Sejarah Geologi Batubara Indonesia

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SMA I AL AZHAR KELAPA GADING
Advertisements

OLEH SETIYO WARDAYATI, S.Pd
IPS kelas VI Kenampakan Alam.
PROSES PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH
Dinamika HIDROSFER.
KENAMPAKAN BENTUK MUKA BUMI
IRMA LUSI NUGRAHENI SPD. MSI
CEKUNGAN SUMATRA SELATAN
TERJADINYA GEMPA BUMI.
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
Dunia Ilmu Pengetahuan sosial
HIDROSFER
Siapa yang menciptakan Bumi?
PENGANTAR GEologi TEORI INGSUTAN BENUA & LEMPENG TEKTONIK.
OCEANOGRAFI MORFOLOGI DASAR LAUT.
KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA
PERAIRAN LAUT.
GEOMORFOLOGI INDONESIA
Kenampakan Wilayah dan Pembagian Waktu di Indonesi
Menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
KELOMPOK VI PANAS INTERNAL BUMI.
Peta Peningkatan Pemenuhan Energi Listrik Tiap Provinsi Hasil Model
A.    SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA.
“Analisa Proksimat Batubara”
GEOGRAFI KELAS X Standar Kompetensi :
Iklim Tropis Asia, Indonesia, Sumatra, Lampung
BAB 3 SUMBER DAYA ALAM.
TEORI TENTANG LEMPENG TEKTONIK
DISAMPAIKAN Oleh Toulani
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2016
OLEH : HERYDICTUS FRIDOLIN D
By : Kelompok 1 KAWASAN ASIA TENGGARA.
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Lereng benua.
POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA
MORFOLOGI PANTAI OCEANOGRAFI 2011.
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN
TEORI INGSUTAN BENUA DAN
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA oleh LIA YULIYANTI
Bab 6 HIDROSFER.
Pengantar Oceanografi
Pengantar Teknologi Mineral
Bab 4 pedosfer.
Diluvium (Pleistosen)
PEMBAGIAN ZAMAN BERDASARKAN
Oleh M. Nur kholis REAKTIVASI SESAR TUA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR GEOLOGI DAN CEKUNGAN KUARTER DI DAERAH BANDUNG-GARUT.
INDONESIA KELOMPOK 1 KETUA : KEISHA SHOFINA SALSABILA ANGGOTA : NANDA REHANA CINDY NABILA SEPTIAN AGUNG BAGAS.
HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEJARAH PERKEMBANGAN MUKA BUMI
Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia Oleh: Haris Al Farizi ( )
Stratigrafi.
KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA
Terbentuknya kepulauan indonesia
Sa hyunh.
MODEL PENGENDAPAN RESERVOIR KARBONAT DI LAPANGAN SNA,
Negara Kesatuan Republik Indonesia
KEADAAN ALAM INDONESIA
KARAKTERISTIK PERLAPISAN BUMI & TEORI TEKTONIK
AKTIFITAS PETERNAKAN,PERIKANAN, PERTAMBANGAN,DAN KEHUTANAN
Keunggulan SDA Non Hayati Perairan
Kuliah Mandiri Pemetaan Geologi di Desa Tambaksari dan Desa Kedungbanteng Kecamatan Sumbermanijng Wetan dan sekitarnya pada Kabupaten Malang,Provinsi Jawa.
PERSEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA ALAM DI INDONESIA
Potensi Sumber Daya Alam Indonesia ( Batu Bara)
KEADAAN ALAM AWAL MANUSIA HADIR
HASIL PENELITIAN (3) Gambar 2 Peta Potensi Energi Gelombang Laut Perairan Pantai Selatan Jawa (Musim Peralihan I Barat Timur)
INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM. Pengertian Poros Maritim Dunia.
Pusat Pembangunan Wilayah Nama kelompok:  Agustio (1)  Matthew (23)  Rayhan (31)  Samuel (33)
Achmad Rozi El Eroy.  Sebagai provinsi yang dekat dengan Jakarta dan memiliki 4 kabupaten dan 4 kotamadya, Banten memiliki potensi besar dengan luas.
Transcript presentasi:

Sejarah Geologi Batubara Indonesia

Permintaan pasar domestik/ekspor Produksi batubara Indonesia diperkirakan akan terus meningkat PP No.5 Tahun 2006  Sasaran bauran energi pada tahun 2025  ketergantungan terhadap satu jenis sumber energi seperti BBM harus dikurangi dengan memanfaatkan sumber energi alternatif di antaranya batubara.

