ANALISIS DATA APARTEMEN
DEFINISI APARTEMEN Menurut Endy Marlina (2008: 86) dalam bukunya yang berjudul Perancangan Bangunan Komersial mengatakan bahwa, apartemen adalah bangunan yang membuat beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dari keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan. Menurut Neufert (1980), apartemen adalah bangunan hunian yang dipisahkan secara horizontal dan vertikal, agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat rendah atau bertingkat tinggi, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan. Sumber: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01249-AR%20Bab2001.pdf
DASAR HUKUM APARTEMEN Dasar hukum dari apartemen ini hampir sama dengan dasar hukum dari rumah susun, yaitu tertera di dalam UU No.16 tahun 1985, ini di dasarkan pada fungsi/kegunaan apartemen yang memang seperti rumah susun, namun membuat berbeda adalah Penghuninya lokasi/letak bangunan dan kondisi fisiknya. Sumber: http://go-blognya-tyar.blogspot.com/2011/11/pengertian-apartemen.html
Keuntungan apartemen Apartemen biasanya dibangun di lokasi-lokasi strategis, yang dekat dengan pusat bisnis atau perkantoran. Maka, dengan tinggal di apartemen yang dekat dengan tempat bekerja akan mampu mengurangi kelelahan dan stres di jalan. Anda juga dapat tiba di tempat tinggal lebih cepat sehingga waktu istirahat lebih banyak. Mereka juga tidak direpotkan untuk mengurus taman, sarana pembuangan air, atau sirkulasi udara karena sudah ada pengelola yang bertanggung jawab akan hal itu. Sumber: http://go-blognya-tyar.blogspot.com/2011/11/pengertian-apartemen.html
Ciri-ciri apartemen Memiliki jumlah lantai lebih dari satu Terdiri atas beberapa unit hunian dalam satu lantai Setiap unit hunian terdiri atas minimal 3 macam ruang yaitu ruang tidur, dapur dan kamar mandi Setiap penghuni akan saling berbagi fasilitas yang ada pada apartemen Sirkulasi vertikal berupa tangga atau lift, sedangkan sirkulasi horizontalnya berupa koridor Setiap unit mendapatkan jendela yang menghadap ke luar bangunan Pada apartemen mewah, terdapa penambahan ruang-ruang seperti ruang kerja, ruang tamu, foyer, ruang khusus pembantu, ruang rias dll Sumber: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01249-AR%20Bab2001.pdf
JENIS apartemen High-rise Apartemen Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai yang dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen lebih komples. Mid-Rise Apartemen Bangunan apartemen yang terdiri dari 7-10 lantai Low-Rise Apartemen Apartemen dengan ketinggian kurang dari 7 lantai dan penggunaan tangga sebagai sirkulasi transportasi vertikal Walked-Up Apartemen Apartemen yang terdiri dari 3 sampai 6 lantai, terkadang memiliki lift. Apartemen ini lebih disukai oleh keluarga besar dan biasanya 1 gedung apartemen hanya terdiri dari 2-3 unit apartemen. Garden Apartemen Bangunan Apartemen 2-4 lantai. Apartemen ini memiliki halaman dan taman disekitar bangunan. Apartemen ini sangat cocok untuk keluarga inti yang memiliki anak kecil karena anak- anak dapat mudah mencapai ke taman. Biasanya untuk golongan menengah ke atas. Berdasarkan buku Apartements:Their Design and Development (1967: 44-47), Garden Apartemen juga termasuk dalam kategori Apartemen Low-Rise karena memiliki ketinggian antara 2-4 lantai. Ciri-ciri lainnya adalah: - Tiap unit hunian memiliki teras dan balkon tersendiri - Memiliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang dekat dengan bangunan. - Antara Massa Bangunan satu dengan bangunan lain terdapat ruang terbuka yang cukup luas - Biasanya dibangun didaerah kepadatan rendah dan memiliki maksimal 30 keluarga per hektar Sumber: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01249-AR%20Bab2001.pdf
