Pratikum Analisis Makanan Penetapan Kadar Metanol Kelompok : B.I.7 Fitri Putri Amelia 2012210116 Gita Wijiyanti 2012210122 Hamira Hayuning Sekar 2012210125 Hibatul Wafi Atikah 2012210130 Imay Trihudiyanti 2012210133 Tanggal Praktikum : Selasa, 13 Mei 2014
BIODATA NAMA NPM TTL Email NO HP Fitri Putri Amelia 2012210116 Jakarta, 14 Maret 1994 fitriputriamelia10@gmail.com 081382346635 Gita Wijiyanti 2012210122 Purbalinnga, 5 Nopember 1993 Gita_wijiyanti@ymail.com 085775727055 Hamira Hayuning Sekar 2012210125 Purwakarta, 12 Oktober 1994 Hamira_seksek@yahoo.com 082148660598 Hibatul Wafi Atikah 2012210130 Sumenep, 10 Juni 1994 Atikah.Hibatuwafi@yahoo.com 082113822248 Imay Trihudiyanti 2012210133 Jakarta, 7 Mei 1993 imay3h@yahoo.co.id 085693818347
Teori Singkat Metanol (CH3OH) atau dikenal metil alkohol, metal hidrat, metil karbinol, wood alkohol atau spiritus berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, jernih, tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun dengan bau yang khas. Metanol banyak dipakai pada industri sebagai starting material pembuatan berbagai bahan kimia, seperti formaldehid, asam asetat, metakrilat, etilen glikol serta banyak dipakai sebagai tekstil sintetik, cat rumah, perekat, plastik daur ulang, busa bantal, cairan pembersih kaca mobil, pembersih karburator, antibeku untuk radioaktif, toner mesin fotokopi, dan bahan bakar. Metanol merupakan senyawa kimia yang sangat beracun bila dibandingkan dengan etanol sehingga penggunaannya dalam minuman dilarang. Namun metanol sering disalah gunakan sebagai bahan pembuat minuman keras karena harganya yang relatif murah serta ketidakpahaman akan bahayanya.
lanjutan Di dalam tubuh metanol mudah terabsorbsi dan dengan cepat akan terdistribusi kedalam cairan tubuh. Di dalam hati, metanol dioksidasi menjadi formaldehid (formalin) kemudian dimetabolisir menjadi asam format selanjutnya diubah menjadi 10-formiltetrahidrofolat yang dimetabolisir lebih lanjut menjadi karbon dioksida sebagai upaya detoksifikasi dari tubuh. Namun demikian, waktu paruh asam format di dalam tubuh cukup panjang, yaitu sampai 20-24 jam. Asam format ini menyebabkan efek toksik pada tubuh karena sulit di ekskresikan keluar dari tubuh, akibatnya terjadilah asidosis parah (penurunan pH dibawah 7.37) yang menyebabkan sistem pengatur tubuh (sistem dapar darah, respirasi, fungsi ginjal) tidak lagi mampu mengatur pH darah supaya tetap pada nilai pH normal yaitu 7,4. Penurunan pH dibawah 7,20 akan mengakibatkan turunnya volume menit jantung, gangguan ritmus jantung, hipotensi (sampai terjadi syok), gangguan kesadaran dan akhirnya koma serta kematian.
