UJI LENGKUNG Bending Test 1
Tujuan instruksional umum : Mahasiswa mampu melakukan pengujian DT (Destructive Test) dengan beban lengkung terhadap suatu material. Tujuan instruksi khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan macam – macam pengujian lengkung (bending test). Mahasiswa mampu menganalisa cacat yang terjadi pada pengelasan suatu material. Mahasiswa mampu menganalisa kriteria kelulusan hasil pengujian berdasarkan standart.
DASAR TEORI. Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil sambungan las baik di weld metal maupun HAZ. Dalam pemberian beban dan penentuan dimensi mandrel ada beberapa factor yang harus diperhatikan, yaitu : Kekuatan tarik (Tensile Strength) Komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan Mn dan C. Tegangan luluh (yield). Berdasarkan posisi pengambilan spesimen, uji bending dibedakan menjadi 2 yaitu transversal bending dan longitudinal bending.
Transversal Bending. Pada transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian transversal bending dibagi menjadi tiga : Face Bend (Bending pada permukaan las) Root Bend (Bending pada akar las) Side Bend ( Bending pada sisi las ).
Face Bend (Bending pada permukaan las) Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.1). Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik. Apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fussion line (garis perbatasan WM dan HAZ). Gambar 5.1 Face Bend pada transversal Bending 5
B. Root Bend (Bending pada akar las) Dikatakan Rote Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.2). Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal. HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ) Gambar 5.2 Root Bend pada transversal Bending 6
C. Side Bend ( Bending pada sisi las ). Dikatakan Side Bend jika bending dilakukan sehingga sisi las (gambar 5.3). Pengujian ini dilakukan jika ketebalan material yang di las lebih besar dari 3/8 inchi. Pengamatan dilakukan pada sisi las tersebut, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ). Gambar 5. 3 Side Bend pada transversal Bending 7
Longitudinal Bending Pada longitudinal bending ini, pengambilan spesimen searah dengan arah pengelasan berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian longitudinal bending dibagi menjadi dua : Face Bend (Bending pada permukaan las) Root Bend (Bending pada akar las) 8
A. Face Bend (Bending pada permukaan las) Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.4). Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ). 9 gambar 5.4
B. Root Bend (Bending pada akar las) Dikatakan Root Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.5). Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ). Gambar 5.5 10
MATERIAL-PERALATAN Material Peralatan Spesimen uji bending untuk face transversal bend Mesin Uji Bending Gerinda tangan Kacamata pelindung Spesimen uji bending untuk Plat Asli Jangka sorong Kaca pembesar Plat yang dipanasi sampai 600 ºC Stamping Palu Batu gerenda kasar Batu gerenda halus 11
Gambar Kerja Luasan yang harus digerinda pada face transversal bend 12
LANGKAH KERJA Menyiapkan Spesimen Ambil spesimen, gerinda pada permukaan yang akan diamati pada daerah weld metal, HAZ, dan sedikit base metal. Panjang luasan yang digerinda sekitar 50 mm Gerinda sudut-sudut spesimen di atas sehingga menentukan radius. Dalam menggerinda, pertama kali gerinda dengan batu gerinda kasar terlebih dahulu, setelah rata baru digerinda dengan batu gerinda yang halus. Ulangi langkah diatas untuk seluruh spesimen 13
LANGKAH KERJA 2. Kodefikasi Ambil stamping dan tandai tiap spesimen dengan kode sebagai berikut : A. untuk spesimen Asli H. untuk spesimen yang dipanasi F. untuk spesimen face bend 3. Pengukuran dimensi: Ambil spesimen ukur dimensinya Catat kode spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja ·Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen. 14
CONTOH ANALISA DATA Date : Material :Baja Welding process/Position :SMAW / 1G Reference :ASME section IX Gbr cacat pada spesimen face bending 15
Contoh Analisa Hasil Pengujian Spesimen 1 Spesimen 1 dengan spesimen asli, tidak mengalami cacat. Maka spesimen 1 di nyatakan lulus untuk pengujian bending dan kualitas plat dapat di katakan baik. Spesimen 2 Spesimen 2 dengan spesimen yang dipanasi, tidak mengalami cacat. Maka spesimen 2 di nyatakan lulus untuk pengujian bending dan kualitas plat dapat di katakan baik. 16
Contoh Analisa Hasil Pengujian Spesimen 3 Spesimen 3 dengan metode face bending, mengalami cacat pada daerah weld metal. Jenis cacatnya yaitu porositas, di katakan porositas karena pada cacat tersebut terdapat liang-liang renik (porosity/ gas). Hal ini di sebabkan tertamgkapnya gas/ udara dalam proses pengelasan, dan ukurannya yaitu 0,11 mm. Di samping itu pada daerah Weld metal juga terdapat cacat yang ukurannya 0,11 mm. Cacat/ retak ini berupa retak longitudinal karena retaknya memanjang dan searah dengan arah pengelasan. 17
Contoh Analisa Hasil Pengujian Pada pengujian spesimen 3 dengan menggunakan metode root bend ini di nyatakan lulus karena jumlah ukuran cacat dari spesimen tersebut masih dalam kriteria kelulusan yang di tetapkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan cacat pengelasan pada percobaan ini yaitu : Porosity yaitu tertangkapnya gas/ udara dalam proses las Longitudinal crack yaitu ketidak paduan linier yang disebabkan karena fracture kesalahan perlakuan panas. 18
Contoh Kesimpulan Dari analisa hasil percobaan dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga spesimen dapat dinyatakan lulus.Hal ini dikarenakan pada spesimen A , H dan F dengan menggunakan metode face bend tidak ada cacat sama sekali dan pada spesimen F tidak ada cacat dan pada spesimen H meskipun ada cacat tetapi masih dinyatakan lulus,karena jumlah ukuran cacat pada spesimen tersebut setelah diuji masih dalam kriteria kelulusan. 19
Kriteria kelulusan uji bending Untuk dapat lulus dari uji bending maka hasil pengujian harus memenuhi standard ASME sebagai berikut : Keretakan maksimal 3 mm diukur dari segala arah pada permukaan. Keretakan maksimal 10 mm dari jumlah semua keretakan terbesar antara 1mm – 3 mm. Keretakan sudut maksimal 6 mm. Kecuali keretakan berasal dari beberapa jenis retak maka keretakan maksimal 3mm. 20
SEKIAN TERIMA KASIH 21