ASKEP PENYAKIT TERMINAL dari SEGI PSIKOLOGIS Oleh : YULIATI,SKp,MM
PENDAHULUAN Kondisi Terminal suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikologis dan spiritual bagi individu (Carpenito, 1995) Tujuan ; Mempertahankan hidup Menurunkan stress Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin
Jenis Penyakit Terminal 1. Penyakit- penyakit kanker 2.Penyakit-penyakit infeksi 3.Congestif Renal Failur (CRF) 4.Stroke Multiple Sklerosis 5.Akibat Kecelakaan fatal 6.AIDS
MANIFESTASI KLINIK Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung kaki dan ujung jari Aktifitas dari GI berkurang Reflek mulai menghilang Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa dingin dan lembab terutama pada kaki dan tangan dan ujung-ujung ekstremitas Kulit kelihatan kebuiruan dan pucat Penglihatan mulai kabur
Denyut nadi tidak teratur dan lemah Manifestasi Klinik Denyut nadi tidak teratur dan lemah Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok Penglihatan mulai kabur Klien kadang-kadang kelihatan merasakan nyeri Klien dapat tidak sadarkan diri
Psikologis Fase Kehilangan E.KUBER ROSS Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah (air muka), ketakutan, cara tertentu untuk mengulurkan tangan. Cemas diungkapkan dengan cara menggerakkan otot rahang dan kemudian mengendor Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka dan menangis
Elizabeth Kubler-rose, 1969.h.51 RESPON BERDUKA Pengingkaran Syok, “Tidak,saya tidak percaya itu” Marah Tawar-menawar Depresi Penerimaan
1. Tawar Menawar Pasien/ keluarga akan terus mencari informasi tambahan Reaksi fisiknya, letih,lemah,pucat,diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat,menangis, gelisah dan tidak tahu harus berbuat apa. Nasihat tidak akan bermanfaat, biarkan menangis, tunjukkan rasa emphati dengan bahasa tubuh (memeluknya, membelai rambutnya)
Fase Marah Timbulnya suatu kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan Menunjukkan perilaku agresif, berbicara kasar, menolak pengobatan,menuduh dokter-perawat tidak becus. Muka merah, nadi cepat,gelisah, susah tidur dan tangan mengepal. Kecenderungan melukai orang lain, perawat ekstra sabar, jangan ikut emosi.
Fase Tawar Menawar Respon diungkapkan dengan kata-kata “ kalau saja kejadian ini bisa ditunda, maka saya akan sering berdoa” (Pasien) “ Kalau saja yang sakit bukan anak saya” Ungkapan empati : “ sabar…………. Semua ini hanya milik Allah, kita harus siap kapan saja Allah akan mengambilnya “
Fase Depresi Pasien menarik diri, tidak amu bicara, sangat penurut, sangat putus asa, merasa tidak berharga,ingin bunuh diri. Menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun. Perawat : perlu extra perhatikan, rasa emphati dan simpati,bangkitkan semangat hidup
Fase Penerimaan Reorganisasi perasaan kehilangan. Individu telah menerima kehilangan yang akan dialaminya. “ Saya sadar ini tidak dapat disembuhkan” “ Apa yang dapat dilakukan agar saya cepat sembuh”
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Isolasi Sosial: menarik diri b/d harga diri rendah/kronis 2. Gangguan Konsep Diri: harga diri rendah b/d koping individu tak efektif sekunder terhadap respon kehilangan pasangan 3. Defisit perawatan diri b/d intoleransi aktifitas
RENCANA TINDAKAN DX 1 T/ U :klien dapat berinteraksi dengan orang lain T/K : Membina hubungan saling percaya Memahami penyebab dari harga diri rendah Menyadari asfek positif dan negatif
T/K DX 1 d. dapat mengekspresikan perasaan dengan tepat, jujur dan terbuka e. Mampu mengontrol tingkah laku dan menunjukkan perbaikan komunikasi dengan orang lain
