PRE HOSPITAL MANAGEMENT Ns. Antoni Eka Fajar Maulana,M.Kep Emergency Nursing Departement STIKES Mataram /

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BANTUAN HIDUP DASAR DAN RJP
Advertisements

terapi oksigen dan tata laksana jalan napas
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )
BANTUAN HIDUP DASAR PADA ORANG DEWASA
Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat
Asuhan Neonatus Resiko Tinggi Dengan Respirasi Distress Syndrom (RDS)
Assalamu’alaikum Pre Hospital Trauma
Ns. Sitti Nurchadidjah S.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
DR.R. SUHARTONO 14 September 2009
PROSES PERTUKARAN GAS Internal Mitokhondria Inspirasi Ventilasi
ADVANCED PAEDIATRIC LIFE SUPPORT PENGENALAN PADA ANAK DENGA SERIUS TRAUMA.
Sudden cardiac arrest n CPR
INITIAL ASSESSMENT.
Dr. Farida A. Soetedjo, Sp.P Bag. Ilmu Penyakit Dalam FK – UWKS 2007
BANTUAN HIDUP DASAR YULIATI, SKP,MM.
Heri Widiarso, S.Kep, Ns, MNur Bidang Perawatan RS Bethesda Yogyakarta
Penanganan kegawatdaruratan jantung pada pasien dengan metode Bls
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA OKSIGEN (OKSIGENASI)
RESUSITASI JANTUNG PARU
ASFIKSIA Oleh : dr. Irma Susanti.
Penatalaksanaan jalan napas
Hipoksia Maryunis, S.Kep. Ns. Yunis- PSIK UH.
MANAGEMENT JALAN NAFAS
OKSIGENASI Ns.Ika Kartika,S.Kep.
INITIAL ASSESSMENT.
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
BANTUAN HIDUP DASAR BHD
DR.R. SUHARTONO 14 September 2009
PENANGANAN PRAKTIS TRAUMA TORAK
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Membuka jalan napas dengan alat (OPA) atau tanpa alat
ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
Airway Management.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
BANTUAN HIDUP DASAR & RESUSITASI JANTUNG PARU
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
Pengkajian Gawat Darurat pada Pasien Dewasa
dr. Arif Dharmawan, SpB, FINACS SMF Bedah RSUD Blambangan
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
INITIAL . . Asessment Primary & Secondary Survey By Ardhiles WK.
Askep Atelektasis By: Sholihin.
Airway & Breathing Management
Henti Jantung dan CPR Ns. Mokhtar Jamil, M.Kep.
Kepatenan Jalan Napas.
Gangguan pada sistem pencernaan
Materi PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)
PENILAIAN PENDERITA.
AIRWAY AND VENTILATION MANAGEMENT
PERNAFASAN / RESPIRASI
BHD (Bantuan Hidup Dasar) atau BLS (Basic Life Support)
PROSEDUR MEMBEBASKAN JALAN NAPAS
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
Resusitasi jantung PARU (RJP ) ROSMALIANA. PURBA.S.Kep, Ns Disampaikan Oleh :
Penanggulangan Kedaruratan Nafas
BANTUAN HIDUP DASAR (RESUSITASI JANTUNG PARU)
Kpt. (KRS) Rohaidah Bakar
THERAPI OKSIGEN.
Pendahuluan Anak merupakan kelompok pasien yang unik pada pertolongan gawat darurat Mempunyai masalah dan perlakuan yang berbeda dibanding dewasa Perlengkapan.
dr. Imtihanah Amri, M.Kes, Sp.An
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD). EM AMA ET ITI = MATI Dalam istilah kedokteran dikenal dengan dua istilah untuk mati: mati klinis dan mati biologis Mati Klinis.
Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes
Human Respiratory System
NAMA KELOMPOK 1. Adam bagas 2. Hartinus alif.A. 3. Herinda nabila putri.W. 4. May citra a 5. Pandu F.
ASUHAN GAWAT DARURAT SISTEM PERNAPASAN Ns. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep. CWCCA.
AGD DINKES Prov. DKI JAKARTA. S H O C K merupakan kondisi mengancam jiwa yang terjadi saat tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang adekuat Kumpulan.
Transcript presentasi:

PRE HOSPITAL MANAGEMENT Ns. Antoni Eka Fajar Maulana,M.Kep Emergency Nursing Departement STIKES Mataram /

Lingkup Bahasan Primary Survey Secondary Survey Ambulance Protocol

Primary Survey Scene size up (safety) Airway Breathing Circulation Disability

Scene Size Up ◦Kondisi lingkungan ◦Kondisi situasi ◦Kemanan petugas ◦Keamanan pasien

Airway Upper lower

Air way blockade Penyebab umum Kehilangan tonus lidah Penumpukan cairan Benda asing Edema faring

Manifestasi Klinis Sumbatan Jalan Nafas Atas Snoring (mengorok) Gurgling ( suara kumur) Stridor Sumbatan Jalan Nafas bagian Bawah : Rale/Crepitation Wheezing Stridor

Tatalaksana Prinsipnya : Buka Bersihkan Pertahankan Metode : Manual Mekanikal Bedah

A. Tehnik Manual untuk membuka jalan nafas Chin lift (mengangkat dagu) Jaw lift / jaw trust (mengangkat rahang) Modifikasi jaw thrust (dorongan rahang)

HTCL

Cervical Collar

B. Tehnik Mekanikal untuk mempertahankan jalan nafas Oral airway Nasal airway Endotracheal tube Suction  jika sumbatan berupa cairan

1. Oral Airway Dipergunakan pada pasien yang tidak sadar ( GCS <8). Tehnik Pemasangan: Metode langsung / Tounge Blade Methode Metode tak langsung / Up Sliding methode

CARA PENGUKURAN Pilih ukuran yg sesuai tempelkan pipa oropharyngeal di wajah psn ukur dari tepi mulut sampai ke sudut mandibula

CARA PEMASANGAN

2. NASOPHARINGEAL AIRWAY Ukuran : 12F - 36F tehnik komplikasi : ◦epistaksis ◦aspirasi ◦hipoksia

3. ENDOTRACHEAL AIRWAY Ukuran : tehnik : cek balon ETT, lubrikasi 1/3 ETT bag. Distal masukkan introduser ke ETT masukkan ETT dgn menggunakan laryngoscop plester ETT dgn kuat kaji status pernapasan

Intubasi endotracheal Metode laringoskopik orotracheal Indikasi: Gagal mempertahankan atau melindungi Jalan Nafas (edema laring) Gagal dalam oksigenasi atau Ventilasi

Pemilihan ukuran pipa endotracheal Dewasa : 7-8 mm Anak 2 : kuku ibu jari jari kelingking cuping hidung

4. LMA

LMA Pro seal Fast track

C. Tehnik Bedah untuk membuka jalan nafas Indikasi Dengan memakai metode lain tidak mampu untuk mengamankan jalan nafas

Suction Penumpukan cairan  Suction Pressure  bayi mmHg anak mmHg dewasa mmHg

Breathing Usaha tubuh untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh dan membuang karbon dioksida. Proses pertukaran udara internal dalam paru dengan udara luar (atmosfer).

Breathing procces Breathing process 1. Ventilasi 2. Difusi 3. Trasportasi 4. Perfusi

Component CNS Inervasion Chest wall Pulmonal tissue (alveolus)

1. CNS Diatur oleh Pons dan MO Pars dorsalis (inspirasi, RAMP signal) Pars ventralis (inspirasi kuat) Pusat Pneumotaksik dan pusat Apnea Sinyal  chemical : hipoxic drive (Co2 and Ph) Baroreceptor periver mechanic : Stretch receptors  hering breuer reflek 2. Inervation C3 dan C4 T1 sampai T12

3. Chest wall muscle and bone 4. Pulmonal tissue/alveolus

Assessment 3M  Melihat Mendengar Merasa  Rate  Rhythm  Deep  Quality

Normal rate ◦Adult 12 – 20/min ◦Child15 – 30/min ◦Infant 25 – 50/min Rhythm ◦Regular ◦Irregular

Quality ◦Breath sounds present and equal ◦Chest expansion adequate and equal ◦Effort of breathing : use of accessory muscle predominately in infants and children Depth ◦Adequate chest rise and fall ◦Full breath sounds heard

