CIRI-CIRI SEORANG MUSLIM
Nama Kelompok : Ayu Oktaviani Putri (15010) Hana Dyah Hardiati (15033) Misti Diah Savitri (15051) Muhammad Ridwansyah (15054) Rosmanisah (15073) Vovi Lestari (15091) Wahyu Akbar (15092)
LANDASAN TEORI QS. Al-Fath ayat 29 1.CIRI-CIRI Asyiddau ‘alal kuffaar (bersikap keras atau tegas terhadap orang-orang kafir) Perwujudan ASYIDDAA’ALAL KUFFAAR (bersikap kerasterhadap orang-orang kafir) diantaranya:
Perwujudan ASYIDDAA’ALAL KUFFAAR (bersikap kerasterhadap orang-orang kafir) diantaranya: Tidak meridhai perbuatannya (QS. Hud : 113) Tidak menjadikan mereka sebagai kawan dan teman kepercayaan (QS. Ali ‘Imran:118 & QS. Al-Mumtahanah:9) Tidak mengangkat mereka sebagai pemimpin (QS. Al-Maidah:51)
Meninggalkan mereka tatkala ayat-ayat Allah mereka perolok-olok (QS Meninggalkan mereka tatkala ayat-ayat Allah mereka perolok-olok (QS. Al-An’am:68 & QS. An-Nisa’) Menolak dijadikan sebagai suami atau isteri (QS. Al-Baqarah:221) Menolak mengikuti kemauan mereka untuk meninggalkan Islam (QS. Al-Baqarah:120 & QS. Al-Kafirun:1-6) Tidak meniru-niru atau menyerupai tradisi-tradisi mereka(HR. Al-Bukhari dan Muslim) Tidak mendoakan mereka agar mendapatkan ampunan atau keselamatan (At-Taubah:113) Tidak menghadiri upacara-upacara keagamaan mereka (QS. Al-Furqan:72) Memerangi mereka manakala umat Islam diperangi (QS. Al-Baqarah:190)
2. Ruhamaau Bainahum (berkasih sayang sesama mereka (muslim) atau umat Islam)
Perwujudan RUHAMAA’ BAINAHUM (Berkasih sayang sesama kaum muslim) diantaranya: Saling berbagi suka dan duka dan tidak saling mendengki dan membenci(HR. Muslim dan Ibnu Majah) Tolong menolong dalam kebaikan (QS. Al-Maidah:2) Saling menopang, menguatkan, kerjasama, tidak saling mengkhianati dan menjatuhkan (HR. Imam Bukhari, Muslim, dan An Nasa’i)
Rukun, saling memaafkan, tidak mendendam, dan menghindari pertengkaran (QS. Ali ‘Imran:103,134 & QS. Al-Anfal:46) Saling menjaga kehormatan harta, jiwa, harga diri, dan tidak saling mendzalimi (QS. Al-Hujurat:12) Menjadikan mereka sebagai sahabat setia dan pemimpin (QS. Al-Maidah:55-56 & QS. An-Nisa’:144) Saling menasihati dan beramar ma’ruf nahi munkar (QS. At-Taubah:71) saling mendoakan (QS. Al-Hasyr:10 & QS. Ibrahim:40-41 Saling melindungi dan menjaga aib (HR. at-Tirmidzi, HR. Bukhori Muslim, & HR. Muslim) Saling Mengalah dan Mengutamakan kepentingan yang lain (QS. Al-Hasyr:9)
3. Rukka’aa Sujjadaa (mereka rukuk dan sujud atau selalu tegak diatas kekuatan ibadah)
Ciri-ciri orang yang RUKKA’AN SUJJADAN, diantaranya: Mengutamakan shalat di atas kepentingan yang lain (QS. An-Nur:35-37, QS. Al-Mu`minun:9, & QS. al-Ma’arij:23) Memilih waktu awal shalat Senantiasa Menghadiri jama’ah di masjid (HR. Bukhari dan Muslim)
Memperbanyak shalat-shalat Tathawwu’(QS. Al Baqarah:184) Khusyu’ dan khudlurul qalbi (QS. Al-Mu’minum:1-2 & QS. Al-Hadid:16) Menjaga Tuma’ninah, tartil, dan tadabbur (QS. Al-Muzzammil:4 & QS. Muhammad:24) Sesuai dengan tatacara yang diajarkan Rasulullah saw (HR. Bukhari) Mampu mencegahperbuatankejidanmungkar (QS. Al-‘Ankabut:45)
4.Fadhlam Minallahi wa Ridhwaana (Mencari karunia dan keridhaan Allah)
Perwujudan orang yang ikhlas diantaranya : Fadhlam Minallahi wa Ridhwaana (mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya)yakni mereka yang ikhlas dalam menjalankan seluruh aktivitas hidup. Perwujudan orang yang ikhlas diantaranya : Lebih menyukai amalan yang dilakukan secara diam-diam (QS. Al-Baqarah:271) Tidak mengharapkan imbalan dari manusia sekalipun hanya ucapan terima kasih (QS. An-Nisaa’:9)
Tidak takut celaan (QS. Al-Maidah:54) Mengutamakan ridha Allah di atas kemarahan manusia dan sebalikny Tidak mudah putus asa karena adanya rintangan (QS. Al-Anbiya’:87) Tidak kecewa atau malas walaupun perjuangannya belum menunjukkan hasil (QS. Hud:112) Tidak dengki atau curiga terhadap teman-teman seperjuangan (QS. An-Nisaa’:54)
5.SÎMÂHUM FÎ WUJÛHIHIM MIN ATSAR AL-SUJÛD(Tanda-tandamerekatampakpadamukamerekadaribekassujud)
Perwujudan SÎMÂHUM FÎ WUJÛHIHIM MIN ATSAR AL-SUJÛD diantaranya, yaitu: Perilaku dan akhlaknya terpuji Tawadhu dan tidak sombong (QS. Al-Furqan:63 & QS. Luqman:18-19) Santun dan tidak kasar (QS. Ali ‘Imran:159)
Kesimpulann Muslim merupakan bentuk fa’il (subyek / pelaku) dari kata kerja aslama-yuslimu-Islaman. Karena hanya sebagai subyek dari perbuatan Islam, maka pengertiannya tergantung pada pengertian Islam itu sendiri. Apabila kata Islam secara bahasa berarti damai, menyerah, patuh, selamat, sejahtera dan sebagainya. Muslim pun secara bahasa berarti orang yang damai, orang yang menyerah, orang yang patuh, orang yang selamat, orang yang sejahtera dan sebagainya. Muslim dapat juga dikatakan sebagai sebutan bagi orang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Namun, muslim yang baik berarti seseorang yang di dalam dirinya terdapat tiga komponen dasar agama Islam yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Iman berarti kepercayaan, Islam berarti penyerahan diri atau tunduk, dan Ihsan berarti kebijaksanaan atau kebaikan.
Terima Kasih