09 Pengantar Ekonomi Mikro TEORI PRODUSEN Irwan Mangara Harahap, SE, MSi. FEB MANAJEMEN Manajemen www.mercubuana.ac.id
Teori Prilaku Produsen Tugas pokok seorang produsen adalah: melaksanakan produksi dengan menghasilkan barang dan jasa untuk masyarakat. Pertimbangan produsen dalam menentukan berapa yang akan dihasilkan dan ditawarkan pada perbagai tingkat harga ialah dengan membandingkan hasil dan pengorbanannya. 1. Hasil berupa barang dan jasa, yaitu produk atau output, yang dinilai dalam uang menurut harga pasar menjadi penerimaan. 2. Pengorbanan yaitu faktor-faktor produksi yang digunakan sebagai input, dinilai dalam uang menurut harga pasar menjadi biaya produksi. Perusahaan atau satuan produksi ada dalam berbagai bentuk dan ukuran, dari usaha kecil,usaha menengah, hingga perusahaan raksasa dengan jumlah ribuan karyawan. Semua satuan produksi itu menghadapi masalah ekonomi yang sama. yaitu bahwa diperlukan input = biaya untuk mencapai hasil penerimaan. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dalarn arti ekonomi, semua balas jasa yang seharusnya dibayarkan kepada para pemilik faktor produksi merupakan biaya, termasuk laba normal. Tinggi-rendahnya biaya produksi tergantung dari : 1. harga input faktor produksi 2. Persentase dari kapasitas produksi yang dipergunakan (berhubungan dengan biaya tetap persatuan) 3. Perbandingan (proporsionalitas) antara faktor-faktor produksi serta kombinasinya. 4. Besar-kecilnya luas usaha. Karena input faktor produksi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. maka biaya produksi pun dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 1. Biaya tetap (Fixed Cost = FC) >>Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jika ada perubahan dalam jumlah output hasil produksi (sampai pada batas tertentu). 2. Biaya variabel (Variahel Cost = VC). Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah tergantung besar-kecilnya jumlah produk yang dihasilkan. 3. Biaya total (Total Cost = TC) adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Dalam jangka pendek kapasitas produksi suatu perusahaan dinyatakan tetap. Produsen dapat memperbesar jumlah outputnya hanya dengan menggunakan kapasitas produksi yang ada itu dengan lebih intensif dengan menambah faktor produksi variabel. Namun tidak cukup waktu untuk memperbesar kapasitas produksinya dengan menambah modal tetapnya (tanah. gedung, mesin. dsb). Jangka waktu yang cukup lama untuk menambah kapasitas produksi disebut jangka panjang.
Dalam jangka pendek bila seorang produsen hendak memperbesar jumlah produksinya (dengan lebih mengintensifkan kapasitas produksi yang ada), maka akan timbul gejala ‘diminishing returns”. Hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (Law of Diminishing Returns menyatakan, kalau ada (paling sedikit) satu input yang tetap (misalnya tanah atau pabrik dikombinasikan dengan input variabel (misalnya tenaga kerja) yang setiap kali ditambah dengan satu satuan. maka output atau hasil total (Total Product) akan bertambah juga. tetapi mulai saat tertentu tambahan hasil (Marginal Product) akan menjadi kurang dan proporsional (= diminishing returns meskipun pada permulaan mungkin lebih dan proporsional (= increasing returns). Bila dinyatakan dalam rupiah, ini berarti bahwa biaya produksi total (TC) suatu saat akan naik dengan lebih dan proporsional (= increasing cost). meskipun pada permulaan kenaikan/tambahan biaya total mungkin kurang proporsional. Dirumuskan dengan kata lain lagi: mulai suatu saat Marginal Cost yaitu bertambahnya biaya total bila produksi ditambah dengan satu satuan. akan semakin meningkat. Oleh karena itu dalam jangka pendek kurve biaya per satuan (AC) maupun kurve biaya variabel per satuan (AVC) berbentuk seperti U karena pada saat tertentu dengan bertambahnya produksi biaya persatuan semakin naik. Output atau hasil produksi dijual dipasar dan mendatangkan penenimaan (Revenue). • >>Penerirnaan total (Total Revenue = TR) adalah jumlah produk dikalikan dengan harga jualnya (TR = P x Q). • >>Bila TR lebih besar daripada biaya total (TC), perusahaan memperoleh laha. Sebaliknya bila TR Iehih rendah daripada TC perusahaan mengalansi kerugian. • >>Apabila TR = IC perusahaan tidak mengalami rugi dan juga tidak mendapatkan laba. Situasi ito disebut Break-even atau Titik Impas. Dalam bentuk pasar persaingan murni (Average Revenue = AR) sama dengan jual persatuan (AR=P) dan diperoleh dari TR: Q. ( TR = P x Q). Penerimaan marginal (Marginal Revenue = MR) ialah tambahan penerimaan total jika produksi (penjualan hasil produksi) ditambah dengan satu satuan. Perusahaan dikatakan dalam keadaan mengalami “keseimbangan” (equilibrium of the firm) Bila jumlah produksi diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan mencapai laba maksimal. Hal tertentu terjadi apabila MC = MR.
