Abortus Inkomplit Presentasi Kasus Dimas Muhammad Akbar – Dokter Pembimbing: dr. Nurul Ichsan Sp.OG.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ketuban Pecah Terlalu Dini
Advertisements

AMNIOTOMI NETTY.
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
Penjelasan visual akan proses kuret
Gangguan sistem Reproduksi
Gawat Darurat Maternal
Laporan Jaga RSCM Rabu Malam
FEVER WITHOUT SOURCE UKK INFEKSI DAN PEDIATRI TROPIK IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PERSALINAN KALA 1,2,3 DAN 4.
GATHERING BIDAN 2012 RSU PKU Muhammadiyah Gombong
Tubektomi atau Kontap Wanita Merupakan tindakan operasi Tuba falopi (saluran telur) yang menghubungkan indung telur dan rahim dipotong dan disumbat (rahim.
GRAVIDOGRAM Enong Mardiana.
Partograf Harry K Gondo SMF/ Bag Obstetri & Ginekologi
PERDARAHAN KEHAMILAN MUDA
Kebutuhan fisiologis dan psikologis pada kala I serta manajemen kala I
DETEKSI DINI KEHAMILAN ,KOMPLIKASI DAN PENYAKIT MASA KEHAMILAN ,PERSALINAN DAN NIFAS ( MASA KEHAMILAN TM I,II DAN III) ELGI SAFITRI
ASSALAMUALAIKUM KETUBAN PECAH DINI
Asrina rahman
PERDARAHAN DILUAR HAID
KELAINAN LAMANYA KEHAMILAN
KONSEP DASAR ASUHAN PERSALINAN
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DALAM MASA PERSALINAN
NAMA : OSHI ANDILA TINGKAT : II B TUGAS : ASKEB II
ABORTUS.
KOMPLIKASI DAN PENYAKIT KEHAMILAN TRIMESTER I DAN II (ABORTUS )
ABORTUS INKOMPLIT.
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT MASA PERSALINAN
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DALAM MASA PERSALINAN
ABORSI.
Merya selfa susanti .STR.Keb
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT PADA MASA KEHAMILAN TRIMESTER I,II,DAN II OLEH : ELIZA NOFRI.
ASKEB IV PUTRI IDOLA II.B.
Komplikasi dan penyakit kehamilan TM I dan II
INVERSIO UTERI & SYOK OBSTETRIC
KOMPLIKASI DAN PENYULIT KEHAMILAN TRIMESTER I, II DAN III
PROLAPSUS UTERI BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
TUGAS ASKEB II ASUHAN KEBIDANAN KALA I
Dr Tonny Ertiatno, SpOG(K)
ASKEP PADA KLIEN IBU NIFAS DENGAN RETENSIO URINE
Abortus komplit.
ASKEB IV ABORTUS Nindy kharisma zomi
Assalamu’alaikum Wr.wb
TANDA BAHAYA KEHAMILAN
Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi RSUD Purwodadi
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASUHAN KEBIDANAN KALA IV PERSALINAN BY. SULISTIYAH. S.SiT,. M.Kes
ABORSI Kelompok 4 : Hendri Kurniawan ( ) Ika Fajar O ( )
Missed abortion.
Konsep Dasar Persalinan Normal (INC) BY. SULISTIYAH. S.SiT., M.Kes
dr. Syahrir Abdurrasyid SpOG
ANTENATAL CARE (WHO - DEPKES)
Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
Perdarahan Diluar Haid
PENGERTIAN PERSALINAN
ABORTUS INKOMPLIT Pembimbing: dr. I Nyoman Nuada, Sp.OG Gusti Ngurah Hary Anantha ( ) Dicky Nanda Kharisma( ) Joice Sari Tampubolon( )
STRATEGI PENDEKATAN RISIKO
Kehamilan Beresiko.
TANDA BAHAYA KEHAMILAN
ABORTUS NAMA:INDERYETA DAUNDI NIM :AO PENGERTIAN Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS RADANG GENETALIA INTERNAL SALPINGITIS
RUPTURA SINUS MARGINALIS
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
Transcript presentasi:

Abortus Inkomplit Presentasi Kasus Dimas Muhammad Akbar – Dokter Pembimbing: dr. Nurul Ichsan Sp.OG

Case

Case (cont...)  Riwayat Penyakit HT (-), DM (-), asma (-), penyakit jantung (-), alergi obat (-)  Pemeriksaan Fisik  Inspeksi: KU baik, CM, tidak anemis  Palpasi: TFU bisa diukur (1 jari di atas simphisis pubis)  Pem. Dalam: V/U tenang, dinding vagina licin, portio mencucu, STLD (+)  Diagnosis: Abortus Imminens  Terapi: Pemeriksaan PP Test, rencana USG, pertahankan kehamilan, kendalikan KU

Case (cont...)  Pukul WIB  Anamnesis: Pasien mengeluh masih terdapat flek (+), jaringan (+)  Pemeriksaan Penunjang: USG V/U terisi cukup, cavum douglass tidak terisi cairan, tampak kesan sisa jaringan di cavum uteri  Diagnosis: Abortus inkomplit  Terapi: Kuretase, RL  Pukul WIB  Telah dilakukan kuretase (sondase 9 cm, darah 50 ml, jaringan 30 ml)  Diagnosis: Post Kuretase a/i Abortus inkomplit  Terapi:  Asam mefenamat 3 x 500Vitamin C 2 x 1  Metargin 3 x 1  Amoxicilin 3 X 500

Pemeriksaan Lab. Pemeriksaan HematologiHasilNilai Rujukan Clooting Time (CT) Bleeding Time (BT) HbsAg 5 menit 2,5 menit Negatif 2 – 6 menit 1 – 3 menit Negatif Urin RutinHasilNilai Rujukan Warna Kekeruhan Kuning Kemerahan Keruh Kuning Muda jernih PP TestPositif Golongan DarahB

Pemeriksaan Lab. (cont...) Pemeriksaan KimiaHasilNilai Rujukan Glukosa Protein Bilirubin Urobilinogen pH BJ Blood Keton Nitrit Leukosit Negatif Normal 6 1, Negatif 250 Negatif Normal 4,5 – 8 1,015 – 1,025 Negatif

Pemeriksaan Lab. (cont...) SedimenHasilNilai Rujukan Epitel Squamous Leukosit Eritrosit Silinder Kristal Bakteri 10 – – 50 Negatif < 5 Negatif DifferentialHasilNilai Rujukan Neutofil Lymphocyte Monocyte Eosinofil basofil 68 22,8 6,7 2,3 0,2 50 – – 40 2 – 8 2 – 4 0 – 1

Pemeriksaan Lab. (cont...) Pem. Darah LengkapHasilNilai Rujukan WBC RBC HGB HCT MCV MCH MCHC PLT RDW-CV RDW-SD PDW MPV P LCR 13,36 5,07 14,7 43,5 85, , ,8 39,3 8,7 8,6 15,4 5 – 10 4 – 5 12 – – – – – – ,5 – 14,5 35 – 47 9 – 13 7,2 – 11,

Case Analysis Diagnosis Definisi Faktor Risiko Klasifi- kasi Etiologi Pato- genesiis Tata- laksana

Discussion 1.Mengapa diagnosis awal dan akhir berbeda? Apakah diagnosis sudah benar?Mengapa diagnosis awal dan akhir berbeda? Apakah diagnosis sudah benar? 2.Apa saja etiologi kasus ini?Apa saja etiologi kasus ini? 3.Bagaimana patogenesis kasus ini?Bagaimana patogenesis kasus ini? 4.Apa saja penatalaksanaannya? Apakah sudah tepat pada kasus?Apa saja penatalaksanaannya? Apakah sudah tepat pada kasus? 5.Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan lab?Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan lab?