Kapan dibutuhkan bantuan?? Henti jantung dan pernafasan ( berikan O 2 100%) Hipoksemia ( PaO 2 <59 mmHg, Sat O 2 < 90 % ) Hipotensi sistemik ( systolik < 100 mmHg ) CO rendah & asidosis metabolik (HCO 3 <18 mmol) Distres respirasi (laju nafas>24 X/menit) Anestesia (The American College of Chest Physician and National Heart, Lung, and Blood Institute)

Oxygen theraphy Dibutuhkan pada gangguan oksigenisasi Menjaga proses metabolisme Mencegah komplikasi yang disebabkan keadaan hypoxemia Method Nasal canula Simple mask NRBM Ventury mask

1. Nasal kanula ◦Flow rate = 1-6 L/mnt (O2 ± 4%/L) ◦O2 concentration = 24%-44% ◦Indikasi = pasien dengan gangguan respirasi atau oksigenasi yang minimal atau tidak ada sama sekali 2. Simple mask ◦Flow rate = 6-15 L/mnt (O2 5 – 15 %/ 2L) ◦Konsentrasi O2 = 35% - 70% ◦Indikasi = pasien yang membutuhkan konsentrasi O2 lebih tinggi dari nasal canule

3. NRBM Flow rate = 6 – 15 L /mnt Konsentrasi O2 = 60% - 100% Pasien yang membutuhkan konsentrasi oksigen yang sangat tinggi yang tidak memerlukan intubasi endotrakheal 4. Ventury mask Flow rate = 3 – 15 L/mnt Konsentrasi O2 = 24% - 50% Pasien dengan hipoksemia sedang sampai berat atau pada pasien dengan COPD

Circulation Primary concept Hearth  pump Vessel  pipe Blood  content/ water Sistem sirkulasi terkait erat dengan siste, ventilasi dan berpengaruh terhadap banyak sistem lain

Assessment Blood pressure ◦N adult S 110 – 130 mmhg ◦MAP 60 – 120/150 ◦Pp average 40 Pulse ◦N adult 60 – 100x / min ◦< 60 bradikardia ◦>100 tachykardia

Clinical apprearance ◦CRT (n < 2dtk) ◦Akral ◦Diaphoresis

Disability Otak sebagai sumber pengontrol Kekurangan O2 dan glukosa  system restart Pengebab lain  gagguan struktur  trauma, edema Penilaian  AVPU system dan GCS

Secondary Survey Overview BTLS E to H

Overview BTLS Initial assement Primary survey Secondary survey Ongoing assement

Secondary survey Part 1 (ABCD) Part 2 (E – I) Ongoing assesmet

Exposure Pada kasus trauma Identifikasi adanya jejas DOTS method ◦Deformity ◦Edema ◦Tenderness ◦Swelling

Exposure DCAP BTLS method ◦Deformity ◦Contusion ◦Abrasion ◦Penetration ◦Burn ◦Tenderness ◦Laceration ◦swelling

Full set of vital sign, five intervention and facilitate family presence Fullset of vital sign ◦Blood pressure ◦Pulse ◦Respiration rate ◦Temperature

Full set of vital sign, five intervention and facilitate family presence Five intervention ◦Oxygen ◦Pulse oksimetri ◦NGT ◦ECG monitor ◦Bowel catheter Facilitate family presence  if possible

Give comfort If possible Decrease anxiety Increase patient cooperate attitude

History taking and Head to toe examination History taking TraumaNon trauma MIVT Mechanism of injury  Acceleration, deceleration Injury sustain Velocity/victims Treatment SAMPLE Sign n symptom Allergies Medication Past medical history Last meal Event

History taking and Head to toe examination Head to toe examination ◦Focus ◦Search for any deviation ◦DCAP BTLS method

Inspect posterior surface Search for any deviation DCAP BTLS method Spinal injury Log n roll

Ambulance Protocol Komunikasi dengan Dispatcher Informasikan Kondisi Klien secara berkala Perlu penguasaan komunikasi yang baik Perlu persiapan sistem yang tepat (EMS)

Thank’s