lanjutan Di bawah ini dipaparkan fase-fase efek toksik yang bisa terjadi akibat paparan metanol Penekanan sistem saraf pusat terjadi dalam 30 menit- 2 jam, intoksikasi dapat terjadi dalam durasi yang lebih pendek daripada intoksikasi oleh etanol Fase laten tanpa gejala, mengikuti depresi sistem saraf pusat : dalam 48 jam setelah diminum, pasien mungkin belum menunjukkan tanda-tanda keracunan, walaupun gejalanya mungkin berbeda secara individual. Asidosis metabolik berat: pada fase ini metanol telah dimetabolisir menjadi asam format (meningkatnya keasaman darah) menyebabkan mual, muntah, pusing, dan mungkin sudah mulai ada tanda-tanda gangguan penglihatan. Toksisitas pada mata (atrofi opticus), diikuti dengan kebutaan, syok, koma, dan mungkin kematian dimana gangguan visual/penglihatan umumnya terjadi pada 12-48 jam setelah minum, dan range-nya bervariasi, dari mulai tidak tahan cahaya (fotofobia), kabur atau berkabut, sampai kebutaan. Berat ringannya gejala akibat keracunan metanol tergantung dari besarnya kadar metanol yang tertelan. Dosis toksik minimum (kadar keracunan minimal) metanol lebih kurang 100 mg/kg dan dosis fatal keracunan metanol diperkirakan 20 – 240 ml (20 – 150g). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 86/MENKES/PER/IV/77 point keempat dijelaskan bahwa kandungan metanol didalam minuman keras tidak boleh lebih dari 0,1% dihitung terhadap kadar etanol. Salah satu cara detoksifikasi metanol adalah dengan menggunakan etanol dan sodium bikarbonat.
Alat dan Bahan Alat :
Skema Kerja
Data Percobaan λ 575 nm Kelompok Serapan I nm Serapan II Kadar Metanol dalam Contoh Kadar Metanol yang dihitung terhadap Etanol dalam Contoh Blangko Contoh 1-2 3-4 5-6 7-8 0,039 0,030 0.036 0.332 0,041 0,029 0,350 0,0559 % 0,0387 % 0,0459 % 0,0364 % 0,4627 % 0,2092 % 0.3797 % 0,1903 % Baku Pembanding 0,044 0,121 0,079 0,767 0,038 0,113 0,078 0,797
Perhitungan Faktor Pengenceran : Contoh I Serapan 1 Serapan 2 Rata –rata kadar metanol dalam contoh 1 : Kadar metanol dalam contoh : Contoh II Serapan 1 Serapan 2 Rata –rata kadar metanol dalam contoh 1 :
lanjutan Kadar Metanol terhadap Etanol dalam Sampel : Contoh 1 Contoh 2
Pembahasan Metanol sering terdapat dalam keadaan bercampur dengan etanol karena merupakan hasil sampingan dari etanol dan batas yang diperbolehkan yaitu tidak lebih dari 0,1% dari kadar etanol. Pemeriksaan kadar metanol penting dilakukan karena metanol bersifat toksik bagi tubuh. Pendinginan KmnO4 di dalam penangas es dikarenakan KmnO4 merupakan oksidator kuat. Pendinginan bertujuan untuk mencegah oksidasi KmnO4 yang disebabkan oleh udara. Penambahan KmnO4 dalam penetapan kadar metanol bertujuan untuk mengoksidasi metanol yang berada dalam sampel. Penambahan natrium bisulfit bertujuan untuk menghilangkan warna dari KmnO4 agar warna dari KmnO4 tidak mengganggu pada saat uji serapan pada spektrofotometri. Penambahan larutan kromatropat bertujuan untuk memberi warna pada larutan yang diuji larutan ini dapat terbaca pada panjang gelombang 575 nm. Penambahan asam sulfat untuk menarik metanol dalam larutan sehingga metanol terpisah dari senyawa lain dan serapan yang diukur optimal. Hasil kadar metanol terhadap etanol dalam contoh dari semua hasil kelompok melebihi kadar yang diperbolehkan yaitu tidak lebih dari 0,1%. Maka minuman tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
Kesimpulan Kadar Metanol dalam Contoh Kelompok 1-2 = 0,0559 % Kadar Metanol yang dihitung terhadap Etanol dalam Contoh Kelompok 1-2 = 0,4627 % Kelompok 3-4 = 0,2092 % Kelompok 5-6 = 0.3797 % Kelompok 7-8 = 0,1903 %
Daftar Pustaka