KARAKTERISASI RESERVOIR TERPADU ANALISA SEISMIK DAN HASIL UJI SUMUR DALAM MEMODELKAN RESERVOIR REKAH ALAMI VULKANIK JATIBARANG SEBAGAI DASAR ACUAN RENCANA.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SMA I AL AZHAR KELAPA GADING
Advertisements

Magister ilmu kebencanaan Pascasarjana universitas syiah kuala
PETA MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI KELAS VII PADA
(1) METODOLOGI PEMETAAN GEOLOGI KULIAH JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
Definisi Penampang stratigrafi terukur (measured stratigraphic section) adalah suatu penampang atau kolom yang menggambarkan kondisi stratigrafi suatu.
OLEH ENY SETYAWATI SOETRISNO, M.M
PROSES PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH
IRMA LUSI NUGRAHENI SPD. MSI
AKIFER DAN BERBAGAI PARAMETER HIDROLIKNYA
CEKUNGAN MINYAK DAN GAS
CEKUNGAN SUMATRA SELATAN
TERJADINYA GEMPA BUMI.
Geologi Struktur Eksplorasi LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
KEMANTAPAN LERENG.
Week 4 Struktur Geologi dalam Hidrogeologi
GEOMORFOLOGI INDONESIA
ASDAR ASHAR ARIFIN ASLAMUDDIN AWALIA AGUS DEVI ARNITA EDI PUTRA IRAWAN
GEOLOGI STRUKTUR.
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KECAMATAN BEO, TAMPAN'AMMA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Presentase Kertas Kerja Wajib STEM - Akamigas (Mah. YOHANIS SAHABAT) TA. 2016/2016
KELOMPOK VI PANAS INTERNAL BUMI.
DISTRIBUSI ALIRAN AIRTANAH DAN MODEL AQUIFER
Rahmat Fadhilah (Presenter) Sudarto Notosiswoyo Irwan Iskandar
Iklim Tropis Asia, Indonesia, Sumatra, Lampung
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
PENGERTIAN UMUM PETA.
Geologi Teknik Norma Puspita, ST. MT.
SEISMIK PASIF Fenomena Gelombang Berfrekuensi Rendah Penanda Keberadaan Reservoir Minyak dan Gas Bumi dalam Eksplorasi Hidrokarbon Bulaksumur Team Program.
KLASIFIKASI BATUAN METAMORF Dibagi atas dasar yaitu :
OLEH : HERYDICTUS FRIDOLIN D
ASDAR ASHAR ARIFIN ASLAMUDDIN AWALIA AGUS DEVI ARNITA EDI PUTRA IRAWAN
AIR PERMUKAAN.
Penampang Stratigrafi Suatu gambaran urutan vertikal lapisan lapisan batuan sedimen pada lintasan yang dipilih. Setiap titik dalam urutan mengikuti kaidah.
BATUAN METAMORF.
TEKNIK PENGEBORAN MIGAS
NAVIGASI DARAT Tekhnik untuk menentukan kedudukan suatu tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat baik di medan sebenarnya atau di peta. Diperlukan.
Bab 6 HIDROSFER.
HASIL PENELITIAN (8) Gambar 7 Peta Potensi Energi Angin Perairan Pantai Nusa Tenggara Barat (Tahun )
METODE SEISMIC Metode seismik adalah suatu metode dalam geofisika yang digunakan untuk mempelajari struktur dan strata bawah permukaan bumi. Metode ini.
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
Pengantar Teknologi Mineral
LITHOSFER TECTONIC PLATE.
PEDOSFER.
DOSEN PENGAJAR GEOLOGI STRUKTUR Program Studi S-1 Teknik Pertambangan
Oleh M. Nur kholis REAKTIVASI SESAR TUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR GEOLOGI DAN CEKUNGAN KUARTER DI DAERAH BANDUNG-GARUT.
SEJARAH PERKEMBANGAN MUKA BUMI
Workflow Interpretasi Seismik Atribut Geomekanikal & Geometrik Untuk Karakterisasi Unconventional Reservoir By : Eduardo Trinchero & Luis Vernengo Oleh:
STRATIGRAFI SEQUENCE UNIVERSITAS HASANUDDIN PROGRAM STUDI GEOFISIKA
Stratigrafi.
STUDI LAPANGAN PALEONTOLOGI MIKRO OLEH : FAUZUL YUSRI
PRESENTASI TUGAS AKHIR
BAB I STRUKTUR BUMI.
MODEL PENGENDAPAN RESERVOIR KARBONAT DI LAPANGAN SNA,
Disusun untuk Bakosurtanal, Cibinong ©2010 oleh Bambang Trim
TEORI TEKTONIK LEMPENG
(Aplikasi Seismik Attribute)
Sejarah Geologi Batubara Indonesia
BATUAN RESERVOAR CEKUNGAN BANDA
SEJARAH PERKEMBANGAN MUKA BUMI
GEOLOGI STRUKTUR.
LIPATAN.
Kuliah Mandiri Pemetaan Geologi di Desa Tambaksari dan Desa Kedungbanteng Kecamatan Sumbermanijng Wetan dan sekitarnya pada Kabupaten Malang,Provinsi Jawa.
PERSEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA ALAM DI INDONESIA
TEORI TEKTONIK LEMPENG
PENDAHULUAN Pertemuan – 1
Oleh : Miftachul Janah ( )
Sleeper Gold Mine, Nevada
HASIL PENELITIAN (3) Gambar 2 Peta Potensi Energi Gelombang Laut Perairan Pantai Selatan Jawa (Musim Peralihan I Barat Timur)
teori dasar Hydrogeology
Dosen Teknik Pengairan FT UB
Transcript presentasi:

KARAKTERISASI RESERVOIR TERPADU ANALISA SEISMIK DAN HASIL UJI SUMUR DALAM MEMODELKAN RESERVOIR REKAH ALAMI VULKANIK JATIBARANG SEBAGAI DASAR ACUAN RENCANA LANJUT PENGEMBANGAN LAPANGAN Oleh : Andrie Haribowo / Reservoir Engineering PERTAMINA DOH-JBB Kelompok I : Sofyan Isa Anshori 270110120029 Hazumra Hardi 270110120054 Panji Hidayat 270110120004 Dwiki Nur Agrizal 270110120010 Robby Saputra 270110120060 Kenan Fandhi Putra 270110120102 Achmad Barnendi P 270110120129 Arif Budi Pracasta P 270110120130 Taufiqul Hafizh 270110120153 Michele Calista Carina 270110120179 Muhammad Randy Nugraha 270110120208

KERANGKA TEKTONIK SUBDUKSI MERATUS (OLIGOSEN AKHIR) SUBDUKSI JAWA (Oligosen Akhir / Miosen Awal sampai Resen) Pada periode sebelum Oligosen Akhir, Cekungan Jawa Barat Utara diperkirakan sebagai cekungan busur (intra arc basin) (Adnan, 1991). Hadirnya endapan vulkanik Formasi Jatibarang pada sub-cekungan ini menandakan bahwa keberadaan dari sub- cekungan ini berada pada daerah yang berdekatan dengan pusat vulkanisme. Pada periode ini, Sub-Cekungan Jatibarang didominasi oleh gaya-gaya ekstensional sehingga terbentuk dua buah sesar utama yang memiliki arah sesar searah dengan tegasan utama pada saat itu, yaitu Sesar OO dan Sesar Brebes yang merupakan sesar normal yang memiliki arah barat laut – tenggara. Jalur vulkanik pada waktu periode Miosen Awal sampai Resen ini berada di lepas pantai selatan Pulau Jawa (Martodjojo, 1989 op.cit Adnan, 1991). Deretan gunungapi menghasilkan endapan gunungapi bawah laut yang dikenal sebagai old andecite tersebar di sepanjang Sumatera, selatan Pulau Jawa sampai Nusa Tenggara dan mengakibatkan Sub- Cekungan Jatibarang berubah posisi menjadi back arc basin. Aktivitas tektonik pada periode ini mengubah arah tegasan utama yang semula baratlaut - tenggara menjadi utara – selatan. Perubahan arah tegasan ini yang menyebabkan perubahan Sesar OO dan Sesar Brebes yang semula adalah sesar normal menjadi sesar mendatar dekstral (Gambar 1.2) akibatknya terbentuklah pull apart basin. KERANGKA TEKTONIK

KERANGKA TEKTONIK Dua Pola Periode Tektonik di Sub-Cekungan Jatibarang (modifikasi dari Adnan, 1991)

