Dewi Setyowati Mega Christie Fitrianingsih Faza Maulida

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE HARGA POKOK PESANAN
Advertisements

AKUNTANSI HARGA POKOK PESANAN
Soal Latihan PT. Hamka berusaha dalam pesanan combro. Tanggal 26 April 2000 mendapat pesanan dari PT Nada 1000 combro, dimana yang dibebankan persatuan.
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
JOB ORDER COSTING.
METODE HARGA POKOK PESANAN
Klasifikasi biaya dalam metode variabel costing
HARGA POKOK STANDARD SINGLE PLAN.
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
HARGA POKOK PESANAN.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
SISTEM AKUNTANSI HARGA POKOK PESANAN
METODE HARGA POKOK PESANAN – FULL COSTING
AKUNTANSI BIAYA IEG3A3 Program Studi Teknik Industri
METODE HARGA POKOK PESANAN ( JOB ORDER COSTING )
SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN
METODE HARGA POKOK PROSES
Metode harga pokok pesanan Job Order Cost Method
Harga Pokok Pesanan Lilik Sri Hariani
METODE HARGA POKOK PESANAN Contoh Soal
Menghitung tarip biaya overhead pabrik
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DAN LAPORAN HARGA POKOK BARANG YANG DIPRODUKSI
METODE HARGA POKOK PESANAN /JOB ORDER COST METHOD.
Cost accounting materi-13 akuntansi sistem perhitungan biaya standar
SISTEM PENGUMPULAN BIAYA
BAB IV BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIF TUNGGAL
BAB VI SISTEM HARGA POKOK PROSES
KALKULASI HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)
Ch # 6 Harga Pokok Pesanan.
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN
COST ACCOUNTING MATERI-7 BIAYA OVERHEAD PABRIK
Cost accounting materi-14 akuntansi sistem perhitungan biaya standar
Metoda Pengumpulan Biaya Produksi
Metode Pengumpulan Biaya Produksi
METODE HARGA POKOK PESANAN
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Siklus Akuntansi Biaya Sederhana
AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
Metode Harga Pokok Pesanan
ANGGARAN, AKTUAL DAN PEMBEBANAN
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan
METODE HARGA POKOK PESANAN
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
PERTEMUAN 2 METODE HARGA POKOK PESANAN Contoh Soal
Akuntansi untuk Perusahaan Pemanufakturan
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
NAMA: I Gst Ag Ita Permata Sari NIM: ABSEN: 12
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
AKUNTANSI MANAJEMEN.
Anggota Kelompok : Dewi Karomah Kholifah Roro Arum Ayu.S Imam faisal
METODE HARGA POKOK PESANAN
SISTEM HARGA POKOK STANDAR METODE GANDA (PARTIAL PLAN)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
BIAYA BAHAN BAKU Akuntansi Biaya Surisman,SE, M.Ak.
PERTEMUAN KE 9 dan KE 10 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Akuntansi Biaya I.
COST ACCOUNTING MATERI-7 BIAYA OVERHEAD PABRIK
KALKULASI HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD)
Metode Harga Pokok Pesanan
Harga pokok pesanan.
4.2. PENENTUAN HARGA POKOK Bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk pokok atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan.
Transcript presentasi:

Dewi Setyowati Mega Christie Fitrianingsih Faza Maulida JOB ORDER COSTING Dewi Setyowati Mega Christie Fitrianingsih Faza Maulida

Pengertian Job Order Costing/ Harga Pokok Pesanan merupakan sistem atau metode pengakumulasian/ pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan berdasarkan pesanan.

Kartu Harga Pokok Pesanan Kartu Pesanan PT “KITA AJA” JL. Stei Indonesia No. : ……. Kartu Harga Pokok Pesanan Pemesan : ………… Produk : ………... Spesifikasi Produk : ……...... Jumlah : ………… Tgl Dipesan : ……………. Tgl Mulai dikerjakan :…………….. Tgl Dibutuhkan : ……………. Tgl Selesai :…………….. Biaya Bahan Baku By. Tenaga Kerja BOP Keterangan Tgl Pemakaian Kuantitas Jumlah

KARAKTERISTIK BY. PESANAN Sifat produksi : terputus-putus Tujuan produksI : untuk memenuhi pesanan Bentuk produksi : sesuai dengan spesifikasi pesanan Dasar produksi : atas dasar order Pencatatan : pada kartu harga pokok pesanan By. Per unit : total by. Produksi (bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead)

Manfaat Penentuan Harga Pokok Pesanan Menentukan Harga Jual Mempertimbangkan menolak/ menerima suatu pesanan Memantau Realisasi Biaya Menghitung L/R tiap pesanan Menentukan harga pokok persediaan produk jadi & produk dlm proses

Metode Penentuan Harga Pokok 1. Full Costing metode yang memperhitungankan semua unsur biasa produksi (variabel & tetap) 2. Variabel Costing metode yang memperhitungkan by.produksi yang berperilaku variabel

