 KM PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR SELATAN CILEGON PENINGKATAN STATUS JALAN KOTA MENJADI JALAN PROVINSI PADA TAHUN 2011 UNTUK JALAN – JALAN LINTAS KAB/KOTA PEMBANGUNAN JALAN CINCIN BARAT CILEGON – ANYER – PASAURAN PENINGKATAN DAN PELEBARAN JALAN TAKTAKAN – GN. SARI - ANYER
Pengembangan Prasarana Transportasi Jalan Jalan Nasional Serdang – Bojonegara – Merak (34,85 Km) Rencana Jalan Tol Serdang – Bojonegara (15,96 Km) Jalan Tol Tangerang - Merak Jalan Provinsi Cincin Utara : Terate – Dadap/Batas DKI (88,60 Km) Jalan Nasional Cilegon – Pasauran (Cincin Barat) Jalan Nasional Serang - Cilegon Jalan Lingkar Selatan Cilegon
Transport Demand Management (TDM) atau Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT). Predict and Provide “Ramal dan Sediakan” Pendekatan Konvensional Predict and Prevent “Ramal dan Cegah” Pendekatan Baru
Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Kembalikan Kapasitas Jalan Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas : Perbaikan persimpangan, Prioritas angkutan umum, Kebijakan Perparkiran, dll Peningkatan Kapasitas Jalan (Aternatif terakhir) : Pembangunan baru, Pelebaran, Pembangunan Simpag Tidak Sebidang, dll
Pendekatan Konvensional Transport Demand Management (TDM) atau Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT). Batasan Lingkungan KT1 PT1 PT1 KT2 PT2 KT0 PT0 PT0 Pendekatan Konvensional Pendekatan MKT
Konsep MKT
Konsep MKT Pergeseran Waktu Strategi pemisahan jam masuk kerja pegawai dan jam sekolah : usaha ini dilakukan untuk menghindari jam puncak dengan melakukan pergerakan lebih awal atau setelah jam sibuk. Pembatasan waktu pergerakan untuk angkutan barang
Konsep MKT Kebijakan road pricing dan three in one. Pergeseran Lokasi /Rute Kebijakan road pricing dan three in one. Penetapan rute angkutan barang, rute khusus angkutan umum, dll
Konsep MKT Pergeseran Lokasi /Rute Mobil antar jemput : dapat berupa kebijakan mobil bus antar jemput untuk anak sekolah, karyawan swasta atau PNS. Kebijakan peningkatan pelayanan angkutan umum Kebijakan konversi angkutan kota menjadi bus. Misalkan 5 unit angkutan kota dikonversi menjadi 1 unit bus 3/4 untuk mengurangi jumlah kendaraan yang bergerak dijalan. Perbaikan fasilitas pejalan kaki Pergeseran moda transportasi ke telekomunikasi : Kebutuhan yang bersifat informasi dan jasa dapat dipenuhi tanpa harus melakukan pergerakan, cukup menggunakan teknologi seperti mobile telephone atau e-mail
Konsep MKT Pergeseran Lokasi Tujuan Penetapan rencana tata ruang yang mengatur penyebaran pusat – pusat kegiatan sehingga pergerakan yang terjadi akan tersebar juga. Rayonisasi sekolah (SD, SMP dan SMA) yang mengatur penduduk untuk tidak bersekolah diwilayah yang jauh dari lokasi rumahnya. Rayonisasi dilakukan agar setiap penduduk yang berniat sekolah agar tidak bersekolah diluar rayon yang ditentukan
THE END