PEMBORAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Tanah Agregat Beton Bata Geotextile
Advertisements

BAB IV BATANG LENGKUNG   Batang-batang lengkung banyak dijumpai sebagai bagian suatu konstruksi, dengan beban lentur atau bengkok seperti ditunjukkan pada.
KERJA BANGKU.
Dinamika Gelombang Bagian 1 andhysetiawan.
OLEH : MUHARIKH AL HANIF
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PELEDAKAN TAMBANG BAWAH TANAH
ELASTISITAS.
KEMANTAPAN LERENG.
MECHANICAL TRANSDUCER
PENGUJIAN TARIK Tujuan Pengujian :
Bab 9: Elastisitas dan Patahan
RANCANGAN PELEDAKAN.
Alat bor eksplorasi.
PEMBORAN.
TEORI PELEDAKAN.
MENGENAL PROSES GURDI (DRILLING)
Beton Baja Tulangan Non-Prategang
<<POKOK BAHASAN>> Pertemuan 5
MESIN BOR.
Pertemuan 10 Elastisitas
Perancangan Elemen Mesin III* KK Lecture 3: Spur Gear3
Pertemuan 3 Pondasi dalam
1 Pertemuan > > Matakuliah: >/ > Tahun: > Versi: >
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran
Tegangan dan Renggangan
Mekanika Teknik Pengenalan Tegangan dan Regangan
Uji Tarik Gabriel Sianturi MT.
Hubungan Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Relationship) Untuk merancang struktur yang dapat berfungsi dengan baik, maka kita memerlukan pemahaman.
BAB V. BATUAN KARBONAT BATUAN KARBONAT : BATUAN SEDIMEN DENGAN KOMPOSISI YANG DOMINAN (> 50 %) TERDIRI DARI MINERAL-MINERAL KARBONAT. PROSES PEMBENTUKANNYA.
ILMU BAHAN Material Science
SIFAT MATERIAL dan PENGUJIAN MEKANIK MATERIAL
PENAMAAN BATUAN SEDIMEN YANG DIPAKAI DI LABORATORIUM
SIFAT-SIFAT MATERIAL TKI-112 PENGETAHUAN BAHAN Pertemuan 2 Oleh :
Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Gorontalo
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL
Tegangan GABRIEL SIANTURI MT.
Pengerjaan Panas (Hot Working)
ELASTISITAS Pertemuan 16
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
4. MEMAHAMI BAHAN BANGUNAN
MEKANIKA BATUAN PADA OPERASI PEMBORAN
TEKNIK PEMBENTUKAN MATERIAL
Kuliah ke-3 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
Pertemuan <<8>> <<SIFAT MEKANIK BAHAN>>
BAB III. KOMPOISI MINERAL BATUAN SEDIMEN KLASTIK
VIBRASI PADA PELEDAKAN
PENGARUH PELEDAKAN TERHADAP LINGKUNGAN
MEKANIKA BATUAN PENDAHULUAN.
KARAKTERISITIK BATUAN
METODE TAMBANG BAWAH TANAH
CUT AND FILL Metode ini sangat dianjurkan jika endapan dengan high grade terdapat pada dip yang curam dalam batuan induk yang lemah. Bijih ditambang.
UJI TARIK HENDRI HESTIAWAN.
VIBRASI PADA PELEDAKAN
PENGECILAN UKURAN PRODUK PERTANIAN
OPTIMASI SUMBER DAYA ALAM
KARAKTERISITIK BATUAN
PENENTUAN SIFAT MEKANIK BATUAN DI LABORATORIUM
Oleh: Joko Suhadha Harta N.
Tugas Mekanika Batuan Tawakkal Mursyid
GURIL NIS/NISN : SMK NEGERI 8 PALU. Sejarah Singkat PT.Bosowa Semen Maros PT. Bosowa Semen Maros merupakan perusahaan cabang dari Bosowa group.
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
4 PROYEK CIVIL – TUNNEL TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
Pertemuan 8 Tegangan danRegangan Normal
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
KESTABILAN LERENG Pada umumnya tanah atau batuan di alam berada dalam keadaan seimbang dalam artian lain keadaan dimana distribusi tegangan pada tanah.
METODE TAMBANG BAWAH TANAH. Kelebihan tambang bawah tanah dibanding tambang terbuka Tambang Bawah TanahTambang Terbuka 1.Tidak merusak ekosistem /kehidupan.
OLEH : Wiwi Rahmadani Junaidi Reza DESIGN PELEDAKAN TEROWONGAN.
Transcript presentasi:

PEMBORAN

Mengapa perlu dilakukan peledakan dalam kegiatan tambang ?