TIPE UNIT APARTEMEN Studio Loft Penthouse Unit apartmen yang hanya memiliki satu ruang. Ruang ini sifatnya multifungsi sebagai ruang duduk, kamar tidur dan dapur yang semula terbuka tanpa partisi. Satu-satunya ruang yang terpisah biasanya hanya kamar mandi. Apartemen tipe studio relatif kecil. Tipe ini sesuai dihuni oleh satu orang atau pasangan tanpa anak. Luas minimal 20-35 m2. Apartemen 1, 2, 3 Kamar / Apartemen Keluarga Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa. Memiliki kamar tidur terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dapur yang bias terbuka dalam satu ruang atau terpisah. Luas apartemen ini sangat beragam tergantung ruang yang dimiliki serta jumlah kamarnya. Luas minimal untuk satu kamar tidur adalah 25 m2, 2 kamar tidur 30 m2, 3 kamar tidur 85 m2, dan 4 kamar tidur 140 m2. Loft Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang kemudian dialihfungsikan sebagai apartemen. Caranya adalah dengan menyekat- nyekat bangunan besar ini menjadi beberapa hunian. Keunikan apartemen adalah biasanya memiliki ruang yang tinggi, mezzanine atau dua lantai dalam satu unit. Bentuk bangunannya pun cenderung berpenampilan industrial. Tetapi, beberapa pengembang kini menggunakan istilah loft untuk apartemen dengan mezzanine atau dua lantai tetapi dalam bangunan yang baru. Sesungguhnya ini salah kaprah karena kekhasan loft justru pada konsep bangunan bekas pabrik dan gudangnya. Penthouse Unit hunian ini berada dilantai paling atas sebuah bangunan apartemen. Luasnya lebih besar daripada unit-unit di bawahnya. Bahkan, kadang- kadang satu lantai hanya ada satu atau dua unit saja. Selain lebih mewah, penthouse juga sangat privat karena memiliki lifty khusus untuk penghuninya. Luas minimumnya adalah 300 m2. Sumber: http://materiarsitektur.blogspot.com/2015/02/perancangan-apartemen.html
TIPE APARTEMEN Menurut Endy Marline (2008: 86), klasifikasi apartemen menurut jumlah kamarnya adalah sebagai berikut : Tipe Studio (18 m2 - 45 m2) Tipe ini mengutamakan efisiensi penggunaan ruang-ruang. Hanya tersedia ruangan tanpa sekat. Tipe One Bedroom (32 m2 – 34 m2) Tipe ini berkapasitas 1-2 orang, misalnya mahasiswa, masih single, atau keluarga baru. Tipe Two Bedroom (45 m2-90 m2) Apartemen ini berkapasitas 3-4 orang, misalnya keluarga dengan satu atau dua anak. Pada tipe ini biasanya ruang keluarga dan ruang makan dipisah. Tipe Three Bedroom (54 m2-108 m2) Apartemen ini berkapasitas 4-5 orang, misalnya keluarga besar dengan tiga anak atau lebih. Sumber: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01249-AR%20Bab2001.pdf
Apartemen ONE Bedroom
Apartemen two bedroom
Apartemen three bedroom
ISSUE OF APARTMENT DESIGN Waste storage areas should not present any safety risks to users and should be well-lit; Waste storage areas must not be on the public street, and should not be visible to or accessible by the general public. Appropriate visual screening should be provided, particularly outside apartment buildings; Waste storage areas in basement car parks should be avoided where possible, but where they are provided, adequate manoeuvring space for collection vehicles is essential; Facilities for washing down waste storage areas, with wastewater discharging to the sewer; Provision of adequate space within apartments for the temporary storage of segregated materials prior to deposition in communal waste storage; and In-sink macerators should be discouraged, especially where there is adequate provision within the apartment scheme for the management of biodegradable waste, as they place a burden on drainage systems.
Issue design Daylight Cahaya ambient alami yang tersedia sepanjang hari. Akses pada siang hari yang penting untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sehingga mengurangi konsumsi energi. Masalah: kurangnya cahaya alami yang memadai dalam apartemen Dampak: peningkatan penggunaaan energi. Faktor yang dipertimbangkan: kedalaman apartemen dan jarak ke jendela, tinggi langit-langit, ukuran dan posisi jendela dikamar.
Issue design Sunlight Sinar langsung dari matahari dan dapat mempengaruhi kenyamanan penghuni. Masalah: kurangnya akses dikendalikan sinar matahari untuk apartemen Dampak: kemampuan untuk menikmati pemanasan. Peningkatan pengunaan energi karena buatan cahaya. Faktor yang dipertimbangkan: ukuran dan tinggi jendela
Issue design Space Kamar di apartemen harus cukup besar dan proporsi yang tepat untuk mengakomodasi penggunaan. Masalah: apartemen selalu kecil dan tidak terencana atau sesuai proporsinya. Dampak: penyimpanan tidak memadai Faktor untuk dipertimbangkan: apartemen berukuran. Tata letak apartemen yang fleksibel. Ketinggian langit-langit yang storage (dibangun dan eksternal).
