UJI LENGKUNG Bending Test 1.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGETAHUAN material KONSEP DASAR LOGAM.
Advertisements

Peralatan Tangan dan Listrik
Konsep-konsep Dasar Analisa Struktur
KERJA BANGKU.
LAS BUSUR LISTRIK.
SHIELDED/MANUAL METAL ARCH WELDING (SMAW/MMAW)
CONTOH KEGAGALAN AKIBAT HEAT TREATMENT
Jig dan fixture alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat.
MAGNETIC PARTICLE TEST
Joining Methods.
Peralatan Las Busur Nyala Listrik
PROSES SHEET METAL.
Pengaruh Panas Las pada Struktur Mikro
DJAMALUDIN, Pengaruh Variasi Arus pada Hasil Pengelasan Baja ST 37 terhadap Kekuatan Tarik.
GLASS WORKING (Lanjutan)
PENULANGAN GESER TEKNIK SIPIL UNSOED 2010 Pertemuan X 1.
Sambungan Las (Weld Joints)
EVENDI SUNARKO, PENGARUH PREHEATED TERHADAP KEKUATAN TEKAN MATERIAL R.42 DI DAERAH PENGARUH PANAS (HAZ)
Sambungan Las Definisi :
Sambungan Las Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Perencanaan Batang Tarik
Sambungan Las Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Cacat Las, Penyebab dan Solusinya
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
Teknologi Dan Rekayasa
Teknologi Dan Rekayasa
Oleh Nama : Arif Tri Hangga NRP :
Riswan Dwi Djatmiko, M.Pd.
PENGUJIAN KEKERASAN METODA BRINELL
ALAT UKUR OLEH LISTIA FIDIA NIM : LOADING.
MELAKSANAKAN PENGELAS PEMOTONGAN TERMAL, DAN PEMANASAN
TUGAS AKHIR Oleh : Ruli Syahrul Furqon
Teknologi Dan Rekayasa
PENERAPAN METODE TAGUCHI UNTUK PROSES OPTIMISASI TERHADAP DAYA TAHAN SPOT WELDING OLEH : NOVI RAMADHANNY
Hubungan Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Relationship) Untuk merancang struktur yang dapat berfungsi dengan baik, maka kita memerlukan pemahaman.
ILMU BAHAN Material Science
Defleksi pada balok Diah Ayu Restuti W.
ANALISA GAYA, TEGANGAN DAN REGANGAN
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN
Teknologi Dan Rekayasa
PERTEMUAN 2 PLAT DAN RANGKA BETON.
Gas Tungsten Arc Welding
MODUL KE DELAPAN MENGGAMBAR TEKNlK GAMBAR INSTRUMEN DUA PANDANGAN
Teknologi Dan Rekayasa
Menggunakan peralatan Tangan dan Listrik
Pengerjaan Panas (Hot Working)
Teknologi Dan Rekayasa
Teknologi Dan Rekayasa
Teknologi Dan Rekayasa
Teknik Pengelasan PPNS
Teknologi Dan Rekayasa
Teknologi Dan Rekayasa
Teknologi Dan Rekayasa
Materi : Teknik Pengelasan
Teknologi Dan Rekayasa
Teknologi Dan Rekayasa
ANALISA BENTUK KAMPUH X TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA PENGELASAN BAJA KARBON DENGAN ELEKTRODA E7015.
MEMPERBAIKI PANEL UTAMA YANG DILAS MEMBENTUK KULIT PANEL BODI
Perencanaan Batang Tarik Pertemuan 3-6
UJI TARIK HENDRI HESTIAWAN.
METODE PRODUK NDT 1. Metode Ultrasonic 2. Metode Radiography
TEKNIK PENGELASAN (WELDING)
PENDAHULUAN ELEMEN MESIN I BAB I PENDAHULUAN BAB II SIFAT MEKANIS MATERIAL( Diagram teg-regangan,modulus,proporsional ,yield point konsentrasi teg ) BAB.
SIMBOL SIMBOL PENGELASAN DAN SAMBUNGAN LAS
 DISTA ARFIAN NUR HANDIKA  PPG SM-3T VI UNY TEKNIK PENGELASAN BUSUR MANUAL (SMAW)
Review Bab VI Pembekuan dan perlakuan Panas Logam OLEH Samsul Yudi Prabowo.
Pertemuan 8 Tegangan danRegangan Normal
Syaftian Mardi Kusuma(M15013) Mirza Aditya Pangestu(M15033) Hotman Rudianto S(M15042) Kelompok 3.
Presentasi Laboratorium Metalurgi II Kelompok 24 : Greynaldi Gasra ( ) Adam Andi Nugroho ( )
ASME IX Kualifikasi juru/operator las, juru operator solder keras (brazer) dan kualifikasi prosedur las atau brazing.
Transcript presentasi:

UJI LENGKUNG Bending Test 1

Tujuan instruksional umum : Mahasiswa mampu melakukan pengujian DT (Destructive Test) dengan beban lengkung terhadap suatu material. Tujuan instruksi khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan macam – macam pengujian lengkung (bending test). Mahasiswa mampu menganalisa cacat yang terjadi pada pengelasan suatu material. Mahasiswa mampu menganalisa kriteria kelulusan hasil pengujian berdasarkan standart.

 DASAR TEORI. Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil sambungan las baik di weld metal maupun HAZ. Dalam pemberian beban dan penentuan dimensi mandrel ada beberapa factor yang harus diperhatikan, yaitu  : Kekuatan tarik (Tensile Strength) Komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan Mn dan C. Tegangan luluh (yield). Berdasarkan posisi pengambilan spesimen, uji bending dibedakan menjadi 2 yaitu transversal bending dan longitudinal bending.