MONOPOLI Monopoli ialah keadaan pasar dimana: 1 MONOPOLI Monopoli ialah keadaan pasar dimana: 1. hanya ada satu produsen/penjual yang menguasai seluruh suplai suatu barang/jasa tertentu; 2. barang/jasa yang dijual fidak ada pen gganti (substitut) yang baik; 3. pasaran atau bidang usaha tbs. tak dapat (atau sulit sekali) dimasuki pihak lain (ada entry barriers rintangan untuk memasuki bidang itu). Istilah monopoli berasal dan kata mono satu/tunggal dan polein = menjual. Jika hanya ada satu pembeli untuk barag tertentu biasanya juga disebut monopoli, atau dengan istilah tersendiri monopsoni. Monopoli dapat terjadi karena beberapa alasan: 1. Monopoli yang ditetapkan oleh pemerintah (monopoli negara) Ada monopoli yang dipegang oleh (perusahaan) negara. misalnya Perum Postel mempunyai monopoli dalam penyelenggaraan pos, telepon dan telekoinunikasi: Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengedarkan uang kertas dan logam: Perum KA mempunyai monopoli dalam hal jasa pengangkutan dengan kereta api; Pertamina untuk distribusi minyak tanah dalarn negeri. Monopoli dipegang oleh negara berdasarkan pertimbangan kepentingan urnum, misalnya cabang produksi yang penting untuk pertahanan nasional atau yang “menguasai hajat hidup orang banyak”; untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan ekonomi; kerap kali juga berdasarkan pertimbangan ekonomi: lebih baik hanya ada satu sistem telepon, satu sistem kereta api, dsh. 2. Monopoli di kalangan usaha swasta bisa terjadi karena beberapa sebab. a. Sebab utama munculnya monopoli adalah faktor skala ekonomi (econoinicc of scale), yang memungkinkan produksi besar-besaran dengan biaya produksi per sattian yang lebih rendah. Ada beberapa cabang produksi yang memenlukan modal dalam jumlah yang begitu besar, sehingga praktis tidak mungkin dilaksanakan olch hanyak produsen, dan lebih efisien dikerjakan otch satu perusahaan saja. Apalagi bila luas pasar tidak begitu besar. Misalnya pabrik baja, pabnik kapal terbang. b. Karena satu perusahaan menguasai (control) pengadaan atau pasar suatu sumber daya alam tertentu, — misalnya bahan galian tertentu hanya ditemukan di satu daerah tertentu; keadaan alamliklim khusus sepenti sumber air, pantai indah, jenis temhakau tertentu, atau juga keahlian istimewa yang tidak dapat ditiru (bintang film, seninlan, dli.). Dewasa ini perlu ditambahkan bila satu perusahaan menguasai suatu teknologi tertentu yang dilindungi oleh hak patent. Keunggulan leknologi clapat memberikan kedudukan monopoli (sernentara) kepada perusahaan yang menjadi pelopor pemhaharuan (=inovasi) hasil penelitian dan pengembangan (litbang) haikitU produk-produk baru atau teknik produksi sang lehih efisien. Kedudukan monopoli mi tentu saja mendorong perusahaan lain untuk meniru teknik produksi barn Itu atau mnenghasilkan produk yang lebih unggul lagi Dengan dernikian kedudukan monopoli karena keunggulan teknologi ini dapat tersisihkan oleh pendatang haru.