Sejarah apartemen di indonesia Apartemen pertama yang ada di Jakarta adalah “apartemen Ratu Plaza” yang berdiri pada tahun 1974 dengan jumlah unit 54 unit, Ratu Plaza ini merupakan mixed-use building antara hunian dan pusat perbelanjaan, dan target pasar dari Ratu Plaza ini adalah kaum menengah ke atas diJakarta. Lalu berdiri “apartemen Taman Rasuna” pada tahun 1980- an dan apartemen Taman Rasuna inilah yang menjadi pelopor pembangunan apartemen-apartemen lain di Jakarta Sumber: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00089-AR%20Bab%202.pdf
When Was the First Apartment Building Constructed in NYC? The "Stuyvesant," located at 142 East 18th Street and designed by architect Morris Hunt, is generally regarded as the first upscale apartment building in New York. It was built in 1869-1870.
Klasifikasi apartemen berdasarkan penghuni Pengklasifikasian yang berdasarkan penghuni, jenis apartemen dibagi menjadi empat, yaitu : Apartemen Keluarga Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya. terdiri dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum termasuk kamar tidur housemaid yang tidak selalu ada. Biasanya dilengkapi dengan balkon untuk interaksi dengan dunia luar. Apartemen Lajang Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum menikah dan biasanya tinggal bersama teman. Mereka menggunakan apartemen sebagai tempat tinggal, bekerja, dan beraktivitas lain diluar jam kerja. Apartemen Bisnis / Ekspatrial Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk bekerja karena mereka telah mempunyai hunian sendiri diluar apartemen ini. Biasanya terletak dekat dengan tempat kerja sehingga member kemudahan bagi pengusaha untuk mengontrol pekerjaannya. Apartemen Manula Apartemen ini merupakan suatu hal yang baru di Indonesia, bahkan bias dibilang tidak ada meskipun sudah menjadi sebuah kebutuhan. Diluar negeri seperti Amerika, Cina, Jepang dan lain-lain, telah banyak ditemui apartemen untuk hunian manusia usia lanjut. Desain apartemen disesuaikan dengan kondisi fisik para manula dan mengakomodasi manula dengan alat bantu jalan. Sumber: http://materiarsitektur.blogspot.com/2015/02/perancangan-apartemen.html
Why did apartment built ? Apartemen dinilai hunian yang praktis untuk hidup di zaman modern seperti sekarang, lokasinya yang berada dipusat kota memudahkan untuk melakukan aktifitas. Selain itu apartemen menghemat lahan untuk pembuatan hunian. Tetapi dengan catatan apartemen yang ramah lingkungan.
KLASIFIKASI SIRKULASI HORIZONTAL Sirkulasi horizontal pada apartemen adalah berupa koridor. Berdasarkan macam bentuk koridor, apartemen dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : Single-loaded corridor apartment Apartemen dengan tipe koridor ini dapat terbagi lagi menjadi dua yaitu : Open corridor apartment. Koridor pada tipe ini bersifat terbuka dengan pembatas terhadap ruang luar berupa tembok atau railing yang ketinggiannya tidak lebih dari 1 – 1,5 meter. Closed corridor apartment. Koridor bersifat tertutup oleh dinding, kadang memiliki bukaan berupa jendela ataupun jalusi atau bahkan tidak ada bukaan sama sekali. Double-loaded corridor apartment Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingi oleh unit-unit hunian sehingga seringkali terletak ditengah-tengah bangunan (central corridor). Sumber: http://materiarsitektur.blogspot.com/2015/02/perancangan-apartemen.html
KLASIFIKASI SIRKULASI VERTIKAL Berdasarkan sirkulasi vertikal, apartemen dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu (Site Planning, 1984 : 280 – 281) : Walk-up Apartment Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah menggunakan tangga. Ketinggian bangunan apartemen ini maksimal hanya 4 lantai. Apartemen ini dirancang dengan koridor seminimal mungkin dan kebanyakan unit hunian dekat dengan tangga sirkulasi. Apartemen ini dapat dibagi lagi menjadi dua berdasarkan letak tangga sirkulasinya, yaitu : Core – type walk up apartment. Pada apartemen tipe ini tangga sirkulasi (stair core) dikelilingi oleh unitunit hunian. Berdasarkan jumlah unit hunian yang mengelilinginya, apartemen ini dapat dibagi lagi menjadi 3 tipe yaitu : -Duplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi dua unit hunian -Triplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi tiga unit hunian -Quadruplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi empat unit hunian -Corridor – type walk up apartment. Pada apartemen ini tangga sirkulasi terletak di kedua ujung koridor. Dengan menggunakan tipe sirkulasi ini dapat memperbanyak jumlah unit pada satu lantai. Elevator Apartment. Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah lift dan memiliki sirkulasi vertikal sekunder berupa tangga yang seringkali juga merupakan tangga darurat. Umumnya apartemen ini dilengkapi dengan lobby atau ruang tunggu lift. Ketinggian bangunan umumnya diatas 6 lantai. Ada dua macam sistem lift yang dapat digunakan pada tipe apartemen ini yaitu: -Lift yang digunakan berhenti di setiap lantai bangunan -Lift yang digunakan diprogram untuk berhenti hanya pada lantai- lantai tertentu pada bangunan (Skip – floor elevator system). Umumnya system ini digunakan pada apartemen dengan sistem penyusunan lantai Duplex. Kelebihan sistem ini antara lain dapat mengurangi koridor publik dan memperluas ukuran unit hunian pada lantai dimana lift tidak berhenti. Kelemahannya terletak pada perlunya menambah tangga pada setiap unit hunian. Sumber: http://materiarsitektur.blogspot.com/2015/02/perancangan-apartemen.html
BENTUK MASSA APARTEMEN Ada 3 macam tipe apartemen berdasarkan bentuk massa bangunannya yaitu (Apartments:Their Design and Development, 1967 : 46) : Apartemen berbentuk Slab Pada apartemen berbentuk slab, antara tinggi bangunan dan lebar/panjang bangunan hampir sebanding, sehingga bangunan berbentuk seperti kotak yang pipih. Biasanya memiliki koridor yang memanjang dengan unit-unit hunian berada di salah satu atau kedua sisi koridor. Apartemen berbentuk Tower Pada apartemen berbentuk tower, lebar/panjang bangunan lebih kecil dibandingkan dengan tingginya sehingga bentuk bangunan seperti tiang. Biasanya ketinggian bangunannya diatas 20 lantai. Sistem sirkulasinya menggunakan sistem core karena menggunakan lift. Ada berbagai variasi bentuk tower antara lain : Single tower Apartemen dengan hanya satu massa bangunan. Core umumnya terletak di tengah. Ruang koridor dapat diminimalkan. Unit-unit hunian akan terletak dekat dengan tangga dan lift. Berdasarkan bentuk massa, apartemen dengan satu tower dapat dibedakan menjadi tower plan, expanded tower plan, circular plan, cross plan, dan five wing plan. Multi tower Apartemen yang memiliki lebih dari satu massa bangunan. Antara massa bangunan dapat dihubungkan oleh suatu massa penghubung ataupun hanya berupa pedestrian penghubung saja. Bila massa bangunan dihubungkan oleh suatu massa penghubung, umumnya massa penghubung terletak di tengah dengan massa lain mengelilinginya. Lift dan tangga diletakkan pada massa penghubung tersebut. Sementara untuk massa yang hanya dihubungkan oleh pedestrian, tiap massa akan memiliki lift dan tangga masing-masing. Apartemen dengan bentuk Varian (campuran antara Slab dan Tower) Sumber: http://materiarsitektur.blogspot.com/2015/02/perancangan-apartemen.html
Sistem pengelolaan apartemen Sistem pengelolaan apartemen di bagi menjadi tiga yaitu: Manajemen apartemen milik sendiri(apartement milik),yang merupakan unit apartemen milik individual,dengan demikian unit- unit dalam apartemen dimiliki oleh penghuni yang berbeda Manajemen apartemen sewa (apartemen sewa),merupakan apartemen yang dimiliki oleh pembelinya kemudian disewakan untuk jangka waktu yang panjang, biasanya minimal setahun penuh. Manajemen apartemen servis(apartemen servis), pada prinsipnya sama dengan apartemen sewa tetapi pada apartemen servis tersedia pelayanan ekstra dan jangka waktu penyewaannya lebih fleksibel. Sumber: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00089-AR%20Bab%202.pdf
Issue design Outlook