KERANGKA TEKTONIK Perubahan Jenis Sesar OO dan Sesar Brebes(Mc. Clay dalam Ryacudu, 1999)

STRATIGRAFI REGIONAL

STRATIGRAFI REGIONAL Batuan Dasar (Basement Rock) Litologi dasar di Cekungan Jawa Barat Utara adalah batuan beku berumur Kapur Tengah sampai Kapur Atas, dan batuan metamorf yang berumur Tersier. Batuan metasedimen low-grade seperti filit dan sekis hadir sebagai hasil dari subduksi yang berasosiasi dengan busur Meratus yang aktif pada zaman Kapur hingga Paleosen Formasi Jatibarang Litologi dari Formasi Jatibarang terdiru dari tuff, andesit porfiri, dan betulempung. Formasi Jatibarang memiliki hubungan tidak selaras dengan batuan dasar dan di atas Formasi Jatibarang diendapkan secara tidak selaras Kelompok Cibulakan Bawah. Metode penentuan umur (K-Ar dating) menunjukkan bahwa umur Formasi Jatibarang berada pada kisaran Eosen Akhir sampai Oligosen Awal. Kelompok Cibulakan Bawah Kelompok Cibulakan Bawah terdiri dari dua formasi, yaitu Formasi Talang Akar dan Formasi Baturaja. Secara keseluruhan, kelompok ini diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Jatibarang dan secara selaras di bawah Formasi Cibulakan Atas. Formasi Cibulakan Atas ( Miosen Awal – Miosen Tengah) Litologi formasi ini terdiri dari lapisan batupasir yang tebal dan diselingi oleh batulempung dan batugamping. Panto dkk (1987) menginterpretasikan dua sistem pengendapan utama yaitu: delta dan laut dangkal. Formasi Cibulakan Atas secara selaras diendapkan di atas Formasi Baturaja dan di atas Formasi Cibulakan Atas diendapkan secara selaras.

STRATIGRAFI REGIONAL FORMASI PARIGI : Litologi formasi ini didominasi oleh batugamping dengan sisipan dolomit, batugamping pasiran, dan batulempung gampingan. Formasi Parigi diendapkan di lingkungan laut dangkal (inner – middle neritic). Berdasarkan studi foraminifera plangtonik, formasi ini berumur Miosen Akhir. Di atas Formasi Parigi diendapkan secara selaras Formasi Cisubuh. Kehadiran batugamping pada formasi ini menunjukkan cekungan pada saat itu (Miosen Akhir) relatif stabil. Orientasi cekungan berarah barat – timur sehingga diperoleh penipisan Formasi Parigi ke arah selatan yitu Zona Bogor. Formasi Cisubuh Litologi Formasi Cisubuk terdiri dari batulempung dengan kekerasan lunak dan kadang – kadang disisipin oleh batupasir dan batugamping. Fauna laut banyak dijumpai di bagian bawah Formasi Cisubuh dan semakin berkurang ke bagian atas. Hal ini menunjukkan bahwa Formasi Cisubuh bagian bawah diendapkan pada lingkungan inner neritic dan bergradasi ke atas menjadi litoral-paralik. Berdasarkan studi biostratigrafi nya formasi ini berusia Miosen Akhir hingga Plio-Plistosen.

INTEPRETASI SEISMIK PEMETAAN STRUKTUR WAKTU DAN KEDALAMAN PEMETAAN ACOUSTIC IMPEDANCE SEISMIK ATTRIBUTE INSTANEOUS FREQUENSI

PEMETAAN STRUKTUR WAKTU DAN KEDALAMAN Pemetaan struktur waktu puncak Formasi Jatibarang menunjukkan pola struktur utama di Lapangan Jatibarang adalah relatif utara-selatan. Pola tinggian dikontrol oleh sesar geser yang merupakan rejuvenasi dari sesar normal yang telah ada sebelumnya. Diantara dua sesar utama tersebut terdapat beberapa sesar dari orde yang lebih kecil yang cukup intensif dan dapat membentuk zona-zona fracture. Pola peta kontur waktu menunjukkan pola tinggian di bagian tengah dan mendalam ke utara dan barat.

