SMPN I SUKARAJA SUKABUMI TAHUN 20 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIPE KUIS TIM DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI PADA SISWA KELASI VIII DI SMP NEGERI 1 SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 DISUSUN OLEH : DRA. HJ. BADRIYAH SMPN I SUKARAJA SUKABUMI TAHUN 20
ABSTRAK Metode pembelajaran yang ada di sekolah menjadikan guru seperti seorang ustad atau khatib yang sedang menyampaikan ceramah atau khutbah di hadapan jamaah. Terlebih pada bidang pembelajaran agama ditingkat sekolah dasar dengan materi umumnya bersifat teoritis suasana belajar seperti yang digambarkan diatas lebih nyata terllihat. Padahal seperti yang telah diuraikan diawal penulisan pembelajaran agama pada tingkat sekolah dasar memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan siswa dimasa depannya. Hal inilah yang melatar belakangi penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran agama dengan menggunakan metode belajar aktif tipe kuis tim. Rumusan masalah diajukan : (1) Bagaimanakah pembelajaran model tipe kuis dapat mendorong siswa untuk belajar tentang memahami hadist tentang kebersihan lebih bersemangat? (2) Bagaimanakah bermain kuis dapat mendorong siswa untuk belajar tentang memahami hadist tentang kebersihan menjadi lebih bersemangat?. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka dilakukan penelitian dengan subjek 42 orang siswa SMP Negeri 1 Sukaraja kelas VIII-A. pengambilan data menggunakan metode observasi, angket, tes tulis dan perbuatan, serta perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan secara berurutan berupa : pembelajaran klasikal, pembelajaran kelompok membuat sial dan jawaban kuis. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan I pembelajaran klasikal, kerja kelompok, dan unjuk kerja kelompok dalam bentuk kuis. Pertemuan II melanjutkan unjuk kerja kelompok dalam kegiatan dalam kegiatan kuis dan evaluasi hasil belajar. Hasil penelitian pada siklus I, aktifitas pembelajaran klasikal hanya mencapai 62,79%. Hal ini belum mencapai peningkatan proses pembelajaran yang diharapkan. Untuk meningkatkan proses pembelajaran klasikal pada siklus II setiap siswa diberi peraga untuk dibentuk menjjadi berbagai gabungan dalam membuat soal. Pada siklus II terjadi peningkatan proses pembelajaran klasikal menjadi 83,72%. Hal Ini disebabkan semakin banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan. Dengan demikian semua target yang ditetapkan telah tercapai
Latar Belakang Masalah : Dalam pengamatan penulis dan bahkan yang juga sering penulis laksanakan selama ini. Kegiatan pembelajaran agama di sekolah menengah pertama masih menggunakan metode belajar konvensional yaitu metode ceramah yang sekali-kali divariasikan dengan metode lain. Seperti metode diskusi dan belajar kelompok. Metode ini memposisikan siswa sebagai objek pembelajaran dan guru sebagai pusat kegiatan belajar. Siswa hanya pasif menerima materi dari guru, bagaikan sebuah botol kosong yang siap untuk diisi. (Depdiknas:2003) Metode pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah ini cenderung menjadikan suasana belajar kaku, monoton dan kurang menggairahkan, sehingga siswa menjadi kurang aktig dantidak bersemangat dalam belajar. Kegiatan yang dilakukan siswa lebih banyak hanya mendengar apa yang disampaikan guru. Komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah, yaitu dari guru kepada siswa. Kegiatan pembelajaran dengan komunikasi yang satu arah ini akan menimbulkan kebosanan bagi peserta didik, karena mereka merasa tidak diikutkan dalam kegiatan pembelajaran. Maka aktivitas yang mereka lakukan selama kegiatan belajar berlangsung tidak lagi merupakan aktivitas yang menunjang kelancaran proses pembelajaran. Metode pembelajaran seperti ini seolah menjadikan guru seperti seorang ustad atau khatib yang sedang menyampaikan ceramah atau khutbah di hadapan jamaah. Terlebih pada bidang pembelajaran agama ditingkat sekolah menengah pertama dengan materi umumnya bersifat teoritis suasana belajar seperti yang digambarkan diatas lebih nyata terlihat. Padahal seperti yang telah diuraikan diawal penulisan pembelajaran agama pada tingkat sekolah menengah pertama memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan siswa dimasa depannya. Hal inilah yang melatar belakangi penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran agama dengan menggunakan metode belajar aktif tipe kuis tim.
Rumusan Masalah : Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah metode belajar aktif tipe kuis tim sesuai digunakan dalam pembelajaran agama ? Apakah metode belajar aktif tipe kuis tim dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran agama? Bagaimana cara menerapkan metode belajar aktif tipe kuis tim dalam kegiatan pembelajaran agama? Apakah metode belajar aktif tipe kuis tim dapat meningkatkan hasil belajar agama siswa? Apakah metode belajar aktif tipe kuis tim dapat meningkatkan mutu pembelajaran agama?
Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian yang diharapkan dicapai adalah : Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan metode belajar aktif tipe kuis tim mampu melibatkan siswa secara aktig dalam pembelajaran di Kelas. Untuk menjelaskan penerapan metode belajar aktif tipe kuis tim dalam pembelajaran PAI di Kelas VIII SMP Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Untuk mengetahui apakah pembelajaran PAI dengan penerapan metode belajar aktif tipe kuis tim mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran di Kelasi VIII SMP Negeri 1 Sukaraja Kabupaten Sukabumi
Manfaat Penelitian : Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : Bagi sesama guru Agama Islam sebagai tambahan informasi bahwa penerapan metode belajar aktif tipe kuis tim mampu meningkatkan keterliabatan siswa secara aktif dalam pembelajaran PAI bagi kelas VIII Bagi sekolah sebagai wacana tambahan bahwa penerapan metode belajar aktif tipe kuis tim mampu meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran PAI bagi kelas VIII, ada baiknya diterapkan untuk mata pelajaran yang lain.
Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas Metode Penelitian : Setting Penelitian Subjek Penelitian Obyek Penelitian Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas Perencanaan Tindakan (pelaksanaan) Observasi Refleksi Data dan Teknik Pengumpulan Data Data Teknik Pengumpulan Data Analisis Reflektif
Kesimpulan : Setelah lebih kurang 6 minggu mengadakan pertemuan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas, beberapa catatan penting yang dapat peneiti kemukakan sebagai kesimpulan adalah sebagai berikut : Penelitian tindakan kelas sangat baik dan perlu dilakukan dalam kegiatan proses pembelajaran, karena merupakan tindakan nyata yang dilakukan guru dalam mengatasi persoalan yang di kelas dalam pembelajaran. Metode kuis tim yang merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah satu bentuk metode belajar aktif berupa permainan. Dan setelah dicobakan ternyata cukup baik dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya atau menjawab. Dalam melaksanakan metode kuis tim, hal pokok yang tidak boleh tertinggal adalah buku pegangan anak atau diktat yang memuat materi pelajaran Selain buku, papan skor penilaian yang memuat nama kelompok serta nama setiap siswa juga ikut menunjang keberhasilan metode kuis tim dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Metode kuis tim yang digunakan dalam penelitian tindakan belum lagi memberi jaminan singnifkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.