SEJARAH GEOLOGI BATUBARA DI INDONESIA

Lempeng India-Australia TEKTONIK LEMPENG Busur Pergunungan (Volcanic Inner Arc) Busur Kepulauan (Nonvolcanic Outer Arc) Cekungan Lempeng Eurasia Lempeng Pasifik Lempeng India-Australia Pembentukan Bagian Barat Basement Sedimen Darat Transgresi Bagian Timur Awal tersier – transgresi Karbonat platform Cekungan di Indonesia

Tumbukan berjalan terus membentuk Foreland Basin dan Volcanic Arc Pengangkatan berjalan terus ----- Regresi pada Foreland Basin ----- Sedimen Delta ----- Berakhir pada Plio Pleistosen (orogenesa) Bersamaan dengan itu, berkembang juga Interdeep pada busur kepulauan

Cekungan Batubara di Indonesia Indonesia Barat Lempeng India Australia bergerak ke utara menumbuk Lempeng Eurasia Eurasia = Lempeng Kontinental India Australia = Lempeng Samudra Terbentuk Cekungan Tersier Paleogen : Intramontana Basin Continental Margin Neogen : Foreland/ Backdeep Interdeep Delta

Cekungan yang penting untuk batubara Paleogen Intercontinental Basin Neogen Foreland Basin/ Backdeep Neogen Delta Basin

Endapan Batubara Paleogen Batubara Paleogen terendapkan sebelum Transgresi dan batubara Neogen terendapkan sesudah Regresi Intramontana dan Foreland Basin berkembang di Sumatera, Kalimantan dan Jawa (yang di Jawa relatif kecil) Delta terbentuk di Kaltim akibat Spreading Centre selat Makasar Di Jawa terjadi sedimentasi teristrial hanya di bagian barat saja (Pra Transgresi). Di bagian tengah dan timur sedimen marine langsung terendapkan diatas batuan dasar pra-tersier. Di Kalimantan Bagian Tenggara ada cekungan Intermontana dengan sedimen darat Awal Miosen terjadi Transgresi di Dataran Sunda, semua basement tertutup oleh karbonat platform (yang tersedia adalah : Asahan Arc dan Karimun Jawa Arc)

Di Jawa Barat Bag. Selatan perkembangan Paleogen terlihat pada Formasi Bayah (Banten) dan Formasi Gunung Walet (Sukabumi) Berupa : Braided River Deposit dan Sedimen Laut transgersi pada Miosen Bawah. Pada kedua formasi ditemukan Batubara Hal serupa juga terjadi di Kalimantan Bagian Tenggara Pasir dan Barito Basin, Formasi Tanjung, Eosen Endapan Batubara Paleogen yang terpenting Ombilin (Sumbar) Bayah (Jabar) Pasir (Kalimantan Bag Tenggara) Pulau Sebuku (Kalimantan) Melawai (Kal-Bar) Sul-Sel

Ciri endapan batubara Paleogen Penyebaran terbatas (oleh Graben) Pengendapan bersamaan dengan aktivitas tektonik Ketebalan bervariasi dan banyak lapisan Selalu berkaitan dengan busur vulkanik Hampir semua Autochton

Endapan Batubara Neogen Secara umum terjadi sedimentasi Neogen hanya pada Backdeep. Ada yang mengatakan bahwa regresi terjadi bukan akibat orogenesa tapi akibat sedimentasi yang lebih cepat dari penurunan basin sehingga garis pantai bergerak ---- Delta berkembang Siklus regresi berawal pada Miosin Tengah, sedimentasi berubah dari laut dalam, laut dangkal, paludal, delta, kontinental. Sedimentasi berakhir pada Plio-Pleistosin dengan munculnya Klasik Tuff (Kasai Formation) Orogenesa Plio-Pliostosin Dalam siklus regresi ini juga terjadi pengendapan batubara ---- penyebarannya relatif luas