Intervensi 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien R rasa percaya merupakan dasar dari hubungan terapeutik yang mendukung dalam mengatasi perasaannya 2. Berikan motivasi klien untuk mendiskusikan pikiran dan perasaannya R Motivasi meningkatkan keterbukaan klien 3. Jelaskan penyebab dari harga diri rendah R Dengan mengetahui penyebab diharapkan klien dapat beradaptasi dengan perasaannya 4. Dengarkan klien dengan penuh empati, beri respon dan tidak menghakimi R Empati dapat diartikan sebagai rasa peduli terhadap perawatan klien, tetapi tidak terlibat secara emosi
Intervensi 5. Berikan motivasi klien untuk menyadari aspek positif dan negatif dari dirinya R Meningkatkan harga diri 6. Beri dukungan, support, dan pujian setelah klien mampu melakukan aktifitasnya R Pujian membuat klien berusaha keras lagi 7. Ikut sertakan klien dalam aktifitas sehari-hari R Mengikutsertakan klien dalam aktifitas sehari-hari dapat meningkatkan harga diri klien
DX.2 Gangguan Konsep diri T/ : Klien merasa harga dirinya naik Klien menggunakan koping yang adaptif Klien menyadari dapat mengontrol perasaannya
Intervensi 1. Merespon kesadaran diri pasien ; Bina hubungan saling percaya dan terbuka Bekerja dengan klien pda tingkat kekuatan ego yang dimiliki Memaximalkan partisipasi klien dalam hubungan terapeutik R Kesadaran diri sangat diperlukan dalam membina hubungan terapeutik perawat- klien 2. Menyelidiki diri : Membantu klien menerima perasaan dan pikirannya Membantu klien menjelaskan konsep dirinya dan hubungannya dengan orang lain melalui keterbukaan
Intervensi Berespon secara empati dan menekankan bahwa kekuatan untuk berubah ada pada klien R Klien yang dapat memahami perasaannya memudahkan dalam penerimaan terhadap dirinya sendiri 3. Mengevaluasi diri : Membantu klien menerima perasaan dan pikiran Mengekplorasi respon koping adaptif dan mal adaptif terhadap masalahnya R Respon koping adaptif sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah secara konstruktif
Intervensi Membuat perencanaan yang realistik - Membantu klien mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah Membantu klien mengkonseptualisasikan tujuan yang realistik R Klien membutuhkan bantuan perawat untuk mengatasi permasalahnya dengan cara menentukan perencanaan yang realistik 5. Bertanggung jawab dalam bertindak Membantu klien untuk melakukan tindakan yang penting untuk merubah respon maladaptif dan mempertahankan respon koping yang adaptif R Penggunaan koping yang adaptif membantu dalam proses penyelesaian masalah klien
Intervensi 6. Mengobservasi tingkat depresi Amati perilaku klien Bersama klien membahas perasaannya R dengan mengobservasi tingkat depresi maka rencana perawatan selanjutnyadisusun dengan tepat.
Intervensi 7. Membantu klien Mengurangi Rasa Bersalah Menghargai perasaan klien Mengidentifikasi dukungan yang positif dengan mengaitkan terhadap kenyataan Memberikan kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan perasaannya. Bersama klien membahas pikiran yang selalu timbul R Individu dalam keadaan berduka sering mempertahankan perasaan bersalahnya terhadap orang yang hilang.
DX.3 : Defisit Perawatan Diri T/U : Klien mampu melakukan perawatan diri secara optimal T/K : Klien mampu mandi sendiri tanpa paksaan Klien dapat berpakaian sendiri dengan rapi dan bersih Klien mampu menyikat giginya sendiri dengan bersih Klien mampu merawat kukunya sendiri
Intervensi 1. Libatkan klien untuk makan bersama R Sosialisasi bagi klien sangat diperlukan dalam proses penyembuhannya 2. Menganjurkan klien mandi R Pengertian yang baik dapat membantu klien untuk mengerti dan dapat melakaukan sendiri 3. Menganjurkan klien untuk mencuci baju R Diharapkan klien mandiri
4. Membantu dan menganjurkan klien untuk menghias diri Intervensi 4. Membantu dan menganjurkan klien untuk menghias diri R Diharapkan klien mandiri 5. Membantu klien untuk merawat rambut dan gigi R Terapi kelompok membantu klien agar dapat bersosialisasi dengan klien lain. Diharapkan klien mandiri.
Thank You for your Attention YULIATI,SKp,MM. PSIK/FIKES Un. INDONUSA ESA UNGGUL, 2010