Oleh : Husni Thamrin NIM : A2C014004

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pengertian Tentang Matriks Operasi-Operasi Matriks
Advertisements

Matriks.
Ring dan Ring Bagian.
SERBA SERBI PHYTAGORAS
IDEAL & RING KUOSEN.
GRUP & GRUP BAGIAN.
Daerah Integral dan Field
PENDAHULUAN : ALJABAR ABSTRAK
Ring dan Ring Bagian.
MATEMATIKA BISNIS HIMPUNAN.
MATRIKS DEFINISI MATRIKS :
Oleh: Mardiyana Jurusan Pendidikan Matematika
PERMUTASI Merupakan suatu himpunan bilangan bulat {1,2,…,n} yang disusun dalam suatu urutan tanpa penghilangan atau pengulangan. Contoh : {1,2,3} ada 6.
Dosen Pembimbing Gisoesilo Abudi
Sistem Persamaan Linier Oleh : Sudaryatno Sudirham
Matriks dan Determinan
FIELD ATAU MEDAN Definisi : Suatu ring komutatif dengan elemen satuan yang setiap elemennya tidak nol mempunyai elemen invers . (1-D,3’+4’+5’) Struktur.
ALJABAR BOOLE Aljabar boole diperkenalkan ( pada abad 19 oleh George Boole) sebagai suatu sistem untuk menganalisis secara matematis mengenai logika. Aljabar.
Pertemuan 2 (Bilangan Asli) .::Dra. Endang M. Kurnianti::.
KALKULUS I STIMIK BINA ADINATA. BIODATA DOSEN  Muhammad Awal Nur, S.Pd., M.Pd  Bulukumba, 24 – 10 – 1988  Desa Balong, Kec. Ujung Loe 
Bilangan Real Himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan yang merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional Himpunan.
MATRIKS DEFINISI MATRIKS :
Operasi Hitung Bentuk aLjabar …
MATEMATIKA 4 TPP: 1202 Disusun oleh
BILANGAN BULAT.
Bilangan Bulat By: Novika Anggrieni, S.Pd.
BILANGAN BULAT.
Dr. H. Heris Hendriana, M.Pd. Wahyu Hidayat, S.Pd., M.Pd.
Peranan Sains dan Teknologi untuk Menatap Masa Depan yang Lebih Baik
Fungsi Eksponensial, Logaritma & Invers
Dosen Pembimbing Gisoesilo Abudi
Kania Evita Dewi Sistem Bilangan Real.
MATERI KE-1 MATEMATIKA EKONOMI I
MATRIKS DEFINISI MATRIKS :
Persamaan Kuadrat (1) Budiharti, S.Si.
Matematika & Statistika
BILANGAN – BILANGAN REAL
Pembelajaran M a t e m a t i k a .... MATEMATIKA SMU
MATEMATIKA BISNIS & EKONOMI
HIMPUNAN MATEMATIKA EKONOMI 1.
Bilangan Asli Bilangan Bulat Bilangan rasional Bilangan Riil.
BILANGAN REAL STANDAR KOMPETENSI
Aturan Inferensi x P(x) Universal instantiation P(c)
Pertemuan 2 (Himpunan Bilangan) .::Erna Sri Hartatik::.
Sistem Bilangan Bulat.
BILANGAN.
Daerah Integral dan Field
Operasi Hitung Bentuk aLjabar …
PENGERTIAN HIMPUNAN Himpunan merupakan kumpulan objek-objek (benda). Objek-objek yang dimaksud di sini adalah elemen atau anggota himpunan tersebut CARA.
Pertemuan 2 (Bilangan Asli) .::Dra. Endang M. Kurnianti::.
NOER ZILLA AYU WIDIYASARI PMTK / / 6e
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Sistem Bilangan Cacah.
PENGERTIAN HIMPUNAN Himpunan merupakan kumpulan objek-objek (benda). Objek-objek yang dimaksud di sini adalah elemen atau anggota himpunan tersebut CARA.
1 1.1 Sistem Bilangan BAB 1. SELANG, KETAKSAMAAN DAN NILAI MUTLAK Himp Bil. real Himp Bil. Immaginair Himp Bil. Irrasional Himp Bil. Rasional Himp Bil.
PERSAMAAN KUADRAT Diskriminan Persamaan Kuadrat
PENGERTIAN HIMPUNAN Himpunan merupakan kumpulan objek-objek (benda). Objek-objek yang dimaksud di sini adalah elemen atau anggota himpunan tersebut CARA.
PENDAHULUAN : ALJABAR ABSTRAK
Materi Kalkulus 1 Struktur Bilangan Ketidaksamaan Relasi dan Fungsi
STRUKTUR ALJABAR I Kusnandi.
RIDHA AMALIAH YUSRIANA THAMRIN RAHMI IBRAHIM ADAUS.
BAB 1 Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma
Materi perkuliahan sampai UTS
ASSALAMU’ALAIKUM Wr. Wb
KALKULUS - I.
BAB 3 ALJABAR BOOLEAN.
Persamaan Kuadrat (1) Budiharti, S.Si.
Pendahuluan dan Sistem Bilangan
PENGERTIAN HIMPUNAN Himpunan merupakan kumpulan objek-objek (benda). Objek-objek yang dimaksud di sini adalah elemen atau anggota himpunan tersebut CARA.
8/5/ MATEMATIKA KELAS VIII BAB I FAKTORISASI SUKU ALJABAR.
Transcript presentasi:

Oleh : Husni Thamrin NIM : A2C014004 Bagian 2.1. Sifat Aljabar R Oleh : Husni Thamrin NIM : A2C014004

Pada bagan ini kita akan mendiskusikan “Struktur Aljabar” dari sistem bilangan real. Ini dilakukan pertama kali dengan memberikan daftar dari sifat dasar penjumlahan dan perkalian. Daftar ini memasukkan seluruh sifat aljabar R yang penting dalam artian bahwa seluruh sifat dapat di tarik kesimpulan berupa teorema. Dalam terminologi dari aljabar abstrak sistem dari bilangan real adalah bidang dengan penjumlahan dan perkalian. Sifat ini sifat yang ada 2.1.1 di kenal sebagai aksioma

sebagai ganti penggunaan notasi B (a,b) kita menggunakan notasi konvensional dari a + b dan a ∙ b (atau ab)

2.1.1 Sifat Aljabar R (A1) a + b = b + a, untuk semua a , b anggota R ( sifat komutatif penjumlahan) (A2) (a + b) + c = a + (b + c), untuk semua a,b,c anggota R (sifat assosiatif penjumlahan) (A3) ada elemen 0 dalam R , 0 + a = a dan a + 0 = a, untuk semua a dalam R (ada elemen nol) (A4) untuk setiap a dalam R ada sebuah elemen –a dalam R a + (-a) = 0 dan (-a) + a = 0 (ada elemen negatif) (M1) a ∙ b = b ∙ a untuk semua a,b anggota R (sifat komutatif perkalian) (M2) (a ∙b) ∙c = a ∙ (b ∙c) untuk semua a,b,c anggota R (sifat assosiatif perkalian) (M3) ada elemen 1 dalam R berbeda dari 0 1 ∙a = a dan a ∙1 = a untuk setiap a anggota R (ada elemen unit) (M4) untuk setiap a ≠ 0 dalam R ada elemen a ∙(1/a) = 1 dan (1/a) ∙a = 1 ( ada invers) (D) a ∙(b+c) = (a ∙b) + (a ∙c) dan (b+c) ∙a = (b ∙a) + (c ∙a), untuk semua a,b,c anggota R (sifat distributif perkalian dan penjumlahan)

2.1.2 Teorema . (a) jika z dan a adalah elemen dari R jadi z + a = a dan z = 0 (b) jika u dan b ≠ 0 ada elemen dari R untuk setiap u . b = b, dan u = 1

Bukti: (a) kita anggap z + a =a , kita tambahkan element –a, yang diberikan dalam (A4) untuk kedua sisi. Kemudian menggunakan (A4) (A2) (A4) dan (A3) kita memperoleh 0 = a + (-a) = (z + a) + (-a) = z + (a + (-a) = z + 0 = z

2.1.4 Teorema. a, b merupakan bagian perubahan dari R kemudian : (a) persamaan a+x =b memiliki solusi unik x = (-a)+b : (b) jika a≠0, persamaan a ∙x = b memiliki solusi unik x = (1/a) ∙b.

Bukti: a + ((-a)+b) = (a+(-a)) + b = 0 +b sifat (A2) Bukti: a + ((-a)+b) = (a+(-a)) + b = 0 +b sifat (A2). (A4),(A3) jika x = (-a) + b adalah solusi dari persamaan a + x =b . untuk menetapkan itu hanya solusi menggap x1 adalah solusi dari persamaan ini: kemudian a + x =b jika kita mendapat (-a) + ( a + x1) = (-a) + (b) Gunakan (A3),( A4) dan (A2) untuk mendapatkan x1 = 0 + x1 = (-a + a ) + x1 = (-a) + (a + x1) = (-a) + b Oleh karena ini x1 = (-a) + b

2. 1. 5 Teorema. jika a adalah banyak bagian dari R ; a. a ∙0 = 0 b 2.1.5 Teorema . jika a adalah banyak bagian dari R ; a. a ∙0 = 0 b. (-1) ∙a = -a c. – (-a) = a d. (-1) ∙(-1) = 1

Bukti : (a) dari (M3) kita ketahui bahwa a ∙1 = a kemudian (D) dan (A3) memberikan a + a ∙0 = a ∙1 + a ∙0 = a ∙(1 + 0) = a ∙ 1 = a Sejak 0 adalah unik dengan teorema 2.1.2 (a) kita menyimpulkan bahwa a ∙0=0 b) kita menggunakan (D) berkaitan dengan (M3) (A4) untuk memperoleh a + (-1) ∙a = 1 ∙a + (-1) ∙a = (1+(-1) ∙a =0 ∙a = 0 Oleh karena itu dari teorema 2.1.3 (a) kita menyimpulkan bahwa (-1) ∙a = -a ( c ) Dengan (A4) kita memiliki (-a)+a =0 menurut pernyataan yang unik dari teorema 2.1.3(a) itu menyatakan bahwa a = -(-a) (d) pada bagian (b) , a= -1 kemudian (-1) ∙(-1) = -(-1)

2.1.6 Teorema a,b,c bagian dari R (a) jika a≠0, maka 1/a ≠ 0 dan 1/(1/a)=a (b) jika a ∙b = a ∙c dan a ≠ 0, serta b = c (c) jika a ∙b = 0, kemudian a = 0 atau b = 0

Bukti: kita diberikan a ≠ 0 sehingga 1/a ada. Jika 1/a =0 kemudian 1 = a ∙(1/a)= a ∙0 = 0, kebalikan dari (M3). Oleh karena itu 1/a ≠0 dan sejak (1/a) ∙a=1, dari teorema 2.1.3(b) implikasi 1/(1/a)=a (b) jika kita mengalihkan kedua sisi dari pasangan a ∙b=a ∙c dengan 1/a dan menerapkan sifat asosiatif (M2) kita mendapatkan ((1/a) ∙a) ∙b = ((1/a) ∙a) ∙c Oleh karena itu 1 ∙b = 1 ∙c yang mana sama sebagai b=c (c) itu cukup untuk menganggap a≠0 dan menyimpulkan b=0 (mengapa) sejak a ∙ b =0 = a ∙ 0 kita menerapkan bagian b dengan persamaan (b) a ∙ b = a ∙ 0 untuk menyimpulkan bahwa b = 0 jika a≠0.

Bilangan Rasional Bagian R dapat ditulis dalam bentuk b/a dimana a,bZ dan a ≠0 disebut bilangan rasional seluruh bilangan rasional dalam R akan ditunjukkan dengan notasi standar Q. soal dan produk dari dua bilangan rasional adalah bilangan rasional lagi. (buktikan ini) selain itu sifat yang tercantum pada awal ini yang ditujukkan pada O

Kenyataan bahwa ada bagian dari R yang tidak dalam Q adalah tidak jelas . pada abad enam b.c phytagoras yunani kuno menemukan bahwa diagonal dari kuadrat dengan sisi unik tidak dapat diungkapkan sebagai rasio dari bilangan bulat utuh. Dalam pandangan teorema phytagoras untuk segitiga, ini menyatakan bahwa kuadrat dari bilangan rasional dapat sama dua. Salah satu konsekuensi bagian R yang bukan dalam Q menjadi terkenal dengan nama bilangan irasional. Meskipun terminologi ini tidak menguntungkan itu sangat standar dan menggunakannya. Kita menutup bagian ini dengan bukti yang nyata bahwa tidak ada bilangan rasional yang mana kuadrat adalah 2.

2.1.7 Teorema . tidak ada bilangan rasional R r2=2 Bukti : kebalikannya p dan q adalah bilangan bulat utuh (p/q)2= 2 itu mungkin dianggap bahwa p dan q tidak memiliki akar bilangan bulat utuh dari pada 1 (mengapa) sejak p2= 2q2, kita melihat p2 adalah genap. Ini menyatakan bahwa p adalah genap (jika p = 2k + 1 ganjil, kemudian p2 = 4k2 + 4k + 1 = 2 (2k2 + 2k) + 1 adalah ganjil) oleh karena itu q harus menjadi bilangan bulat utuh ganjil. Akan tetapi, p = 2m untuk beberapa bilangan bulat utuh m karena p adalah genap dan 4m2 = 2q2 sehingga 2m2 = q2. Seperti di atas itu mengikuti bahwa q adalah bilangan bulat utuh genap, dan kita memiliki kontradiksi pada kenyataan bahwa tidak ada bilangan bulat utuh baik itu genp dan ganjil

TERIMA KASIH