Di cekungan Barito hal ini berkembang baik/ regresi sangat intensif (Warukin dan Dohor Formation) yang terendapkan langsung diatas Karbonat pada phase Transgresi (Berai Formation) Pengendapan batubara pada cekungan Delta berbeda dengan pengendapan pada masa regresi di Sumatera Cekungan Delta di Kaltim (Kutai dan Tarakan) Pengendapan Langsung terjadi diatas Transgresi Eosin (karena perkembangan Delta) Walaupun tidak bisa dikorelasikan dengan batubara yang ada di backdeep sumatera, tapi data menunjukkan bahwa batubara Kaltim terendapkan pada waktu yang bersamaan Batubara Mahakam terendapkan pada : Formasi Pamaluan dan Formasi Pulubalang (Miosin Awal) Formasi Balikpapan dan Kampung Baru (Miosin Pliosin)

SEJARAH PERTAMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA

Sebelum tahun 1941 Penemuan cebakan batubara di Ombilin tahun 1856, yang dilanjutkan dengan pekerjaan persiapan selama lebih kurang 36 tahun sebelum produksi pertama tahun 1892. Awal dibukanya tambang-tambang batubara modern: ◦ Ombilin – tambang bawah tanah ◦ Tanjung Enim – tambang terbuka ◦ Tepi sungai Mahakam – tambang bawah tanah Pemakai batubara: transportasi (kereta api), pabrik semen, industri manufaktur dan industri kecil – terutama di sekitar tambang batubara.   Pabrik Semen Padang dibangun tahun 1910 menggunakan batubara dari Ombilin.  Produksi meningkat hingga mencapai sekitar 2 juta ton/tahun.

1941 s/d 1974 Pendudukan Jepang mengambil alih tambang-tambang yang ada dan dimanfaatkan untuk keperluan perang. Setelah kemerdekaan dan nasionalisasi pada pertengahan tahun 50-an, produksi menurun karena pemakai batubara mulai berkurang dan kekurangan tenaga ahli, walaupun ada bantuan teknik dari Polandia pd awal tahun 60-an.  Batubara mulai ditinggalkan, diganti oleh minyak . Tingkat produksi mencapai titik terrendah pada tahun 1969 (sekitar 200 ribu ton/tahun). Awal tahun 70-an krisis minyak membuat perhatian kembali ke batubara.

1974 s/d 1991 Kontrak karya pertama dengan Shell Mijnbouw – di Sumatera Selatan, sekitar Tanjung Enim pada tahun 1974 – berakhir tahun 1978 tanpa kelanjutan.  Awal 80-an proyek terpadu pengembangan tambang Bukit Asam, jalur kereta api dari Tanjung Enim ke Tarahan (Lampung) dan PLTU Suralaya. PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) terpisah dari PN Tambang Batubara.  PN Tambang Batubara menandatangani kontrak kerjasama (KKS) dengan perusahaan asing untuk pengembangan pertambangan batubara di berbagai tempat di Kalimantan dan Sumatra.  Tahun 1990 – PN Tambang Batubara dibubarkan dan dilebur ke PTBA Tahun 1990 beberapa tambang KKS telah memasuki tahap operasi produksi

Sejak 1991 Produksi batubara Indonesia terus meningkat secara signifikan – terutama dari tambangtambang milik PTBA dan KKS.  Tahun 1995 PTBA tidak lagi sebagai prinsipal KKS – diambil alih oleh pemerintah – menjadi PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan  Pertambangan Batubara). Sampai saat ini sudah 3 generasi PKP2B   Kebutuhan domestik meningkat dengan dibangunnya PLTU-PLTU baru.  Ekspor juga meningkat dengan pesat sejalan dengan berkembangnya negara-negara industri baru di Asia Timur

Kualitas, Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia Tiap Propinsi, 2005

Pemanfaatan Batubara di Indonesia