Kelompok IV 1. Okto Lusi 2. Melayati Ha’e 3.Niki Selan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Media Pembelajaran Sistem Respirasi Manusia
Advertisements

Asuhan Keperawatan dengan Bedah Thoraks Hemothorax dan Pneumothorax
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
BAB 7 Sistem Pernapasan.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Sistem pernapasan pada manusia
KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK
SISTEM RESPIRASI MANUSIA
PENGERTIAN Sistem Pernafasan merupakan sistem yang mengatur pertukaran gas antara organisme dan lingkungannya.
DIFERENSIAL DIAGNOSIS SESAK NAFAS
SISTEM PERNAPASAN (RESPIRASI MANUSIA)
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
Sistem Pernafasan Manusia
PROSES PERNAPASAN OLEH : IDA RIANAWATY, S.Si. M.Pd. Ida Rianawaty.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
AMYI HABIBAH( ) p.Biologi
Kelas VIII Oleh: Agustaman Sistem pernafasan APERSEPSI INDIKATOR
dr. IZWAR WAHAB Bag. Fisiologi Fakultas Kedokteran Unand
SISTEM RESPIRASI Bernafas ???? Tujuan ???.
SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA SMP NEGERI 2 REMBANG JATENG
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
PEMERIKSAAN FISIK TORAKS
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
Askep gangguan system kardiovaskuler Ns. Yani Sofiani, M. Kep., SpMB
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
SISTEM PERNAPASAN K.D. 3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur , fungsi dan proses serta kelainan /penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan manusia.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Sistem Pernapasan Manusia
Kebutuhan Oksigenasi R Bayu KN, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
BAB 7 Sistem Pernapasan.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ATELEKTASIS
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI (Bag.II) & FISIKA DALAM SISTEM RESPIRASI
BAB VII SISTEM PERNAPASAN.
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI (Bag.I) & FISIKA DALAM SISTEM RESPIRASI
Pengantar Biopsikologi – KUL VI
Akper Pemkab Cianjur tahun 2015
MENUNTUT ILMU ADALAH TAQWA. MENYAMPAIKAN ILMU ADALAH IBADAH.
PNEUMONIA dr. Purwanto.
5.
PEMERIKSAAN FISIK.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA SPINALIS
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
SISTEM PERNAPASAN HEWAN (INVERTEBRATA DAN VERTEBRATA)
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
Askep Atelektasis By: Sholihin.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SKOLIOSIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF MENAHUN
ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Asuhan Keperawatan Pasien dengan PPOK
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
Sistem pernapasan pada manusia
PERTUKARAN ENERGI part 2 Irma Khrisnapandit.
Sistem Respirasi 19/09/2018 Makhrus Ali.
TRAUMA ABDOMEN.
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
TUJUAN PEMBELAJARAN Jenis-jenis Pernapasan Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernapasan Mekanisme Pernapasan Struktur Organ Pernapasan Fase Pernapasan.
KELOMPOK 4 1. DIANA HARIYANTI 2. FOZZA ANDRESTA PUTRI 3. IMRON MAULANA 4. SRISA OKTAWERY.
Sistem Pernapasan Manusia
BY : FITRIA OKTARINA.  suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).  kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri.
Human Respiratory System
SISTEM RESPIRASI Mengapa diperlukan ?
SISTEM PERNAPASAN BY : LELY ENDAH RINI, S.Si. PENDAHULUAN Pernapasan: proses pertukaran gas dari MH dengan gas di lingkungan Respirasi: perombakan bahan.
ASUHAN GAWAT DARURAT SISTEM PERNAPASAN Ns. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep. CWCCA.
Transcript presentasi:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN BIOLOGIS SISTEM PERNAPASAN Kelompok IV 1. Okto Lusi 2. Melayati Ha’e 3.Niki Selan 4. Merlin Luifeto

Anatomi Fisiologi Saluran pernafasan mulai dari atas secara berturut-turut adalah: Hidung (Nasal) Faring Laring Trachea Bronchus Bronchiolus Paru-paru Pernafasan menyangkut dua proses : Pernafasan luar (eksternal) adalah: Absorbsi O2 dari luar masuk kedalam paru-paru dan pembuangan CO2 dari paru-paru keluar. Pernafasan dalam (internal) ialah: Proses transport O2 dari paru-paru ke jaringan dan transport CO2 dari jaringan ke paru-paru.

Perubahan anatomi fisiologi pada lansia pada sistem pernapasan Menurut Stanley, 2006 dalam buku Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, mengatakan bahwa perubahan anatomi yang terjadi pada sistem respiratory akibat penuaan sebagai berikut: Paru-paru kecil dan kendur. Hilangnya recoil elastic. Pembesaran alveoli. Penurunan kapasitas vital: penurunan PaO2 dan residu. Pengerasan bronkus dengan peningkatan resistensi. Klasifikasi kartilago kosta, kekakuan tulang iga pada kondisi pengembangan. Hilangnya tonus otot thoraks, kelemahan kenaikan dasar paru. Kelenjar mucus kurang produktif. Penurunan sensitivitas sfingter esophagus. Penurunan sensitivitas kemoreseptor.