Transversal Bending. Pada transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian transversal bending dibagi menjadi tiga  : Face Bend (Bending pada permukaan las) Root Bend (Bending pada akar las) Side Bend ( Bending pada sisi las ).

Face Bend (Bending pada permukaan las) Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.1). Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik. Apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di fussion line  (garis perbatasan WM dan HAZ). Gambar 5.1 Face Bend pada transversal Bending 5

B. Root Bend (Bending pada akar las) Dikatakan Rote Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.2). Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal. HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ) Gambar 5.2 Root Bend pada transversal Bending 6

C. Side Bend ( Bending pada sisi las ). Dikatakan Side Bend jika bending dilakukan sehingga sisi las (gambar 5.3). Pengujian ini dilakukan jika ketebalan material yang di las lebih besar dari 3/8 inchi. Pengamatan dilakukan pada sisi las tersebut, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ). Gambar 5. 3 Side Bend pada transversal Bending 7

Longitudinal Bending Pada longitudinal bending ini, pengambilan spesimen searah dengan arah pengelasan berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian longitudinal bending dibagi menjadi dua : Face Bend (Bending pada permukaan las) Root Bend (Bending pada akar las) 8

A. Face Bend (Bending pada permukaan las) Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.4). Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ). 9 gambar 5.4

B. Root Bend (Bending pada akar las) Dikatakan Root Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.5). Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ). Gambar 5.5 10

MATERIAL-PERALATAN Material Peralatan Spesimen uji bending  untuk face transversal bend Mesin Uji Bending Gerinda tangan Kacamata pelindung Spesimen uji bending untuk Plat Asli Jangka sorong Kaca pembesar Plat yang dipanasi sampai 600 ºC Stamping Palu Batu gerenda kasar Batu gerenda halus 11

Gambar Kerja Luasan yang harus digerinda pada face  transversal bend 12

LANGKAH KERJA Menyiapkan Spesimen Ambil spesimen, gerinda pada permukaan yang akan diamati pada daerah weld metal, HAZ, dan sedikit base metal. Panjang luasan yang digerinda sekitar 50 mm Gerinda sudut-sudut spesimen di atas sehingga menentukan radius. Dalam menggerinda, pertama kali gerinda dengan batu gerinda kasar terlebih dahulu, setelah rata baru digerinda dengan batu gerinda yang halus. Ulangi langkah diatas untuk seluruh spesimen 13

LANGKAH KERJA 2. Kodefikasi Ambil stamping dan tandai tiap spesimen dengan kode sebagai berikut  : A. untuk spesimen Asli H. untuk spesimen yang dipanasi F. untuk spesimen face bend 3.   Pengukuran dimensi: Ambil spesimen ukur dimensinya Catat kode spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja ·Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen. 14

CONTOH ANALISA DATA Date : Material :Baja Welding process/Position :SMAW / 1G Reference :ASME section IX Gbr cacat pada spesimen face bending 15

Contoh Analisa Hasil Pengujian Spesimen 1 Spesimen 1 dengan spesimen asli, tidak mengalami cacat. Maka spesimen 1 di nyatakan lulus untuk pengujian bending dan kualitas plat dapat di katakan baik. Spesimen 2 Spesimen 2 dengan spesimen yang dipanasi, tidak mengalami cacat.  Maka spesimen 2 di nyatakan lulus untuk pengujian bending dan kualitas plat dapat  di katakan baik. 16

Contoh Analisa Hasil Pengujian Spesimen 3 Spesimen 3 dengan metode face bending, mengalami cacat pada daerah weld metal. Jenis cacatnya yaitu porositas, di katakan porositas karena pada cacat tersebut terdapat liang-liang renik (porosity/ gas). Hal ini di sebabkan tertamgkapnya gas/ udara dalam proses pengelasan, dan  ukurannya  yaitu 0,11 mm. Di samping itu pada daerah Weld metal juga terdapat cacat yang ukurannya 0,11 mm. Cacat/ retak ini berupa retak longitudinal karena retaknya  memanjang dan searah dengan arah pengelasan. 17

Contoh Analisa Hasil Pengujian Pada pengujian spesimen 3 dengan menggunakan metode root bend ini di nyatakan lulus karena jumlah ukuran cacat dari spesimen tersebut masih dalam kriteria kelulusan yang di tetapkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan cacat pengelasan pada percobaan ini  yaitu : Porosity yaitu tertangkapnya gas/ udara dalam proses las  Longitudinal crack yaitu ketidak paduan linier yang disebabkan karena  fracture kesalahan perlakuan panas. 18

Contoh Kesimpulan Dari analisa hasil percobaan dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga spesimen dapat dinyatakan lulus.Hal ini dikarenakan pada spesimen A , H dan F dengan menggunakan metode face bend tidak ada cacat sama sekali dan pada spesimen F tidak ada cacat dan pada spesimen H meskipun ada cacat tetapi masih dinyatakan lulus,karena jumlah ukuran cacat pada spesimen tersebut setelah diuji masih dalam kriteria kelulusan. 19

Kriteria kelulusan uji bending Untuk dapat lulus dari uji bending maka hasil pengujian harus memenuhi standard ASME sebagai berikut  : Keretakan maksimal 3 mm diukur dari segala arah pada permukaan. Keretakan maksimal 10 mm dari jumlah semua keretakan terbesar antara 1mm – 3 mm. Keretakan sudut maksimal 6 mm. Kecuali keretakan berasal dari beberapa jenis retak maka keretakan maksimal 3mm. 20

SEKIAN TERIMA KASIH 21