Tahapan kegiatan peledakan : Pembuatan lubang ledak Pengisian bahan peledak Perangkaian Peledakan Pemuatan Pengangkutan

Sistem pemboran Mekanik Berdasarkan sumber energi mekaniknya: Metoda pemboran perkusif Metoda rotari – perkusif a. Top hammer b. Down the hole hammer /DTH Hammer 3. Metoda rotari

Roller bit

Chisel type steel dan Button steel

Multiple Insert steel

Down the Hole Hammer Bits

Perlengkapan metoda pemboran rotari-perkusif Integral drill steels a. shank adaptor b. batang bor c. mata bor 11 – 22 mm 2. Extension drill steels a. shank adaptor b. Batang bor c. coupling d. mata bor

Faktor yang mempengaruhi kerja pemboran Sifat batuan Rock drillability Arah lubang bor Umur dan Kondisi alat

Sifat-sifat batuan Kekerasan → tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi Klasifikasi Skala Mohs Kuat tekan batuan   (Mpa) Sangat keras > 7 > 200 Keras 6 - 7 120 - 200 Kekerasan sedang 4.5 - 6 60 - 120 Cukup lunak 3 - 4.5 30 - 60 Lunak 2 - 3 10 - 30 Sangat lunak 1 - 2 < 10

b. Kekuatan (strength) → Kekuatan mekanik batuan : sifat kekuatan terhadap gaya luar Kekuatan batuan tergantung pada komposisi mineral. Kwarsa → kuat tekan > 500 MPa

c. Elastisitas Dinyatakan dalam Modulus elastis/modulus young (E) dan nisbah poison () Batuan sedimen Modulus elastis Nisbah poisson porositas   10^4 (Mpa) Dolomit 1.96 - 8.24 0.08 - 0.2 0.27 - 1.10 Limestone 0.98 - 7.85 0.1 - 0.2 0.27 - 4.10 Sandstone 0.29 - 8.43 0.066 - 0.125 1.62 - 26.40 Shale 0.8 - 3.0 0.11 - 0.54 20 - 30

d. Plastisitas → deformasi tetap setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal. Tergantung dari komposisi mineral penyusun batuan dan dipengaruhi pertambahankwarsa, feldspar dan mineral lain

e. Abrasivitas Sifat batuan menggores permukaan material lain. Sebagai parameter yang mempengaruhi keausan mata bor (bit) dan batang bor f. Tekstur Mempengaruhi kecepatan pemboran. Tekstur berbentuk lembaran,pemborannya lebih sulit  rendah, > porous, tingkat pecah rendah, mudah jika dibor

g. Struktur geologi Pengaruh terhadap penyesuaian kelurusan lubang ledak, aktifitas pemboran dan kemantapan lubang ledak. Banyak rekahan – rekahan, sulit dibor h. Karakteristik pembongkaran → Tingkah laku batuan ketika dikenai palu

Rock Drillability → Kecepatan penetrasi mata bor ke dalam batuan V = kecepatan pemboran (m/mnt) P = Rock Drill output power (KW) d = Diameter lubang bor (mm)

Arah Lubang Ledak Arah Tegak Arah miring Suatu Jenjang dibor dengan arah tegak lurus, maka pada ketinggian yang sama dengan arah lubang ledak miring, mempunyai kedalaman lubang ledak yang lebih kecil, sehingga waktu yang digunakan untuk melakukan pemboran menjadi lebih singkat.

Umur dan Kondisi Alat Bor Kesediaan mekanik(Mechanical availability,MA) Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanik yang sesungguhnya dari alat yang dipergunakan W = Jam kerja alat R = Jumlah jam perbaikan

S = Jumlah jam menunggu alat 2. Kesediaan Fisik (Physical Availability,PA) Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang dipergunakan dalam beroperasi. S = Jumlah jam menunggu alat

3. Persen Penggunaan Kesediaan (Use of Availability Percent,UA) Menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan.

4. Penggunaan Efektif (Efective Utilization,EU) Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif