Cinta & Keintiman
Definisi Cinta Cinta berkaitan dengan kesan pertama, yang dapat memunculkan berbagai macam emosi, bagaimanapun macamnya.
Menurut teori Robert Stenberg, ada 3 dimensi cinta, yaitu : Harsat Keintiman Komitmen Gabungan dari ketiganya disebut cinta abadi. Namun jarang terjadi…
Jenis-jenis Cinta Cinta Passionate Cinta Companionate suatu kondisi penguatan yang berlangsung lama pada penyatuan seseorang dengan yang lain Cinta Companionate menjelaskan bahwa kasih sayang yang kita rasakan kepada seseorang yang sangat berkaitan dengan hidup kita
Keintiman Definisi Keintiman adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalin hubungan yang dekat atau akrab dengan orang lain dengan menunjukkan perasaan saling percaya, saling berbagi (keterbukaan diri), adanya hubungan timbal balik dan terbentuknya komitmen dalam suatu hubungan.
Kriteria Keintiman Orlofsky (dalam Marcia,dkk., 1993) mengidentifikasikan tiga kriteria utama untuk menentukan keintiman yaitu : Tingkat keterlibatan individu dalam persahabatan Tingkat keterlibatan individu dalam berkomitmen Tingkat Kedalaman atau kualitas hubungan
Kategori Keintiman Menurut Olforsky ada 5 kategori keintiman, yaitu: 1. Isolated 2. Stereotyped 3. Pseudointimate 4. Preintimate 5. Intimate
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keintiman Pengalaman masa lalu Kecemasan akan identitas Ketakutan akan terungkapnya kelemahan Konflik masa kecil yang tidak terselesaikan Pandangan tentang seks
PERILAKU PROSOSIAL (PERILAKU MENOLONG) Definisi Perilaku prososial (prosocial behavior), yaitu setiap perilaku yang memiliki tujuan untuk menguntungkan orang lain (Penner, Dovidio, Piliavin & Schroeder, 2005).
Teori – teori dalam Perilaku Prososial Evolusioner: Insting dan Gen Menurut teori evolusi, orang-orang yang mengikuti aturan "pentingnya biologis" lebih dapat bertahan hidup daripada yang tidak. Faktor-faktor: - Seleksi Keturunan (Kin Selection) - Norma Timbal Balik (Norm of Reciprocity) - Mempelajari Norma Sosial
Teori – teori dalam Perilaku Prososial Pertukaran Sosial: Costs dan Rewards dalam Menolong Teori pertukaran sosial berpendapat bahwa kebanyakan dari yang kita lakukan berakar dari keinginan untuk memaksimalkan penghargaan yang akan kita dapat dan menimimalkan pengorbanan yang harus kita lakukan (Homans, 1961; Lawler & Thye, 1999; Thibaut & Kelley, 1959).
Perbedaan Teori Pertukaran Sosial dan Pendekatan Evolusioner Teori pertukaran sosial tidak mencari akar dari keinginan itu sendiri, atau tidak diasumsikan bahwa keinginan tersebut ada berdasarkan kondisi genetis. Teori pertukaran sosial mengasumsikan bahwa orang-orang dalam hubungan mereka dengan orang lain berusaha untuk memaksimalkan rasio dari penghargaan sosial yang nantinya akan dapat dibandingkan dengan pengorbanan sosial yang harus dilakukan.
Teori – teori dalam Perilaku Prososial Empati dan Altruisme : Motif yang Tulus dalam Menolong Batson mengatakan, altruisme yang murni akan muncul ketika kita merasakan empati terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan, yaitu menempatkan diri kita pada posisi orang lain serta merasakan emosi dan kejadian seperti yang mereka rasa.
Kualitas Personal dan Perilaku Prososial Perbedaan Jenis Kelamin dalam Perilaku Prososial Perbedaan Budaya dalam Perilaku Prososial In-group dan outgroup
Efek Mood dalam Perilaku Prososial Mood Efek dari Mood Positif: Feel Good, Do Good Memiliki mood yang baik dapat meningkatkan rasa ingin menolong karena: - melihat kehidupan depan cerah - cara yang baik untuk mempertahankan mood baik kita. - meningkatkan perhatian pada diri sendiri Negative-State Relief: Feel Bad Do Good Jenis mood yang buruk yang jelas dapat meningkatkan rasa ingin menolong adalah rasa bersalah dan rasa sedih
Kesimpulan Manusia diberikan kemampuan untuk beradaptasi bahkan bisa berkembang dilingkungan yang ditempatinya, manusia juga mampu untuk saling berinteraksi dengan sesama manusia, dalam interaksi tersebut tentu saja selalu ada rasa syukur mereka terhadap apa yang telah Tuhan berikan, rasa syukur itu bisa saja mereka tunjukan dengan menjaga lingkungan, di dalam lingkungan itu tidak dipungkiri dalam berinteraksi pasti timbul masalah seperti menyakiti orang lain dan juga dalam berinteraksi perilaku seseorang juga dapat menolong sesama manusia lainnya dan dari situlah dapat timbul rasa cinta, rasa cinta tersebut bisa menimbulkan keintiman, hasrat dan komitmen.