Genomic resources WBC Sejumlah informasi genomik WBC telah tersedia, bisa digunakan dalam studi genetika Noda, H., Kawai, S. and Koizumi, Y., et al

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN PRODUKSI LIVESTOCK Drs
Advertisements

Kenapa ya sifatnya bisa sama..?
Genetika Molekuler.
Genetika (Genetics).
GENETIKA DAN PEMULIAAN IKAN
Tujuan Instruksional Khusus :
Unit 6 Pewarisan Sifat Learning More Biology 3.
Genetic diversity 3 Drs. Sutarno,MSc.,PhD..
Pengujian Kesetimbangan Hardy-weinberg
Simulasi Percobaan Monohibrid Mendel
PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
Dr.Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc
MARKA GEN DALAM SELEKSI TANAMAN
Mata Kuliah Ilmu Pemuliaan Ternak
METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
BAB IX: PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
BAB VIII: METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
KELOMPOK III Disusun Oleh: 1. Khannatus Sa’diyah 2. Iqbal Ramadhan
Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Silang
(RECURRENT SELECTION)
GENETIK TANAMAN MENYERBUK SILANG : JAGUNG
Laboratorium Genomika & Bioinformatika
PEWARISAN SIFAT PADA MAKHLUK HIDUP
BAB 15. DASAR KROMOSOM PENURUNAN SIFAT
VARIETAS SINTETIK Ika Dyah Saraswati
METODE MUTAKHR BIOTEKNOLOGI KULTUR JARINGAN KULTUR JARINGAN REKAYASA GENETIKA.
SUBSTANSI GENETIKA 30 Maret 2016.
Genetika Pelatnas IBO Danang Crysnanto.
Seminar Hasil Penelitian KKP3T Seminar Hasil Penelitian KKP3T
APLIKASI BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PEMULIAAN
Tautan Gen, Pindah Silang, Tautan Sex & Gagal Berpisah (gene linkage, crossing over, sex linkage & non disjunction)
DASAR PEWARISAN DAN HUKUM MENDEL
PETA KROMOSOM dan jarak antar gen
Sex Determination Penentuan Jenis Kelamin
BAB III: PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG
METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
Sidik Jari DNA dan Genomik
SUBSTANSI GENETIK DAN SINTESIS PROTEIN
METODE PEMULIAAN TANAMAN
KULTUR HAPLOID Kultur yang berasal dari bagian reproduktif tanaman, yakni: kepalasari/ anther (kultur anther/kultur mikrospora), tepungsari/ pollen (kutur.
SITE-DIRECTED CROSSING
Genetic.
PEWARISAN SIFAT(HUKUM MENDEL I DAN II)
Seleksi populasi bersegregasi
Dr. Henny Saraswati, M.Biomed
V. SEX LINKAGE Mampu melalukan inkuiri tentang sex linkage
PERANAN BIOTEKNOLOGI DALAM PEMULIAAN TANAMAN
MODUL 9 :PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM PEMULIAAN TANAMAN
Teknologi Reproduksi.
Pertemuan 14 Algoritma Genetika.
PENENTUAN JENIS KELAMIN (SEX DETERMINATION)
Pertemuan 13 Algoritma Genetika.
GEN, EVOLUSI & LINGKUNGAN
Prosedur Seleksi Massa
PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS)
BIOLOGI POPULASI Populasi : sekumpulan individu yang berada di suatu tempat  Biologi Populasi : ilmu yang mempelajari sekumpulan individu dengan sifat-sifat.
Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
Tujuan Instruksional Khusus :
EKSPRESI KELAMIN PADA MAKHLUK HIDUP PROKARIOTIK
Kelompok 2 : 1. Rosa Indrianingsih 2. Fatimah Hanan 3. Feni Permatasari 4. Izdihar Ulfah 5. Lafifatus Solekha 6. Nurul Istikomah 7. Fety Rosana 8. Ria.
SUBSTANSI GENETIKA.
Tabel 1 Lama stadia dan keperidian B. tabaci pada suhu 25 oC
Genetic By : Faik Agiwahyuanto.
Gambar 1 Kurungan untuk pemeliharaan dan perbanyakan B. tabaci
SENYAWA UTAMA AROMA PADI
Genetika Populasi. Populasi Sekelompok spesies yang hidup di habitat tertentu.
Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
PERANAN BIOTEKNOLOGI DALAM PEMULIAAN TANAMAN
METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
BY LILI ANDAJANI, M.Pd PEWARISAN SIFAT. BY LILI ANDAJANI, M.Pd.
Transcript presentasi:

Genomic resources WBC Sejumlah informasi genomik WBC telah tersedia, bisa digunakan dalam studi genetika Noda, H., Kawai, S. and Koizumi, Y., et al. 2008. Annotated ESTs from various tissues of the brown planthopper Nilaparvata lugens: a genomic resource for studying agricultural pests. BMC Genomics 9: 117. Xue, J., Bao, Y.Y. and Li, B., et al. 2010. Transcriptome analysis of the brown planthopper Nilaparvata lugens. PLoS One 5: e14233. Peng, X., Zha, W., He, R., et al. 2011. Pyrosequencing the midgut transcriptome of the brown planthopper, Nilaparvata lugens. Insect Mol. Biol. 20: 745–62. Bass, C., Hebsgaard, M.B. and Hughes, J. 2012. Genomic resources for the brown planthopper, Nilaparvata lugens: transcriptome pyrosequencing and microarray design. Insect Sci. 9: 1–12. Bao, Y., Wang, Y. and Wu, W., et al. 2012. De novo intestine-specific transcriptome of the brown planthopper Nilaparvata lugens revealed potential functions in digestion, detoxification and immune response. Genomics 99: 256–64.

Marka SSR WBC 350 e-SSR (EST-derived SSR): Jing et al. (2011); Sun et al. (2011) 136 g-SSR (genomic SSR): Jing et al. (2012) Lokasinya dalam genom belum ditentukan dalam peta genetik Kegunaan peta genetik: alat identifikasi basis genetik variasi fenotipik

Tujuan penelitian Mengkonstruksi peta pautan genetik WBC Menggunakan marka SSR yang sudah ada (published) Menggunakan marka SSR dan SNP hasil pengembangan sendiri menggunakan teknologi sekuensing next-generation

Strain WBC 4 strain WBC migran dari Asia Selatan, berbeda virulensi Dipelihara di laboratorium (25 ± 2oC; 16L: 8D) pada padi japonica var. Reiho (tanpa gen tahan) Strain Tahun Generasi Kode Penggunaan Hanado-66 1966 ~500 H66 Inbred BPH strains (IBS), populasi pemetaan Chikugo-89 1989 >250 C89 IBS, populasi pemetaan Koshi-10 2010 ~20 K10 Izumo-87 1987 ~270 I87 Whole-genome sequencing, deteksi SNP

Sepasang imago dari tiap strain disilangkan (full- sib mating) dalam tabung gelas berisi var. Reiho F1 dipelihara terpisah, nimfa instar-5 dipilih dan disilang balik Tetua-tetua persilangan disimpan dalam alkohol Nimfa instar-2 atau -3 disimpan dalam alkohol

Ekstraksi DNA & amplifikasi Ekstraksi DNA dari tiap individu dari kepala dan dada (thorax) untuk menghindari kontaminasi dari telur yang telah dibuahi dan bakteri simbion; prosedur potassium acetate untuk tanaman (Dellaporta et al. 1987)

Isolasi & deteksi SSR E-SSR G-SSR: DNA genomik IBSs H66 (50 nimfa, ♀, &♂) 2 pustaka: KU (Kyushu Univ.) & SREL (Savannah River Ecology Lab, Univ. of Georgia) dengan 2 metode isolasi berbeda Sekuensing menggunakan Roche 454 GS FLX Titanium system 3160 g-SSR – 418 polimorfik & informatif Penamaan marka: NLGS (Nilaparvata lugens g-SSR) Sekuen EST kontribusi Noda et al. (2008) (http://www.ncbi.nlm.nih.gov) 341 pasang primer – 15 polimorfik Penamaan marka: NLES (Nilaparvata lugens e-SSR) 351 published e-SSR – 100 polimorfik (<32%) krn sekuen terkonservasi pada daerah transcribed

Isolasi & deteksi SSR Deteksi pada gel agarose: Total 1037 SSR polimorfik & informatif: 922 g-SSR 15 e-SSR hasil pengembangan sendiri 100 published e-SSR Jika deteksi menggunakan elektroforesis sistem kapiler akan didapatkan lebih banyak marka informatif 408 digunakan pada pop KH dan 213 digunakan pada pop CK