Definisi Aborsi  Terminasi kehamilan < 20 minggu, didasarkan pada tanggal hari pertama haid normal terakhir  Penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan atau berat janin kurang dari 500 gram (WHO)  > 80% aborsi terjadi dalam 12 minggu pertama dan angka tersebut kemudian menurun secara cepat pada umur kehamilan selanjutnya. Pasien datang merasa hamil 14 minggu, flek (+) sejak seminggu yang lalu, prongkol (-), jaringan (-). Pasien mengaku sudah melakukan PP Test dan hasilnya (+), belum pernah USG Riwayat Obstetri (G 2 P 1 A O )  Anak I: 1996, ♀, 3000 gr  Anak II: Hamil saat ini  HPM: UK: minggu  HPL:

Faktor Risiko  Umur  Usia aman untuk kehamilan dan persalinan  20 – 30 tahun  < 20 tahun = organ reproduksi ibu belum matur  > 30 tahun = kualitas organ reproduksi ibu berangsur-angsur menurun  Jarak hamil dan bersalin yang dekat Jarak kehamilan < 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik  Paritas ibu Anak > 4 menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah  Riwayat abortus pada kehamilan sebelumnya

Klasifikasi Abortus  Abortus spontan: Abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja  Abortus imminens (threatened abortion)  Abortus insipiens (inevitable abortion)  Abortus inkomplit  Abortus komplit  Missed abortion  Abortus habitualis (recurrent abortion)  Abortus provokatus: Abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat- obatan maupun dengan alat-alat  Abortus medisinalis/therapeutica  Abortus kriminalis

Abortus Imminens (Threatened Abortion)  Abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervaginam, ostium masih tertutup, dan hasil konsepsi masih dalam kandungan  Diagnosis klinis: Jika muncul rabas vagina yang bersemu darah atau perdarahan selama paruh pertama kehamilan.  Perdarahan biasanya terjadi lebih dulu, kemudian timbul nyeri kram perut beberapa jam atau beberapa hari kemudian  DD: Perdarahan fisiologis pada waktu haid, lesi di serviks, polip serviks, servisitis, dan reaksi desidua pada serviks, kehamilan ektopik, abortus mola  Bila terjadi robekan luas membran, pembukaan serviks, pengeluaran cairan diikuti oleh perdarahan dan nyeri, atau timbul demam  aborsi insipiens (inevitable abortion)  Terapi: tirah baring di rumah dengan analgesia. Jika perdarahan menjadi serius atau menetap, wanita yang bersangkutan perlu diperiksa ulang dan dilakukan pemeriksaan hematokrit

Abortus Inkomplit  Bila plasenta, seluruhnya atau sebagian, tertahan di uterus, tetapi janin telah keluar  Abortus inkomplit merupakan salah satu bentuk klinis dari abortus spontan maupun sebagai komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun medisinalis  Sekitar 60 % dari wanita hamil yang mengalami abortus inkomplit memerlukan perawatan rumah sakit akibat perdarahan yang terjadi (komplikasi: syok hipovolemik)  Gambaran klinis: perdarahan pervaginam derajat sedang sampai berat + kram perut bagian bawah, bahkan sampai ke punggung

Etiologi  Abnormalias kromosom  Trisomi autosom merupakan kelainan kromosom yang tersering ditemukan (52%)  trisomo 13, 16, 18, 21, dan 22  Diiukuti oleh poliplodi (21%) dan monosomi X (45,X) sebesar 13%  Infeksi Treponema pallidum, Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorhoeae, Streptococcus agalactina, virus herpes simplek, cytomegalovirus Listeria monocytogenes, Toxoplasma, Mycoplasma hominis, dan Ureaplasma urealyticum  Pengaruh endokrin Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, diabetes mellitus, dan defisiensi progesteron  Pemakaian obat-obatan, merokok, alkohol, dan konsumsi kopi yang berlebihan  Trauma fisik dan trauma emosional  Kelainan uterus  leiomioma, mioma submukosa, sinekia (sindrom Ashennan)

Patogenesis Perdarahan pada desidua basalis  nekrosis jaringan diatasnya Sebagian atau seluruh hasil konsepsi lepas dari dinding uterus Hasil konsepsi yang lepas menjadi benda asing terhadap uterus  dikeluarkan langsung atau bertahan beberapa waktu

Patogenesis (cont...)  Kehamilan < 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi korialies belum menembus desidua secara mendalam.  Kehamilan 8 – 14 minggu, villi koriales menembus desidua lebih dalam sehingga plasenta tidak dilepaskan sempurna  banyak perdarahan.  Kehamilan > 14 minggu, yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin, kemudian plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap

Penatalaksanaan  Penilaian keadaan pasien, periksa tanda-tanda syok  Penatalaksanaan abortus spontan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pembedahan  kuretase; dan medis (obat-obatan)  Teknik kuretase dengan penyedotan (aspirasi vakum) sangat bermanfaat untuk mengosongkan uterus, dilakukan dengan menyedot isi uterus menggunakan kanula yang terbuat dari bahan plastik atau metal dengan tekanan negatif. Tekanan negatif dapat menggunakan pompa vakum listrik atau dengan syringe pump 60 ml  Aspirasi vakum merupakan prosedur pilihan yang lebih aman jika dibandingkan dengan teknik kuretase tajam, digunakan pada kehamilan kurang dari 12 minggu, dapat dilakukan hanya dengan atau tanpa analgesia lokal pada serviks maupun analgesia sistemik sedang.

Penatalaksanaan (cont...)  Medikamentosa  Asam mefenamat 3 x 500  mengurangi nyeri  Metargin 3 x 1  mempertahankan kontraksi uterus untuk mengurangi perdarahan  Amoxicilin 3 X 500  antibiotik, mencegah infeksi  Vitamin C 2 x 1

Interpretasi Hasil Lab. Urin RutinHasilNilai Rujukan Warna Kekeruhan Kuning Kemerahan Keruh Kuning Muda jernih PP TestPositif Pemeriksaan KimiaHasilNilai Rujukan Blood Leukosit Negatif SedimenHasilNilai Rujukan Leukosit Eritrosit – 50 < 5 Pem. Darah LengkapHasilNilai Rujukan WBC13,365 – 10

Referensi  Leveno, K. J., et al Obstetri Williams Panduan Ringkas, Ed. 21. EGC: Jakarta  Wibowo B. Wiknjosastro GH. Kelainan dalam Lamanya Kehamilan. Dalam : Wiknjosastro GH, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. Hmu Kebidanan. Edisi 5. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2002 : hal  Manoe IMS. M., Rauf S., Usmany H. Abortus dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi, Bagian/SMF Obstetri Dan Ginekologi FKUH RSUP dr. Wahidin Sudiro Husodo, Ujung Pandang, Hal  Mochtar R. Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan dalam Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal:  Abortion. In : Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Bilstrap LC, Wenstrom KD, editors. William Obsetrics. 22 nd ed. USA : The McGraw-Hills Companies, Inc ; 2005 : p

Referensi (cont...)  Pedoman Diagnosis – Terapi Dan Bagian Alir Pelayanan Pasien, Lab/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RS Sanglah Denpasar  Ministry of Health Republic of Indonesia. Indonesia Reproductive Health Profile Available at: tive_Health__Profile_RHP-Indonesia.pdf.  Griebel CP, Vorsen JH, Golemon TB, Day AA. Management of Spontaneus Abortion. AAFP Home Page>New & Publications>Joumals>American Family Physician. October ;72;1.  Rand SE. Recurrent spontaneous abortion: evaluation and management. In: American Family Physician. December /pg_1http://www/findarticles.com/p/articles/mi_m3255/is_n8_v48/ai_ /pg_1