KELAINAN MATA AKIBAT INFEKSI PARASIT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TOKSOPLASMOSIS ZOONOSIS PARASIT : Toxoplasma gondii
Advertisements

CESTODA Cacing dewasa hidup dalam saluran usus vertebrata
TOXOPLASMOSIS CAUSA : TOXOPLASMA GONDII I.S : MAMALIA,UNGGAS
Dr.Nora Harminarti,M.Biomed
CESTODA Cacing dewasa hidup dalam saluran usus vertebrata
Kelompok rabu : Andrean Dwi audini Mariana Meyske Pala
NeMaThElMiNtHeS ♣NeMaToDa♣
NEMATHELMINTHES Guru pembimbing : Arina Ernawati, S.pd Kelas : X-5
PROTOZOA JARINGAN Toxoplasma gondii
Diagnostik Protozoa Oleh : DR. Nuzulia Irawati, MS.
PARASITOLOGI Oleh : biologi93.
Tentir Parasit-part I valen.
TBC.
Tentir Parasitologi SiePend Gaby-.
Penyakit-penyakit pada Ibu Hamil
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
PENGANTAR PARASITOLOGI
Praktikum Parasitologi
TOXOPLASMOSIS Oleh Program kedokteran hewan Universitas brawijaya
HELMINTOLOGI Oleh DR. Mudatsir, M. Kes
By: dr. Nurhayati, M. Biomed (Parasitologi FK UNAND)
TREMATODA PENDAHULUAN
OLEH : MARLINA CATUR RAHAYU NIM : G0C016059
TREMATODA (CACING DAUN)
AWAL IKHWAN SYARIF MUSDLIFAH SULISTIANI SUPARMAN
TOXOPLASMA GONDII.
Kelompok 15 Mila Fauziah Rizky Humairah “Paragonimus westermani”
MATERI CACING Schistosoma mansoni
HELMINTOLOGI.
Kelompok 11 Anisa Carolin Fitroh Amandini Novi Kurnia
CACING FILARIA LOA-LOA DAN ONCHOCERCA VOLVULUS
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
  NEMATODA JARINGAN   Penyakit kaki gajah (Filariasis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai.
Oleh Nurhalina, SKM, M.EPid
Kata malaria berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara.
TBC & FILARIASIS KELOMPOK 4.
TREMATODA Trematoda termasuk dalam filum Platyhelminthes
Trichostrongylus spp Strongyloides stercoralis
VARISELA (chickenpox)
Nematoda Jaringan Yusthin M.Manglapy.
Drunculus medinensis Nurhalina, SKM,M.Epid.
Toxoplsama gondii Kelompok III Faridah hidayati Arjun
DEPARTMENT OF PARASITOLOGY
Kehamilan dengan infeksi (rubella dan hepatitis)
VARISELA OLEH NUGROHO.
Filum Nemathelminthes
INFEKSI TORCH KONGENITAL
FILARIASIS Kelompok : AGUNG DWI CAHYO ANIF NUR AFANDI
PATOFISIOLOGI SEMESTER IV -14.
TREMATODA PENDAHULUAN
Pediculus humanus capitis (Kutu rambut)
TREMATODA HATI (liver flukes)
OLEH: ERNI YUSNITA LALUSUS, SKM
TREMATODA PENDAHULUAN
Filaria Arina Dwi Saputri.
FILARIA & FILARIASIS CACING FILARIA FILARIASIS
NEMATHELMINTHES Ciri-ciri :
PARASITOLOGI.
Phylum Nemathelminthes
Disusun oleh: Hemanath Sinnathamby ( )
INFEKSI TORCH KONGENITAL
PROTOZOA JARINGAN Toxoplasma gondii
NEMATHELMINTHES Dosen pembimbing : Samsul Kamal
KECACINGAN.
TUGAS PARASITOLOGI Kelompok : 5 Kelas : B 2011 Disusun Oleh :
Diagnostik Protozoa Oleh : DR. Nuzulia Irawati, MS.
Phylum Nemathelminthes
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Transcript presentasi:

KELAINAN MATA AKIBAT INFEKSI PARASIT Dr. Sudaryanto, MPdKed Bagian Parasitologi FK Undip

ETIOLOGI PROTOZOA HELMINTHES ARTHROPODA Toxoplasmosis  Toxoplasma gondii HELMINTHES Nematoda Toksokariasis  Toksokara canis Thelaziasis orientalis  Thelazia callipaeda Gnathostomiasis  Gnatosoma spinigerum Loaiasis  Loa loa Onchocerciasis  Onchocerca volvulus Angiostrongyliasis  Angiostrongylus cantonensis Trichinosis  Trichinela spiralis Larva cestoda Sistiserkosis  Larva Taenia solium Sparganosis  Larva Dyphillobothrium ARTHROPODA Demodex folicularum

Toxoplasmosis Infeksi kongenital atau didapat yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Toxoplasmosis kongenital  “Tetrade Sabin’s” meliputi chorioretinitis,perkapuran otak, gangguan psikomotor/kejang, hidrocephalus/microcephalus Toxoplasmosis akuisita/didapat  umumnya tanpa gejala, ada 3 tipe gambaran klinis: Tipe limfatik  lymphadenopathi cervicalis dan axillaris, malaise, nyeri otot, demam tidak tinggi. Infeksi akut  Demam tinggi, Meningoencephalitis, Hepatitis, Pneumonitis, Myocarditis Infeksi kronis  Retinochoroiditis, uveitis posterior,

Toxoplasmosis pada mata Korioretinitis. Pada daerah macula terdapat titik putih, edema retina, dan flebitis.

Toxoplasma gondii Protozoa kelas sporozoa intraseluler obligat. Tiga bentuk : Trofozoit, Kista, Ookista Trofozoit  bentuk piriformis, ukuran 3-6 μm, sebuah inti oval dengan karyosom di tengah. Terdapat pada cairan tubuh. Kista  bentuk bulat, 100 μm, karyosoma jelas. Terdapat di dalam sel yang berinti.

Ookista  Bentuk oval, 2μm berisi 2 sporokista dan masing-masing sporokista berisi 4 sporozoit. Terdapat pada tinja kucing CARA INFEKSI Mengkonsumsi daging kurang matang yang mengandung kista Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi ookista dari tinja kucing Transplantasi organ Transfusi Alat yang terkontaminasi (di laboratorium) Konginetal

SIKLUS HIDUP

DIAGNOSIS LABORATORIS MIKROSKOPIS dengan menemukan parasit menggunakan sampel Darah/LCS  Trofozoit biopsi jaringan  kista / jaringan Kelemahan false negatif karena jumlah parasit sedikit Inokulasi binatang menggunakan mencit diinokulasi intraperitonial dengan sampel darah penderita. Setelah 4 – 10 hari - mencit sakit diperiksa cairan peritoneal - mencit mati diperiksa jaringan otak Serologi SFT Sabin Feldman dye test (IgG) IFA Indirect Fluorescense Antibody test (IgG) IgM IFA : IgM immunofluorescense antibody test (IgM) IHA : Inderect Haemagglutination test DA : Direct Agglutination test (IgG) CF : Complement Fixation test (IgG) Eliza (IgM – IgG ) PCR Polymerase chain reaction mendeteksi DNA parasit

Interpretasi serologis T. Akuisata IgM IgG 2 1mgg 1bln 4 bln 1thn 10thn Interpretasi serologis Pada Neonatus IgM +  T. Kongenital T. Akuisata Tes tunggal : kesimpulan ragu (IgG) perlu tes ulang setelah 3 minggu, infeksi positip apabila: Hasil awal negatif  positif Terdapat kenaikan titer dapat pakai “pairs serum” Pemeriksaan pada wanita hamil mengetahui adanya infeksi sebelum hamil (IgG) atau selama hamil (IgM)

Terapi Kombinasi pirimetamin 50 mg/hr + sulfonamid 50 mg/ Kg BB/hr Spiramisin 100 mg/kg BB/hr  dapat untuk ♀ hamil Klindamisin Kombinasi pirimetamin + klaritromisin Kombinasi pirimetamin + Azitromisin Kombinasi hidroksinaftokuinon + Sulfonamid

OCULAR LARVA MIGRANS Larva migrans adalah Infeksi stadium larva nematoda binatang ke manusia. Etiologi Toxocara canis dan Toxocara cati (menyerupai Ascaris lumbricoides pada manusia) Pada manusia larva tersebut tidak dapat menjadi dewasa

Toxocara canis

Toxocara canis

Gambaran Klinik Sebagian besar asymptomatic, hanya menunjukkan eosinophilia dan pemeriksaan serologis positif. Gambaran klinik berupa visceral larva migrans (VLM) dan ocular larva migrans (OLM).  VLM, biasanya pada anak usia pra-sekolah, larva dapat menginvasi berbagai organ (hati, jantung, paru-paru, otak, dan otot) dan menyebabkan gejala bervariasi seperti demam, anorexia, BB menurun, batuk, sesak nafas, hepatosplenomegali, and hipereosinophilia.  OLM, seringkali misdiagnosis dengan retinoblastoma yang akhirnya dilakukan enukleasi mata. OLM biasanya terjadi pada anak usia sekolah sampai dewasa muda.

OLM

Diagnosis Laboratoris Adanya nematoda STH (Soil Transmitted Helminthes) lainnya seperti Ascaris atau Trichuris menjadi dasar kemungkinan penyebab kelainan VLM/OLM Adanya riwayat kontak dengan anjing, tanda klinis, eosinofilia  dugaan VLM/OLM Diagnosis menggunakan deteksi Antibodi Toxocara

Antibody Detection Enzyme immunoassay (EIA) menggunakan antigen stadium larval diekstrak dari telur yang sudah berisi embrio atau kultur larva infektif Toxocara excretory-secretory (TES) antigen, lebih baik daripada ekstrak larva karena mudah diproduksi dan tidak memerlukan tahap purifikasi untuk mendapatkan spesifisitas maksimum.. 

Pengobatan Albendazole (utama) Mebendazole (alternatif)

Telur Toxocara canis Deskripsikan bentuk telur toxocara canis di atas

GNATOSOMA SPINIGERUM Kebiasaan mengkonsumsi ikan mentah (Japan, Thailand, India and Mexico) Keluhan: Gangguan penglihatan (floater) atau penglihatan kabur. Larva berukuran panjang ±1.5 - 2.0 cm, bagian kepala mempunyai bulbus dengan 4 baris kait.

SIKLUS HIDUP

Hospes definitif : babi, kucing, anjing, binatang liar lainnya. Cacing dewasa tinggal di dinding lambung HD. Telur yang belum embrionisasi dikeluarkan bersama tinja. Embrionisasi terjadi di air dan menetas mengeluarkan larva stad I Jika termakan cyclops sbg HP 1 larva berkembang menjadi stadium II. Jika cyclops dimakan oleh 2 (ikan, katak atau ular) maka larva stad. II akan berkembang menjadi larva stad III. Jika HP 2 dimakan oleh HD maka larva berkembang menjadi dewasa. Manusia dapat terinfeksi melalui makan HP 2 yang kurang masak atau minum air yang terkontaminasi cyclops (HP 1) yang mengandung larva stadium II.

ONCHOCERCIASIS Agent : Onchocerca volvulus Patologi dan Tanda Klinik : Cacing dewasa pada jaringan sub kutan  fibrosis  nodul Penyebaran mikrofilaria mell sal. Limfe sampai ke bola mata  kerusakan syaraf akibat metabolit/cacing dewasa Diagnosis Gejala dan tanda klinis Mikrofilaria + pada biopsi nodul Test immunologi Deteksi Ag (Complement fixation test) Deteksi Ab (ELISA) Test kulit (Mazotti Test)

MORFOLOGI DEWASA LARVA Vektor Habitat di jaringan ikat subcutan dalam benjolan di bawah kulit. Hidup sampai 16 tahun Cuticula mempunyai garis melintang, bagian kepala mempunyai papil. Cacing jantan ukuran < betina, ekor melengkung ke ventral, dengan papil di cloaca dan ujung ekor. Cacing betina mempunyai vulva di dekat ujung kepala LARVA Mikrofilaria tidak berselubung, ujung kepala dan ekor tidak berinti. Vektor Lalat Simulium

SIKLUS HIDUP

GAMBARAN KLINIS Di kulit  benjolan fibrotik, konsistensi keras terutama di ketiak, siku, panggul, lutut, punggung, belakang leher  “Juxta articular nodul” Akibat mikrofilaria mengembara ke mata  “River Blindness”

LOAIASIS Daerah endemis : Afrika Tengah dan Afrika Barat Agent : Loa loa Diagnosis Gejala dan tanda klinis Eosinofilia 50-70% Mikrofilaria + pada darah perifer, jika -  Test immunologi Cacing dewasa pada jaringan

SIKLUS HIDUP

GAMBARAN KLINIS Masa inkubasi 1 tahun Habitat cacing dewasa di dalam jaringan subcutan menimbulkan Fugutive swelling/calabar swelling (tumor sebesar telur ayam yang hilang dalam 3 hari) akibat reaksi peradangan lokal akibat pelepasan metabolit cacing Reaksi makin berat apabila cacing mati Cacing dapat masuk subconjuctiva palpebra/bulbus bola mata

Morfologi cacing DEWASA LARVA Vektor Kutikula mempunyai tonjolan halus Jantan ukuran 350 μm x 3 cm, ekor melengkung ke ventral, memiliki alae lateralis pada ekor, spikulum 2 buah. Betina Ukuran > dari jantan, vulva terletak dekat ujung kepala LARVA Mikrofilaria berselubung, Sepanjang badan mempunyai inti yang tersusun tidak teratur, Periodisitas diurna. Vektor Lalat Chrysops

DEMODEX Sp. Serangga yang termasuk kelas Arachnida, ordo Acarina yang juga dikenal dengan mites (tungau) Spesies Demodex folliculorum dan Demodex brevis merupakan penyebab blepharitis

MORFOLOGI Umum Demodex folliculorum Demodex brevis Tubuhnya elongated (gilig) spt cacing, semitransparan terdiri dari 2 segmen yang menyatu. Betina lebih pendek dan gemuk dibanding jantan Demodex folliculorum Ukuran panjang 0.3-0.4 mm Demodex brevis Ukuran lebih pendek 0.15-0.2 mm

SIKLUS HIDUP Bertelur di kelenjar sebacea dan folikel rambut. Setelah 3-4 hari menetas menjadi larva berkaki 6. Larva mjd dewasa dalam 7 hr Demodex dewasa dapat hidup sampai 14 hr

Epidemiologi Jarang ditemukan pada anak < 5 thn Insidens meningkat sebanding dengan usia Prevalensi terbanyak pada usia 20-30 dimana sekresi sebum tinggi. Laki-laki > wanita (23% vs 13%) Kekebalan tubuh kurang mrp faktor predisposisi infestasi, baik primer maupun sekunder

Gambaran Klinis Demodicosis KULIT Rocasea Dermatitis Folliculitis alopecia MATA Blepharitis-Keratitits: gatal, terasa panas, ngganjel, kemerahan pada tepi kelopak mata dan penglihatan kabur.