Lanjutan…. Dinding dada: tulang-tulang mengalami osteoporosis, tulang-tulang rawan mengalami osifikasi. Otot-otot pernafasan: mengalami kelemahan akibat atrofi. Saluran nafas: akibat kelemahan otot berkurangnya jaringan elastis bronkus dan alveoli menyebabkan lumen bronkus mengecil, cincin-cincin tulang rawan bronkus mengalami pengapuran. Struktur jaringan parenkim paru: bronkiolus, duktus alveolaris dan alveolus membesar secara progeseif terjadi emfisema senilis.

Perubahan-perubahan fisilogik sistem pernafasan Gerak pernafasan Distribusi gas Volume dan kapasitas paru menurun Gangguan transport gas Gangguan perubahan ventilasi paru

Masalah biologis pada sistem sistem pernapasan Emfisema Asma Pneumonia Bronkitis TBC

Asuhan Keperawatan Pengkajian Identitas pasien Keluhan utama Riwayat penyakit saat ini Riwayat penyakit terdahulu Pengkajian psiko-sosio-spiritual Aktivitas/istirahat Sirkulasi Integritas ego Makanan/cairan Higiene Pernapasan Keamanan Interaksi sosial Penyuluhan/pembelajaran

Lanjutan… Pemeriksaan fisik Inspeksi Palpasi Perkusi Umum Toraks Kepala dan leher Ekstremitas Palpasi Fremitus taktil tidak ada / sedikit, cth pada emfisema Adanya emfisema subkutan Ekspansi tidak simetris Retraksi dada Posisi trakea tidak pada midline Perkusi Tidak ada bunyi resonan atau sedikit saja terdengar Hiperesonan, cth pada kasus emfisema Adanya bunyi perkusi tumpul dan nada sedang, cth pada kasus atelektasis, pneumonia, edema paru, hemoragi paru. Adanya Bunyi timpani, cth pada kasus asma, pneumotoraks

Lanjutan… Auskultasi Intensitas Bunyi napas lebih pelan, cth pada kasus penebalan pleura, efusi pleura, pneumotoraks. Intensitas bunyi napas mengalami penurunan pada kasus PPOK, atelektasis Adanya egofoni Hipersonan bisik pectoriloquy, cth pada kasus pneumonia, edema paru, dan hemoragi Adanya bunyi rales/crakels, cth pada kasus paru reskritif Adanya mengi, seperti pada kasus PPOK, bronchitis, dan asma Adanya bunyi ronkhi/ mengi sonor, cth pada kasus bronchitis Adanya friction rub, cth pada kasus efusi pleura, pneumotoraks, pleuritis

Lanjutan… Secara umum, pengkajian pernapasan pada lansia, akan ditemukan : Penurunan kemampuan untuk menahan napas selama olahraga Peningkatan hiperresonansi (disebabkan peningkatan distenbilitas paru) Penurunan ekspansi dinding dada Penurunan penggunaan otot-otot pernapasan Peningkatan penggunaan otot-otot asesoris sekunder akibat pengapuran sendi iga Berkurangnya jaringan subkutan Kemungkinan mengalami bungkuk yang nyata Terdengar bunyi rales basilar pada kondisi tidak adanya penyakit

Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. peningkatan produksi sputum, penyempitan jalan napas. Ketidakefektifan pola napas b.d. edema paru, bronkokontriksi. Gangguan pertukaran gas b.d. kerusakan alveolus. Nyeri akut b.d. peningkatan tekanan vascular serebral. Inkontinensia alvi/urine b.d. menurunnya fungsi fisiologis otot-otot sfingter karena penuaan. Kelebihan volume cairan b.d. kerusakan fungsi ginjal. Defisit volume cairan b.d. kehilangan cairan berlebihan karena diare. Nyeri akut/kronis b.d. fraktur dan spasme otot, inflamasi dan pembengkakan, distensi jaringan akibat akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi. Konstipasi b.d. imobilitas atau terjadinya ileus (obstruksi usus). Kerusakan mobilitas fisik b.d. nyeri, alat imobilisasi, dan keterbatasan beban berat badan, deformitas skeletal. Gangguan citra tubuh b.d. perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi atau ketidakseimbangan mobilitas.

Lanjutan… Kerusakan integritas kulit b.d. imobilisasi/tirah baring yang lama. Risiko cidera b.d. rapuhnya tulang, kekuatan tulang yang berkurang. Defisit perawatan diri b.d. kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak atau depresi. Gangguan pola tidur b.d. nyeri, fibrosistis. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis, dan pengobatan akibat kurang mengingat, kesalahan interpretasi informasi. Ansietas b.d. kerusakan sensori dan kurangnya pemahaman mengenai perawatan pascaoperatif, pemberian obat. Risiko cidera b.d. kerusakan penglihatan, kesulitan keseimbangan. Nyeri b.d. trauma, peningkatan TIO, inflamasi intervensi bedah. Peningkatan kadar gula darah b.d. kerusakan insulin. Risiko tinggi infeksi b.d. perawatan luka gangren yang tidak adekuat. Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan suplai darah ke daerah perifer. Gangguan pola seksual b.d. nyeri, kelemahan, sulit mengatur posisi, dan kurang adekuat lubrikasi. Ketidakberdayaan b.d. perubahan fisik dan psikologis akibat penyakit.

Intervensi Diagnosa prioritas I

Lanjutan… Diagnosa prioritas II

Terima kasih… Semoga bermanfaat… The EnD Terima kasih… Semoga bermanfaat…