PEMETAAN ACCOUSTIC IMPEDANCE Peta Horizon dan AI Ke-5 Siklus Fasies Reservoir Kajian s Reservoir Kajian Pemetaan accoustic impedance dilakukan untuk mengetahui perubahan fasies dan reservoar zona produksi Lapangan Jatibarang. Pendekatan yang dilakukan untuk pemetaan akustik impedance diintegrasikan dengan data volcano stratigraphy dilakukan pada beberapa sumur sebagai marker.

Seismik attribute Instaneus Frequensi Gambar 1.5, Peta Instaneous Frequensi Dari masing - masing Cycle

Seismik attribute Instaneus Frequensi Proses dari pembuatan peta patahan menggunakan metode yang berbeda-beda (a) Amplitudo Slice, (b) Variance Horizon Slice, patahan baru terlihat dan ditampilkan dalam elips biru, dan (c) Ant Track Slice, bebrapa patahan secara eksplisit terlihat dan ditampilkan dalam elips biru. (d) Seismic Section pada jalur AB dengan interpretasi patahan akhir.

DATA SEISMIK CEKUNGAN JATIBARANG Anomali penurunan amplitudo pada top basement ditunjukan pada seismic section, dimana mengindikasikan banyaknya rekahan yang berkembang disana.   3D view dari open-fractured basement reservoir yang berpotensi  

DATA LOG Kiri atas lingkaran merah) Master Log menunjukkan interval jejak minyak. (Kanan) Interpretasi gambar log FMI : Hasil interpretasi sesar ditunjukkan oleh garis merah, dan hasil interpretasi rekahan ditunjukkan oleh garis biru. (Kiri bawah) Orientasi sesar dan kekar.

DATA LOG Hasil DSI Stoneley : Rekahan Potensial dicirikanoleh porositas rekahan yang tinggi, ‘high energy loss’dan indikasi ‘chevron pattern’. Rekahan potensial ditunjukkan oleh panah biru (Rekahan potensial yang paling baik ditunjukkan oleh panah yang paling besar). Dari interpretasi terdapat 2 interval potensial.

STRATIGRAFI BASEMENT Berdasarkan Stratigrafi Cekungan Jawa Barat Utara dapat dilihat bahwa, basement rock menempati umur paling tua, yang terdiri dari batuan beku, batuan metamorf, dan batuan metasedimen low grade, seperti phylit dan sekis. Kelompok ini berumur Pre Tersier hingga Awal Paleosen.

KARAKTERISTIK BASEMENT stratigrafi Cekunga Jawa Barat Utara, batuan dasar (basement) terdiri dari batuan beku dan batuan metamorf. Selanjutnya dilakukan identifikasi fasies volkanik dan volkanik klastik Formasi Jatibarang dilakukan dengan mengacu data petrofisika (logging) dengan membuat cross plot log NPHI dan RHOB pada interval prospek dari setiap sumur.

Sejarah Tekanan Reservoir Vulk. JTB Secara umum didapatkan informasi bahwa kualitas / kondisi reservoir vulkanik Jatibarang ini sangat kuat dipengaruhi oleh rekahan-rekahan hingga menyebabkan blok-blok patahan yang ada teridentifikasi konduit (leaky fault). Dari analisa / interpretasi ‘pressure history’ dan pressure transient test analysis (PTA) didapatkan gambaran model reservoir yang lebih dikontrol oleh silkus fasies (5 cycle) serta perkembangan dan intesitas dari rekahan-rekahan (fracture) yang ada.

KESIMPULAN Pada reservoir vulkanik Jatibarang dijumpai 5 Cycle (unit siklus pengendapan vulkanikklastik) dengan 4 fasies yang berkembang aitu: Tuff / lithic tuff, Lithic tuff / Aglomerat, andesit / basalt lava dan Detrital / Ruble (epiclastic) Analisa cross plot data attribute seismic dengan data sumuran menunjukkan adanya hubungan antara nilai impedansi seismic dan porositas dari data sumur kajian, sehingga nilai impedansi akustik ini dapat digunakan sebagai control penyebaran porositas batuan volkanik Jatibarang. Hasil analisa dan pengamatan terhadap peta anomali seismik dari data hasil pengolahan attribute instaneous frequency menunjukkan adanya hubungan antara instantaneous frequency seismic dengan intensitas fracture pada reservoir Volkanik Jatibarang.