Pembebanan Biaya ke Produk Biaya Langsung Biaya Bahan Baku PRODUK Biaya Tenaga Kerja Alokasi Biaya tdk Langsung B O P

ARUS BIAYA B O P Tenaga Kerja Bahan Baku Bahan Baku Langsung Bahan tdk Langsung Barang Dalam Proses(BDP) B O P Barang Jadi Tenaga Kerja tdk Langsung Tenaga Kerja Langsung Harga Pokok Penjualan Tenaga Kerja

Contoh Soal PT Kita Aja memiliki usaha dalam bidang percetakan.Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi pesanan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap pesanan diberi nomor, dan identitas. Dalam bulan Januari PT Kita Aja mendapat pesanan sebagai berikut: Dari PT Cahaya (001) berupa mencetak undangan sebanyak 2.000 lembar @ Rp 3.500,- per lembar. Dari PT Naga (002)berupa mencetak pamflet iklan sebanyak 25.000 lembar @ Rp 1.500,- per lembar.

* Kertas jenis X 85rim@Rp 12.000 = Rp 1.020.000 Pembelian bahan baku & bahan penolong: Bahan baku : * Kertas jenis X 85rim@Rp 12.000 = Rp 1.020.000 * Kertas jenis Y 10rol @Rp 375.000 = Rp 3.750.000 * Tinta jenis A 5 kg @Rp 120.000 = Rp 600.000 * Tinta jenis B 25kg @Rp 30.000 = Rp 750.000 Jumlah bahan baku yang dibeli Rp 6.120.000 Bahan penolong : Bahan penolong P 17 kg @Rp 12.000 = Rp 204.000 Bahan penolong Q 60 lt @Rp 6.000 = Rp 360.000 Total bahan penolong = Rp 564.000 Total bahan baku dan penolong Rp 6.684.000

Jurnal Mencatat pembelian bahan baku Jurnal 1 Persediaan bahan baku Rp 6.120.000 Utang dagang Rp 6.120.000 Mencatat pembelian bahan penolong Jurnal 2 Persediaan bahan penolong Rp 564.000 Utang dagang Rp 564.000

Pemakaian bahan baku untuk pesanan 001 : Kertas jenis X 85 rim @Rp 12.000 = Rp 1.020.000 Tinta jenis A 5 kg @Rp 120.000 = Rp 600.000 Jumlah bahan baku untuk pesanan 001 = Rp 1.620.000 Pemakaian bahan baku untuk pesanan 002 : Kertas jenis Y 10 roll @Rp 375.000 = Rp 3.750.000 Tinta jenis B 25 kg @Rp 30.000 = Rp 750.000 Jumlah bahan baku untuk pesanan 002 = Rp 4.500.000 Jumlah bahan baku yang di pakai Rp 6.120.000

Bahan penolong yang dipakai untuk kedua pesanan tersebut : Bahan penolong P 10 kg @Rp 12.000 = Rp 120.000 Bahan penolong Q 40 lt @Rp 6.000 = Rp 240.000 Jumlah bahan penolong yang di pakai = Rp 360.000 Jurnal 3 BDP-BBB Rp 6.120.000 Persediaan Bahan baku Rp 6.120.000 (Mencatat pemakaian bahan baku) Jurnal 4 BOP Sesungguhnya Rp 360.000 Persediaan Bahan Penolong Rp 360.000 (Mencatat pemakaian bahan penolong)

Pencatatan biaya tenaga kerja Upah langsung pesanan 001 220jam @Rp 4.500= Rp 990.000 Upah langsung pesanan 0021.200jam@Rp 4.500= Rp 5.400.000 Upah tidak langsung Rp 3.200.000 Jumlah upah Rp 9.590.000 Gaji karyawan adm & umum Rp 4.200.000 Gaji karyawan bag pemasaran Rp 7.000.000 Jumlah gaji Rp11.200.000 Jumlah biaya tenaga kerja Rp20.790.000 Pencatatan BTK dilakukan melalui 3 tahap berikut: Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Pencatatan pembayaran gaji dan upah

Jurnal a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan Jurnal 5 Gaji dan upah Rp 20.790.000 utang gaji dan upah Rp 20.790.000 b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Jurnal distribusi biaya tenaga kerja Jurnal 6 BDP-BTKL Rp 6.390.000 BOP Sesungguhnya Rp 3.200.000 B. Adm & Umum Rp 4.200.000 B. Pemasaran Rp 7.000.000 Gaji dan upah Rp 20.790.000 c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah Jurnal 7 Utang Gaji dan Upah Rp 20.790.000 Kas Rp 20.790.000

4. Pencatatan BOP BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 140% dari BTKL. BOP yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb: Pesanan 001 140% x Rp 990.000 = Rp 1.386.000 Pesanan 002 140% x Rp 5.400.000 = Rp 7.560.000 Rp 8.946.000 Jurnal 8 BDP-BOP Rp 8.946.000 BOP yang dibebankan Rp 8.946.000

Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 1.800.000 Misalnya biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi selain bahan penolong dan BTKL: Biaya depresiasi mesin Rp 1.600.000 Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 1.800.000 Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp 600.000 Biaya pemeliharaan mesin Rp 900.000 Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000 Jumlah Rp 5.400.000 Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya: Jurnal 9 BOP Sesungguhnya Rp 5.400.000 Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 1.800.000 Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp 600.000

Untuk mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasar tarif (Biaya Tenaga Kerja Langsung) menyimpang dari BOP Sesungguhnya, saldo rekening BOP yang dibebankan ditutup ke rekening BOP sesungguhnya. Jurnal 10 BOP yang dibebankan Rp 8.946.000 BOP Sesungguhnya Rp 8.946.000 Debit : Jurnal 4 Rp 360.000 Jurnal 6 Rp 3.200.000 Jurnal 9 Rp 5.400.000 Rp 8.960.000 Kredit : Jurnal 10 Rp 8.946.000 Selisih pembebanan kurang Rp 14.000 Jurnal 11 Selisih BOP Rp 14.000 BOP Sesungguhnya Rp 14.000

5. Pencatatan BOP BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 140% dari BBB. BOP yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb: Pesanan 001 140% x Rp 1.620.000 = Rp 2.268.000 Pesanan 002 140% x Rp 4.500.000 = Rp 6.300.000 Rp 8.568.000 Jurnal 12 BDP-BOP Rp 8.568.000 BOP yang dibebankan Rp 8.568.000

Untuk mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasar tarif (Biaya Bahan Baku) menyimpang dari BOP Sesungguhnya, saldo rekening BOP yang dibebankan ditutup ke rekening BOP sesungguhnya. Jurnal 13 BOP yang dibebankan Rp 8.568.000 BOP Sesungguhnya Rp 8.568.000 Debit : Jurnal 4 Rp 360.000 Jurnal 6 Rp 3.200.000 Jurnal 9 Rp 5.400.000 Rp 8.960.000 Kredit : Jurnal 13 Rp 8.568.000 Selisih pembebanan kurang Rp 392.000 Jurnal 14 Selisih BOP Rp 392.000 BOP Sesungguhnya Rp 392.000

BOP yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb: 6. Pencatatan BOP BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 140% dari BTKL+BBB. BOP yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb: Pesanan 001 140% x (Rp 990.000 + Rp 1.620.000) = Rp 3.654.000 Pesanan 002 140% x (Rp 5.400.000 + Rp 4.500.000) = Rp 13.860.000 Rp 17.514.000 Jurnal 15 BDP-BOP Rp 17.514.000 BOP yang dibebankan Rp 17.514.000

Untuk mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasar tarif (Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Bahan Baku) menyimpang dari BOP Sesungguhnya, saldo rekening BOP yang dibebankan ditutup ke rekening BOP sesungguhnya. Jurnal 16 BOP yang dibebankan Rp 17.514.000 BOP Sesungguhnya Rp 17.514.000 Debit : Jurnal 4 Rp 360.000 Jurnal 6 Rp 3.200.000 Jurnal 9 Rp 5.400.000 Rp 8.960.000 Kredit : Jurnal 16 Rp 17.514.000 Selisih pembebanan lebih Rp 8.554.000 Jurnal 17 Selisih BOP Rp 8.554.000 BOP Sesungguhnya Rp 8.554.000

Dari perhitungan tarif BOP pada point 4, 5, dan 6 dapat disimpulkan bahwa perhitungan tarif dengan pendekatan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) itu lebih menguntungkan, karena selisih BOP dibebankan dan BOP sesungguhnya relatif lebih kecil sehingga lebih menguntungkan.

Pencatatan harga pokok produk jadi pesanan 001 dihitung sbb: Biaya Bahan Baku (BBB) Rp 1.620.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Rp 990.000 BOP Rp 1.386.000 Jumlah harga pokok pesanan 001 Rp 3.996.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi: Jurnal 18 Persediaan Produk Jadi Rp 3.996.000 BDP-BBB Rp 1.620.000 BDP-BTKL Rp 990.000 BDP-BOP Rp 1.386.000

Pencatatan harga pokok produk jadi pesanan 002 dihitung sbb: Biaya Bahan Baku(BBB) Rp 4.500.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Rp 5.400.000 BOP Rp 7.560.000 Jumlah harga pokok pesanan 002 Rp17.460.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi: Jurnal 19 Persediaan Produk Jadi Rp 17.460.000 BDP-BBB Rp 4.500.000 BDP-BTKL Rp 5.400.000 BDP-BOP Rp 7.560.000

Pencatatan harga pokok produk yang dijual Jurnal 20 Harga pokok penjualan (001) Rp 3.996.000 Persediaan Produk Jadi (001) Rp 3.996.000 Jurnal 21 Harga pokok penjualan (002) Rp 17.460.000 Persediaan Produk Jadi (002) Rp 17.460.000

Terima Kasih