Pencarian SNP Whole-genome sequencing: Strain I87 (sekuen rujukan): Roche 454 GS FLX pyrosequencing Strain IBS-C89: Illumina HiSeq 2000 Penamaan marka: NLSP (Nilaparvata lugens SNP) >100.000 kandidat SNP teridentifikasi, 234 primer SNP dapat mengamplifikasi sekuen target: 79 polimorfik pada I87 & IBS-C89, 46 polimorfik pada tetua pop KH Jumlah SNP valid rendah kualitas sekuen genom rujukan kurang baik strain untuk survei SNP (strain I87 dan IBS-C89) berbeda dengan populasi untuk uji polimorfisme (BC1F1 KH) 79 polimorfik pada I87 & IBS-C89; 46 polimorfik pada tetua pop KH

Konstruksi peta genetik Peta BC1F1 KH: 348 SSR & 44 SNP 18 linkage group (LG), panjang peta 870,2 cM Peta BC1F1 CK: 207 SSR dan 1 STS 16 LG, panjang total 770,7 cM 43 marka yang segregasinya menyimpang dari 1:1, 1:2:1, atau 1:1:1 terletak pada LG 16 Marka spesifik kromosom Y (marka STS PM3n) terpetakan pada ujung LG 16 Peta konsensus (integrasi kedua peta menggunakan 73 marka common sebagai penyambung kedua peta): 17 LG ~ haploid n=15 518 marka terpetakan (400 g-SSR, 74 e-SSR, 43 SNP, 1 STS) Total 1093,9 cM (=92,3% dari ukuran genom WBC yang 1,2 Gbp LG7 terpendek (19 cM) Rata-rata jarak genetik 2,3 cM, ada kesenjangan jarak s/d 43,9 cM (LG 8)

Peta konsensus WBC

Peta konsensus WBC

Peta konsensus WBC

Peta konsensus WBC Penggunaan populasi pemetaan >1 meningkatkan jumlah marka dan genome coverage lebih besar dan mengurangi kesenjangan jarak pada peta konsensus, tetapi kepadatan marka masih dianggap rendah dibandingkan dengan serangga model (Bombyx mori & Apis mellifera) Idealnya dibuat peta terpisah antara jantan dan betina, tetapi jumlah progeni terlalu sedikit (<100)

Identifikasi LG terpaut jenis kelamin (1) Populasi pemetaan menggunakan nimfa instar-5, maka jenis kelamin progeni BC1F1 tidak bisa dipastikan ♀F1 (genotipe X1X2) ♂ populasi CK atau KH (genotipe X1Y1) ♀ (X1X1) ♀ (X1X2) ♂ (X1Y1) ♂ (X2Y1) 1 : Segregasi PM3n sesuai dengan rasio 1 : 1, maka jumlah individu pada BC1F1 CK (89) berkelamin ♀= 44 dan ♂=43 Marka PM3n tidak informatif pada populasi BC1F1 KH

Identifikasi LG terpaut jenis kelamin (2) Sebagian besar marka pada LG16 pop CK menyimpang dari rasio 1: 2 : 1 (tetua homozigus : heterozigus : tetua homozigus), maka diuji segregasi 2:1:1 untuk mengetahui LG yang merupakan kromosom seks ♀F1 (genotipe X1X2) ♂ populasi CK atau KH (genotipe X1Y1) homozygous paternal (X1X1) hemizygous paternal (X1Y1) heterozygous (X1X2) homozygous maternal (X2Y1) 2 1 : Segregasi marka-marka pada LG16 pop CK sesuai rasio 2 : 1 : 1, berarti marka-marka ini berlokasi pada kromosom seks, yang berkorepondesi dengan LG 11 pada peta konsensus

Identifikasi LG terpaut jenis kelamin (3) 6 e-SSR yg berasal dari gen vitellogenin (spesifik utk betina) terpetakan pada LG 11 (peta konsensus); segregasinya sesuai dengan rasio 3 : 1 untuk marka terkait jenis kelamin betina, maka LG 11 adalah kromosom seks

Penutup Genome coverage masih diperlukan agar kesenjangan jarak genetik antar marka dan jumlah LG dapat diperkecil; untuk itu akan diidentifikasi SNP tambahan Resolusi marka 2,3 cM sudah cukup untuk identifikasi QTL, terutama virulensi, yang sangat penting untuk pengelolaan WBC Marka-marka yang telah dikembangkan dapat diaplikasikan untuk kajian genetika dan ekologi WBC (genetika populasi, migrasi, dan evolusi)